Audit adalah proses yang biasanya dilakukan oleh auditor yang terampil, objektif, dan adil. Tujuan audit adalah untuk memastikan bahwa data yang dinilai telah dikumpulkan dan diverifikasi sesuai dengan standar, peraturan, dan praktik terbaik yang ada.
Di bidang bisnis, fungsi audit yaitu untuk memeriksa kebenaran penyajian laporan keuangan suatu perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang dapat diterima secara hukum. Berikut informasi selengkapnya tentang apa itu audit.
Pengertian Audit
Menurut Sukrisno Agoes, audit adalah penyelidikan kritis dan sistematis yang dilakukan oleh pihak independen atas laporan keuangan, catatan keuangan, dan dokumentasi pendukung yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan untuk memberikan pendapat atas kelayakan laporan keuangan.
Sedangkan menurut Arens dan Loebbecke, aktivitas audit adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti informasi terukur tentang entitas ekonomi dengan cara yang kompeten dan tidak memihak untuk menentukan dan melaporkan bahwa informasi yang tersedia telah memenuhi standar yang ditetapkan.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa audit berarti proses pemeriksaan. Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan memeriksa segala bukti terkait informasi guna mengecek kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang sudah ditentukan perusahaan.
Tujuan Audit
Tujuan utama diadakannya audit adalah guna memastikan tidak ada kesalahan penyajian atau penipuan dalam sistem pembukuan dan tata kelola perusahaan.
Selain itu, audit juga memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:
- Kelengkapan (Completeness), untuk memastikan bahwa setiap transaksi didokumentasikan atau dimasukkan ke jurnal.
- Akurasi (Accuracy), yakni memastikan bahwa transaksi yang ada dan perkiraan saldo dicatat berdasarkan jumlah, perhitungan, klasifikasi, dan pencatatan yang benar.
- Eksistensi (Existence), untuk mengonfirmasi bahwa semua aset dan kewajiban yang terdokumentasi tersebut ada atau terjadi pada tanggal tertentu, serta memastikan bahwa semua transaksi yang tercatat adalah aktual dan tidak ada kecurangan.
- Penilaian (Valuation), untuk memastikan penerapan standar akuntansi yang diakui secara umum.
- Klasifikasi (Classification), untuk memverifikasi bahwa transaksi yang dicatat ke dalam jurnal dikategorikan dengan tepat. Jika berkaitan dengan saldo rekening nasabah, maka angka-angka yang tercatat dalam akun nasabah telah dikategorisasikan secara akurat.
- Cut-Off, untuk memastikan bahwa transaksi yang mendekati tanggal neraca dilaporkan dalam periode akuntansi yang relevan. Menjelang akhir periode akuntansi adalah waktu paling rentan terjadinya kesalahan transaksi.
- Penyingkapan (Disclosure), untuk menjamin bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan terkait dilaporkan dan dijelaskan secara wajar dalam laporan keuangan dan isi laporan serta catatan kaki.
Jenis Audit Menurut Pemeriksaannya
Ada berbagai macam audit dalam dunia bisnis. Berikut adalah jenis-jenis audit berdasarkan pemeriksaannya.
1. Audit Internal
Audit internal adalah proses evaluasi yang sistematis dan objektif yang dilakukan oleh auditor di dalam perusahaan (internal). Auditor biasanya merupakan karyawan atau individu yang sudah bekerja untuk perusahaan tersebut. Auditor haruslah seseorang yang objektif dan kebal terhadap pengaruh orang lain dalam perusahaan, tetapi mereka juga perlu melapor kepada atasan mereka.
Biasanya, jenis audit internal juga berfokus pada masa depan dengan meningkatkan hasil evaluasi dan menetapkan metode yang lebih baik.
Tujuan audit internal adalah mendukung manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan menawarkan analisis, evaluasi, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang dilakukan oleh manajemen. Hal ini dimaksudkan guna mengurangi risiko dan penyalahgunaan dana, termasuk penggelapan.
2. Audit Eksternal
Berbeda dengan audit internal, jenis audit eksternal merupakan penilaian ulang yang dilakukan oleh individu atau lembaga independen dari luar manajemen perusahaan. Prosedur ini mencoba menghilangkan bias dari tinjauan situasi keuangan perusahaan.
Selain itu, tindakan ini dapat membantu pemangku kepentingan dalam menganalisis dan mengambil keputusan mengenai bisnis yang diaudit. Biasanya, laporan auditor eksternal menyertakan opini atas keakuratan laporan keuangan.
Selain itu, terdapat surat manajemen yang berisi pemberitahuan tentang peningkatan yang dapat dilakukan perusahaan di masa mendatang.
Baca Juga: Akuntansi Keuangan: Pengertian, Fungsi, Standar, dan Contohnya
Tahapan Pelaksanaan Audit
Proses audit memiliki beberapa tahapan, di antaranya sebagai berikut.
1. Penerimaan materi
Pertama-tama, tahapan audit adalah penerimaan materi. Sebelum proses pemeriksaan dilakukan, biasanya ada kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Sehingga, pada tahap ini, klien akan diberikan penjelasan tentang pekerjaan auditor dan kondisi kontrak yang harus ditandatangani. Selanjutnya, klien akan menyerahkan rekening keuangannya kepada auditor untuk melakukan prosedur audit sesuai dengan tanggung jawab mereka.
