Industri manufaktur adalah salah satu sektor industri yang mampu menggerakan perekonomian negara. Di mana industri ini berfokus pada aktivitas produksi dari bahan mentah atau setengah jadi menjadi barang jadi dengan nilai ekonomi.
Mari kenali lebih jauh mengenai industri ini di dalam artikel KitaLulus!
Apa Itu Industri Manufaktur
Industri manufaktur adalah industri yang bergerak dan berfokus untuk mengolah bahan mentah atau setengah mentah menjadi bahan jadi dengan bantuan mesin dan SDM dan proses produksi yang terstruktur.
Menurut U.S Bureau Of A Labor Statistics, sektor industri manufaktur adalah usaha mulai dari transformasi mekanis, fisik, dan kimia dari bahan, zat, atau komponen menjadi sebuah produk baru.
Sedangkan, pengertian industri manufaktur dalam konteks ekonomi adalah proses mengubah bahan mentah menjadi produk dengan menambahkan nilai dalam tahap perakitan.
Di Indonesia, industri manufaktur memainkan peranan penting, di mana industri ini mampu memberikan kontribuksi Produk Domestik Bruto (PBD) nasional sebesar 20% dan berada di posisi lima di antara negara G20.
Perkembangan Industri Manufaktur di Indonesia
Industri manufaktur di Indonesia terbilang industri yang mampu terus berkembang, hal ini bisa sama-sama kita lihat dari laporan Trading Economics, di mana selama tahun 2022 tercaatat industri manufaktur Indonesia mampu mencatatkan Purchasing Managers Index (PMI) yang stabil. Bahkan angkanya melebihi rata-rata dunia, yaitu di atas 50.
Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa sektor industri di Indonesia mengalami utilitas yang baik dan ekspansif. Ini juga bisa kita lihat dari pertumbuhan di sektor industri ini yang mencapai 5,47% pada triwulan I tahun 2022. Angka ini melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,01% pada saat ini.
Berbagai capaian ini menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur punya peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan kontribusi signifikan karena mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Jenis Industri Manufaktur
Jenis industri manufaktur dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu berdasarkan fungsi dan strategi produksinya. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Berdasarkan Fungsi
Bila dilihat dari fungsinya, terdapat beberapa jenis di dalamnya, yaitu:
A. Industri Manufaktur Primer
Industri manufaktur primer memiliki tanggung jawab untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan yang memiliki nilai tambah atau produk jadi yang siap digunakan.
Produk yang dihasilkan oleh sektor ini sering kali menjadi bahan mentah bagi perusahaan lain dalam pembuatan berbagai produk. Contoh industri ini meliputi sektor perhutanan, perikanan, pertanian, dan pertambangan.
B. Industri Manufaktur Sekunder
Sektor ini mencakup beragam kegiatan dan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu industri ringan, industri berat, dan industri berteknologi tinggi.
Jenis ini terlibat dalam produksi barang konsumen, sedangkan industri berat cenderung memiliki skala dan modal besar.
Sebagai contoh, industri peleburan atau pemurnian termasuk dalam kategori industri sekunder. Sebaliknya, industri manufaktur berteknologi tinggi lebih mengandalkan penelitian dan pengembangan, serta memerlukan investasi modal yang signifikan.
C. Industri Manufaktur Tresier
Industri manufaktur tersier melibatkan sektor jasa di dalam industri, yang mencakup kegiatan seperti distribusi, transportasi, dan penjualan barang. Contoh dari sektor ini termasuk perusahaan transportasi dan perusahaan ekspedisi barang.
2. Berdasarkan Strategi Produksinya
Kelompok industri kedua dibedakan berdasarkan strategi produksinya, ada pun sebagai berikut ini:
1. Make to Stock (MTS)
Pendekatan MTS (Make-to-Stock) merupakan strategi konvensional di mana perencanaan produksi didasarkan pada informasi penjualan masa lalu untuk memproyeksikan kebutuhan konsumen dan merencanakan produksi sebelumnya.
Namun, kekurangan strategi ini terletak pada penggunaan data manual untuk meramalkan permintaan di masa depan, yang dapat meningkatkan risiko ketidakakuratan.
Dampaknya, produsen mungkin mengalami masalah stok yang berlebihan atau kekurangan persediaan.
