Customer pain point– Pernahkah Anda mendengar istilah customer pain point? Dalam dunia bisnis, istilah ini digunakan untuk menggambarkan masalah spesifik yang dialami oleh calon pelanggan.
Namun sayangnya, tidak semua pelanggan bisa melihat dan menyadari customer pain point yang mereka rasakan. Lalu bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut? Apa yang harus Anda lakukan ketika menghadapi hal ini? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
BACA JUGA: Mengenal Benchmarking, Tujuan, Jenis, Contoh, dan Cara Melakukannya
Pengertian Customer Pain Point
Apa itu customer pain point? Seperti yang disebutkan sebelumnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan beberapa masalah spesifik yang dialami oleh calon pelanggan Anda.
Jenis masalahnya pun tidak hanya satu, melainkan ada beberapa. Pada prakteknya, produk dan/atau jasa yang Anda keluarkan bisa membantu mengidentifikasi dan memberikan solusi atas masalah customer pain point ini.
Jika disederhanakan, pengertian customer pain point adalah beragam masalah yang dialami oleh pelanggan dalam berbagai aspek.
Pada dasarnya, ada empat kategori utama yang bisa menyebabkan adanya customer pain point, yaitu:
- Keuangan: ketika pelanggan merasa terlalu mengeluarkan banyak uang untuk mencari solusi atau produk dan disaat yang bersamaan ingin mengurangi pengeluaran.
- Produktivitas: ketika pelanggan merasa mereka terlalu menghabiskan banyak waktu untuk menggunakan solusi atau produk. Atau ketika pelanggan ini menggunakan waktu mereka secara efisien.
- Proses: ketika pelanggan ingin meningkatkan proses internal mereka secara efisien.
- Dukungan: ketika pelanggan merasa tidak mendapatkan dukungan atau bantuan yang dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu atau selama proses penjualan berlangsung.
Dari keempat kategori di atas, tentu Anda menyadari bahwa sangat penting untuk bisa mengidentifikasi customer pain point untuk kelangsungan proses penjualan dan pemasaran usaha Anda.
Keempat kategori di atas bisa membantu Anda memikirkan cara untuk menempatkan produk dan/atau jasa yang dipasarkan sebagai sebuah bentuk solusi kepada para pelanggan dan apa yang dibutuhkan untuk membuat mereka tetap merasa puas.
Cara Identifikasi Customer Pain Point
Lalu bagaimana cara identifikasi customer pain point? Mungkin beberapa dari pelanggan Anda bisa merasakan masalah yang sama. Namun perlu diketahui bahwa, akar masalah tersebut bisa saja berbeda.
Cara identifikasi customer pain point yang paling tepat adalah dengan menggunakan penelitian kualitatif. Mengapa? Sebab, dengan penelitian ini Anda bisa menanyakan tanggapan pelanggan dengan pertanyaan yang terbuka.
Mengapa? Sebab, dengan penelitian ini Anda bisa menanyakan tanggapan pelanggan dengan pertanyaan yang terbuka.customer pain point yang paling tepat adalah dengan menggunakan penelitian kualitatif. Mengapa? Sebab, dengan penelitian ini Anda bisa menanyakan tanggapan pelanggan dengan pertanyaan yang terbuka.
Hal ini karena masalah customer pain point bersifat subjektif. Seperti yang disebutkan sebelumnya, meskipun ada masalah yang sama, akar dari masalah tersebut bisa saja berbeda.
Cara identifikasi customer pain point ini bisa dilakukan dengan dua sumber informasi utama, yaitu, pelanggan Anda sendiri dan tim penjualan. Lalu apa yang harus dilakukan? Anda bisa mulai dengan mendengarkan ‘keluh kesah’ pelanggan.
Anda bisa mengadakan grup diskusi untuk mengetahui hal tersebut. Minta pelanggan untuk menyampaikan tanggapan mereka secara terbuka dan jujur terkait apa yang mereka rasakan terhadap produk dan/atau jasa yang digunakan selama ini.
BACA JUGA: Personal Selling: Pengertian, Tujuan, Proses, Jenis, & Contohnya
Cara Menyelesaikan Customer Pain Point
Setelah Anda berhasil mengidentifikasi masalah customer pain point, sekarang saatnya Anda mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Umumnya, masalah yang dihadapi pelanggan tidak hanya satu, tapi ada banyak sekali.
Namun Anda bisa menggunakan empat kategori yang sudah disebutkan sebelumnya sebagai dasar untuk cara menyelesaikan masalah customer pain point. Terutama bagi Anda yang bergerak di industri penjualan.
Pengalaman pelanggan menjadi kunci utama untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang Anda temukan. Berikut beberapa cara menyelesaikan customer pain point yang bisa Anda lakukan berdasarkan empat kategorinya:
1. Masalah Keuangan
Contoh customer pain point yang pertama dan paling umum adalah masalah keuangan atau financial pain point. Seperti yang kita ketahui, pelanggan tentu akan memperhatikan harga, nilai, dan potensi dari produk yang dibeli agar bisa berhemat.
Mungkin pernah terlintas di benak Anda bahwa untuk memenangkan persaingan, Anda harus memasang harga termurah dibandingkan kompetitor. Namun nyatanya, harga termurah tidak bisa menjamin pelanggan akan membeli produk Anda.