Persiapan audit meliputi pelatihan pekerja dan memastikan bahwa semua catatan dan dokumentasi lengkap.
2. Perencanaan dan Persiapan
Selanjutnya adalah tahap perencanaan dan persiapan. Tergantung pada ruang lingkup audit, proses ini seringkali dapat diselesaikan dalam satu hari atau seminggu.
Sebelum melaksanakan prosedur berikut, auditor harus memiliki pemahaman menyeluruh tentang hal-hal di bawah ini:
- Memahami sektor bisnis klien
- Melakukan operasi analitis
- Menentukan materialitas dan alokasi risiko
- Memahami struktur pengendalian internal dan menilai risiko
- Mengembangkan strategi dan program audit
3. Eksekusi Auditing
Setelah perencanaan, maka langkah selanjutnya dalam audit adalah eksekusi. Biasanya, auditor menyelesaikan auditing dengan mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi, utamanya menilai persyaratan pengendalian internal organisasi.
Selama fase ini, auditor akan melakukan wawancara, menganalisis dokumen, dan melakukan tugas lain agar sampai pada kesimpulan audit.
4. Pelaporan
Tahap selanjutnya dari prosedur audit adalah pelaporan. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi antara auditor dengan pihak lain, sehingga tidak boleh dibuat sewenang-wenang oleh auditor.
Ada unsur-unsur tertentu yang harus disediakan oleh auditor dalam laporan ini. Seperti jenis opini, jasa perusahaan, objek, ruang lingkup, dan tujuan audit. Laporan ini juga mencakup penilaian auditor dan rekomendasi untuk koreksi kesalahan.
5. Audit korektif
Fase penutup dari tahapan audit adalah fase korektif. Laporan lengkap memerlukan tindakan korektif dan preventif. Tindakan ini mencakup penanganan temuan audit atas kegagalan atau kekurangan.
Selain itu, tindakan pencegahan diambil pada tahap ini untuk mencegah terjadinya unsur-unsur yang dapat menyebabkan kegagalan bisnis di masa depan.
Baca juga: Gambaran Tugas Staff Finance Perusahaan – KitaLulus
Standar Pelaksanaan Audit
Dalam audit keuangan, ada beberapa kriteria dan acuan yang harus Anda perhatikan. Berikut penjelasannya.
1. Standar Umum
Standar umum mengatur keahlian, pendidikan berkelanjutan, independensi, dan kemampuan profesional auditor. Berikut ini adalah beberapa standar umum yang harus diperhatikan oleh auditor:
- Audit harus dilakukan oleh satu individu atau lebih yang memiliki pengetahuan teknis dan pelatihan yang memadai sebagai auditor, bukan hanya akuntan.
- Seorang auditor harus mampu bertindak secara profesional dan objektif dalam segala hal yang menyangkut hubungan kerja, tanpa memihak dan tanpa kecurigaan adanya kolusi.
- Auditor harus mempertahankan kesadaran akan semua hal yang terkait dengan perikatan dan independensi.
- Auditor diharuskan menggunakan keterampilan profesional mereka saat melakukan audit atas operasi pelaporan dengan hati-hati dan presisi.
- Pemeriksaan harus dilakukan oleh pihak yang berpengetahuan cukup sebagai auditor, bukan hanya akuntan.
2. Standar Lapangan
Standar lapangan mengawasi prosedur audit untuk pekerjaan lapangan. Prosedur ini merupakan jenis yang lebih khusus, karena melibatkan kinerja audit di lapangan. Dalam menerapkan standar ini, auditor harus memperhatikan prosedur berikut:
- Efektivitas operasi lapangan sangat bergantung pada proses perencanaan. Oleh karena itu, semua pekerjaan harus diatur dengan cermat.
- Pengungkapan laporan keuangan harus memadai, kecuali ditentukan lain dalam laporan auditor.
- Jika laporan keuangan perusahaan disusun secara tidak konsisten, laporan auditor harus memberikan penjelasan dan rekomendasi perbaikan.
- Laporan audit harus memuat pernyataan atau pendapat mengenai laporan keuangan yang dievaluasi.
Baca Juga: Manajemen Keuangan Perusahaan: Tujuan, Fungsi, dan Prinsipnya
Contoh Laporan Audit
Untuk menambah pemahaman Anda mengenai audit, berikut KitaLulus berikan contoh laporan audit internal dan eksternal.
Contoh Laporan Audit Internal
Contoh Laporan Audit Eksternal
Demikian penjelasan mengenai apa itu audit secara lengkap. Agar proses audit lancar, perusahaan haruslah memiliki akuntan yang kredibel dan berpengalaman dalam menyusun laporan.
Apakah bisnis Anda sudah memiliki akuntan yang ahli untuk menempati posisi tersebut? Kalau belum, segera rekrut karyawan terbaik melalui KitaLulus.
Hingga saat ini, platform KitaLulus telah dipercaya oleh lebih dari 1 juta pelamar dan 50 ribu perusahaan. Prosesnya mudah, Anda cukup isi formulir untuk memposting iklan lowongan kerja, selanjutnya tim Kitalulus akan membantu hingga iklan ditayangkan.
Yuk segera pasang loker Anda secara gratis di KitaLulus!