Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan kembali bahwa ekonomi global akan mengalami resesi tahun 2023. Perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung menjadi katalis untuk hal ini. Tapi apa sebenarnya resesi ekonomi global itu?
Dalam arti sederhana, resesi ekonomi adalah keadaan menurunnya aktivitas ekonomi di suatu negara. Menurut kutipan dari situs Otoritas Jasa Keuangan, resesi dibuktikan dengan tanda-tanda produk domestik bruto atau PDB negatif, tingkat pengangguran meningkat, dan pertumbuhan ekonomi riil negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Lantas apa yang harus kita lakukan guna mengantisipasi hal tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini.
Apa itu Resesi Global?
Resesi ekonomi merupakan penurunan tajam dalam kegiatan ekonomi selama periode stagnasi yang berkepanjangan, berlangsung dari bulan ke tahun, dan apabila terjadi di banyak negara maka disebut sebagai resesi global.
Resesi global memicu laba perusahaan menurun, tingkat pengangguran mencuat, dan bahkan kebangkrutan ekonomi di banyak negara.
Resesi umumnya dimulai ketika ekonomi mengalami pertumbuhan negatif di dua kuartal berturut-turut. Akibat pandemi Covid-19, terjadi resesi global pada tahun 2020 yang mengakibatkan hilangnya pekerjaan dan berkurangnya lapangan kerja. Sehingga, roda perekonomian macet tanpa aktivitas dan pergerakan manusia.
Penyebab Resesi Global
Akar dari resesi adalah hal-hal yang terkait dengan faktor ekonomi dan teknologi. Berikut penjelasan lengkap penyebab resesi global.
1. Guncangan Ekonomi
Guncangan ekonomi yang tidak terduga seperti epidemi Covid-19 menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap resesi. Hal ini ditandai dengan daya beli masyarakat yang rendah karena kesulitan keuangan.
Guncangan ekonomi dapat mengakibatkan resesi global utama seperti hutang yang ditanggung oleh negara. Hutang yang terlalu banyak bisa menyebabkan negara peminjam tidak sanggup untuk melunasinya.
2. Inflasi
Inflasi merupakan faktor kedua dalam resesi ekonomi. Pandemi Covid-19 menyebabkan resesi global pada tahun 2020. Sekarang, resesi disebabkan oleh inflasi yang berlebihan sebagai akibat dari melonjaknya biaya komoditas energi.
Inflasi adalah situasi kenaikan harga barang dan jasa dalam waktu yang lama. Daya beli konsumen berkurang dikarenakan inflasi yang berlebihan. Namun, output produk dan jasa juga akan menurun. Hal ini termasuk dalam kategori berbahaya karena akan menyebabkan pengangguran, kemiskinan, dan resesi.
Baca juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, Jenis, dan Rumus Menghitungnya
3. Suku Bunga Melonjak
Bank sentral menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap kenaikan inflasi. Yang menjadi masalah, kedua faktor ini akan menyebabkan resesi karena daya beli yang lemah justru akan memperburuk ekonomi.
Suku bunga tinggi diperlukan untuk mempertahankan nilai mata uang, namun hal itu membuat nasabah peminjam stres dan menimbulkan kredit macet. Perbankan bisa bangkrut jika terjadi secara besar-besaran.
4. Deflasi
Resesi ekonomi juga dapat disebabkan oleh deflasi. Hal tersebut ditandai dengan penurunan biaya produk atau jasa. Awalnya, deflasi mungkin tampak dapat meningkatkan daya beli masyarakat, tetapi jika terlalu sering terjadi, maka akan merugikan pemasok produk dan jasa.
Jika harga terus menurun, konsumen berpikiran untuk menunda pembelian dan menunggu harga terendah. Dalam kasus seperti itu, daya beli melemah dan produksi akan menurun. Ekonomi runtuh ketika masyarakat dan perusahaan berhenti membelanjakan uang.
5. Perkembangan Teknologi
Sektor ekonomi bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap kemerosotan ekonomi, melainkan ada juga faktor pendukung yaitu teknologi.
Diyakini bahwa revolusi industri akan mengarah pada penghapusan tenaga kerja manusia dan diganti oleh robot dan kecerdasan buatan (AI). Jika ini terjadi, resesi tidak dapat dihindari dan banyak orang bisa kehilangan pekerjaan.