Ada faktor lainnya yang bisa membantu Anda menyelesaikan masalah customer pain point untuk kategori keuangan ini, seperti:
- Umur produk: pelanggan tentu akan berusaha untuk bisa menghemat pengeluaran. Sehingga mereka akan berpikir butuh waktu berapa lama untuk bisa membeli produk yang kedua.
- Harga Produk: umumnya pelanggan lebih menyukai harga murah dan membeli beberapa produk dibandingkan membeli satu produk berukuran besar dengan harga mahal.
- Pembelian Ulang: ada dua jenis pelanggan. Yaitu yang mengutamakan kenyamanan dan biaya. Mereka yang mengutamakan kenyamanan umumnya akan membeli produk sekali pakai dengan pembelian ulang berkali-kali. Sedangkan mereka yang mengutamakan biaya akan mencari opsi untuk produk yang bisa digunakan berkali-kali.
- Kualitas: ada harga, tentu ada kualitas. Umumnya pelanggan mencari produk yang lebih murah tetapi memiliki kualitas yang sama dengan produk yang lebih mahal. Namun ada juga yang tetap memilih produk mahal dengan kualitas tinggi.
Menekan biaya adalah salah satu cara menyelesaikan masalah customer pain point yang bisa Anda lakukan. Mengapa? Sebab dalam dunia bisnis, terutama industri penjualan, mendengar dan mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggan adalah hal penting.
Namun, jika Anda merasa khawatir dengan kompetitor, maka Anda bisa membuktikan kepada pelanggan nilai yang tepat pada produk. Dengan cara ini pelanggan akan memilih produk Anda.
2. Masalah Produktivitas
Masalah produktivitas umumnya terjadi karena pelanggan menghindari untuk menghabiskan waktu terlalu lama ketika mencari apa yang mereka butuhkan. Terutama bagi mereka yang memiliki mobilitas tinggi dan kesibukan yang padat.
Contoh customer pain point untuk kategori ini adalah makanan cepat saji atau fast food. Mengapa? Dalam hal ini, pelanggan yang memiliki kesibukan lebih memilih memesan makanan yang bisa didapatkan dalam waktu cepat dibandingkan harus duduk lama menunggu pesanan dibuat atau memasak di rumah.
Cara menyelesaikan masalah customer pain point untuk kategori ini adalah memberikan sebuah solusi yang bisa menyeimbangkan waktu, kemudahan, dan kenyamanan sebagai jawaban dari masalah ini.
3. Masalah Proses
Masalah proses terjadi ketika pelanggan ingin mencari lebih lanjut terkait produk yang diinginkan, namun tidak ingin menghabiskan waktu terlalu lama untuk mencari review produk.
Contoh customer pain point untuk masalah ini adalah ketika pelanggan baru ingin membeli produk Anda, tetapi masih ragu. Sementara jika ia mencari review di internet, membutuhkan waktu yang lama.
Lalu bagaimana cara menyelesaikan masalah customer pain point ini? Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah buat merek Anda terlihat. Artinya, Anda membutuhkan SEO untuk menjadikan produk bisa terlihat dan berada di posisi puncak.
Kemudian, Anda bisa menggunakan fitur iklan yang disediakan. Fitur iklan memungkinkan produk Anda bisa menjangkau lebih banyak target pelanggan. Sehingga merek produk Anda bisa lebih dikenal masyarakat.
4. Masalah Dukungan
Satu lagi customer pain point yang umum terjadi adalah masalah dukungan. Kategori ini sebenarnya lebih ke masalah customer service. Artinya, pelanggan membutuhkan dukungan atau bantuan ketika menghadapi masalah.
Contoh customer pain point dalam masalah ini adalah ketika pelanggan tidak bisa melakukan proses check out, atau kendala lainnya ketika ingin melakukan transaksi. Tentunya mereka akan menghubungi customer service sebagai solusi pertama yang dipikirkan.
Cara menyelesaikan masalah customer pain point untuk masalah ini adalah dengan memberikan bantuan secara real time. Artinya ketika pelanggan menghubungi customer service, maka Anda harus menanggapinya dengan cepat.
Memberikan solusi dengan cepat, menanggapi keluhan pelanggan dengan sigap, membuktikan bahwa Anda memberikan bantuan customer service yang dibutuhkan. Sehingga pelanggan tidak akan kehilangan rasa percayanya.
Selain bantuan dari customer service, Anda juga bisa menggunakan AI atau chat bot untuk menanggapi keluhan pelanggan dengan cepat.
Demikianlah penjelasan terkait customer pain point, cara mengidentifikasinya, dan beberapa cara menyelesaikannya yang bisa Anda lakukan. Bagaimana, sudah siap mengidentifikasi customer pain point dan menerapkan solusinya di perusahaan Anda?
Apabila perusahaan Anda membutuhkan karyawan untuk divisi sales dan marketing, Anda bisa menaruh informasi pekerjaan di KitaLulus. Tahukah Anda bahwa, KitaLulus sudah beroperasi di banyak kota? Seperti di Jabodetabek, Bandung, Gowa, Makassar, Medan, Semarang, dan Surabaya.
Segera daftarkan diri Anda untuk memasang iklan lowongan kerja di KitaLulus secara gratis dan dapatkan kandidat tim dengan #LebihMudah!