2. Make to Order
Pendekatan make-to-order membolehkan pelanggan untuk memesan produk yang telah disesuaikan dan diproduksi sesuai dengan spesifikasi yang mereka inginkan. Produksi dimulai setelah menerima pesanan, yang dapat meningkatkan waktu tunggu bagi pelanggan.
Meskipun demikian, strategi ini efektif mengurangi risiko persediaan berlebih, karena produk hanya diproduksi sejalan dengan permintaan yang aktual.
3. Make to Assemble
Strategi MTA adalah gabungan dari pendekatan MTS dan MTO. Produsen menyimpan komponen dasar produk berdasarkan proyeksi permintaan, tetapi perakitan dilakukan setelah menerima pesanan dari pelanggan.
Dengan demikian, pelanggan memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan produk dan menerima pesanan lebih cepat karena komponen dasar telah tersedia.
Meskipun demikian, jika pesanan tidak terjadi, ada risiko bagi produsen untuk memiliki stok suku cadang yang tidak terpakai.
Baca Juga: 14 Jenis Industri Kreatif dan Peluangnya di Indonesia, Seperti Apa?
Contoh Industri Manufaktur
Secara umum, perusahaan yang bergerak dalam sektor manufaktur dikenal dengan pabrik yang di dalam proses produksinya menggunakan mesin yang dioperasikan oleh tenaga dan peralatan penanganan material.
Terdapat banyak sekali contoh dari industri manufaktur yang ada di tengah-tengah kita, berikut contohnya.
1. Industri Metalurgi
Ini adalah sektor manufaktur yang berkonsentrasi pada proses pengolahan, penyulingan, dan produksi logam, menghasilkan bahan besi dan baja dalam jumlah besar sebagai bahan baku yang diperlukan di pasar.
2. Industri Teknik
Industri ini sangat bergantung kepada industri metalurgi. Ada pun beberapa produk dari industri teknik seperti mesin industri, peralatan transportasi, peralatan listrik.
3. Industri Tekstil
Industri tekstil, yang telah eksis sejak abad ke-11, termasuk dalam industri yang memiliki sejarah panjang. Fokus utama dari industri ini adalah mengolah serat kain, bulu binatang, atau kapas menjadi benang.
4. Industri Pangan
Masuk dalam ranah industri yang bersifat ringan, kegiatan ini melibatkan proses produksi yang mengubah bahan mentah menjadi makanan yang siap dikonsumsi, seperti pengolahan kedelai menjadi tempe atau tahu.
5 Industri Kimia
Industri bahan kimia memiliki peran krusial dalam aktivitas ekonomi karena terlibat dalam berbagai aspek, termasuk produksi bahan pengobatan dan bahan lainnya.
Industri kimia dibagi menjadi tiga kategori, yakni sektor yang memanfaatkan endapan mineral atau produk sampingan, industri obat-obatan, dan petrokimia.
Karyawan yang Dibutuhkan di Industri Manufaktur
Selain bergantung pada mesin, kelancaran operasional industri manufaktur juga tidak lepas dari SDM yang ada di dalamnya. Berikut ini karyawan apa saja yang dibutuhkan di industri manufaktur.
1. Operator Produksi: Karyawan ini bertanggung jawab untuk mengoperasikan mesin produksi dan memastikan bahwa proses berjalan dengan lancar.
2. Manajer Produksi: Bertanggung jawab dalam memimpin tim produksi, merencanakan produksi, dan memastikan target produksi tercapai.
3. Logistik: Karyawan ini bertanggung jawab untuk manajemen inventaris, pengiriman, dan penyimpanan produk jadi.
4. Pengawas Produksi: Mengawasi dan memimpin tim produksi dalam menjalankan tugas mereka.
5. HRD: Mengelola aspek-aspek sumber daya manusia, termasuk rekrutmen, pelatihan, dan manajemen kinerja.
Sekarang, Anda sudah lebih paham mengenai industri manufaktur dengan segala jenis, contoh, serta karyawan yang ada di dalamnya.
Saat ini, kebutuhan karyawan di industri manufaktur sudah bisa Anda temukan dengan cara yang lebih mudah yaitu pasang loker di KitaLulus.
Pasang loker di KitaLulus memungkinkan Anda untuk menemukan karyawan dengan cepat dan tepat. Pemasangan loker juga mudah karena akan dibantu oleh tim KitaLulus!