Tanda Resesi Global
Mari kita pelajari tanda-tanda resesi global setelah memahami definisi dan penyebabnya. Indikator tanda-tanda resesi ekonomi meliputi:
1. Pertumbuhan Ekonomi yang Negatif
Resesi ekonomi, seperti yang didefinisikan di atas, terjadi ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara negatif selama dua kuartal berturut-turut. Secara umum, ketidakstabilan investasi, konsumsi, pendapatan nasional, pengeluaran, dan ekspor-impor berdampak pada keadaan ini. Resesi sulit dihindari jika hal itu terjadi.
2. Ekspor Lebih Kecil Dibandingkan Impor
Keseimbangan ekspor-impor berdampak pada perkembangan ekonomi suatu negara. Ketika impor melebihi ekspor, hal ini bisa menjadi peringatan penurunan ekonomi.
Sebuah negara akan menghadapi bahaya defisit anggaran ketika aktivitas impor lebih banyak dibanding ekspor. Bila itu terjadi, pendapatan nasional akan turun dan resesi tak dapat dihindari.
3. Pengurangan Lapangan Pekerjaan
Melemahnya perekonomian suatu negara ditunjukkan dengan hilangnya lapangan kerja, sehingga pengangguran meningkat. Dampak lanjutannya yaitu tingkat kriminalitas juga akan meningkat. Alhasil, investor menjadi kurang percaya untuk menanamkan investasi.
4. Produksi dan Konsumsi Tidak Seimbang
Resesi ekonomi juga ditandai dengan ketidakseimbangan dalam produksi dan konsumsi. Stok barang akan bertambah jika produksi tinggi. Sementara itu, konsumsi yang lebih banyak dibanding produksi akan memaksa negara untuk mengimpor banyak barang dari luar.
Oleh karena itu, kondisi produksi dan konsumsi yang tidak seimbang dapat mengakibatkan kenaikan biaya dan penurunan pendapatan bagi perusahaan domestik. Kondisi ini tentu memicu resesi.
Baca juga: Apa Itu Deadweight Loss? Ini Penyebab dan Cara Hitungnya
Dampak Resesi Global
Resesi tentu akan berdampak pada pemerintah, perusahaan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Adapun dampak resesi global adalah sebagai berikut.
1. Dampak Resesi Ekonomi terhadap Pemerintah
Sebagai akibat dari resesi, penerimaan negara dari pajak dan sumber lainnya akan menurun. Hal ini dikarenakan menurunnya pendapatan masyarakat yang nantinya menyebabkan penurunan nilai properti. Sehingga, PPN yang harus disetor ke APBN juga rendah.
Ketika tingkat pengangguran meningkat, pemerintah harus menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin meski pendapatan negara menurun. Akibatnya, pinjaman ke bank internasional akan melonjak.
Selain itu, pembangunan masih harus terus digenjot di sejumlah bidang pemerintahan, termasuk menjaga kesejahteraan rakyat. Dampak puncaknya adalah defisit anggaran dan utang publik yang signifikan karena penurunan pengumpulan pajak dan peningkatan pembayaran kesejahteraan.
2. Dampak Resesi untuk Perusahaan
Selama resesi, perusahaan berpotensi bangkrut. Daya beli masyarakat menurun dan pendapatan korporasi akan lebih rendah selama krisis ekonomi terjadi. Tentunya arus kas yang stabil akan terancam.
Pilihan perusahaan untuk menghindari kebangkrutan adalah ikut serta dalam perang harga. Dengan mengambil tindakan ini, keuntungan akan berkurang, sehingga harus ditambal dengan mengurangi jumlah karyawan. Untuk mengurangi biaya operasional, perusahaan biasanya menutup divisi yang kurang menguntungkan.
3. Dampak pada Pekerja
Selama resesi, banyak karyawan harus diberhentikan guna menutup divisi yang kurang menguntungkan dan mengurangi biaya operasional.
Ketika ada banyak PHK, pengangguran akan meningkat. Padahal, di tengah kondisi ekonomi yang lesu, kebutuhan pokok tetap dibutuhkan. Di sisi lain, ketika resesi melanda, pekerja yang tidak diberhentikan kemungkinan menghadapi pengurangan gaji dan fasilitas lainnya.
Cara Mengantisipasi Resesi Global
Setelah menyadari dampaknya, Anda harus belajar bagaimana perusahaan Anda dapat menghindari krisis keuangan. Alasannya, banyak industri yang menganggap kemerosotan ekonomi itu sangat menakutkan.
Berikut adalah beberapa cara untuk menghindari krisis keuangan atau resesi:
1. Belanja dalam Jumlah Besar
Metode terbaik untuk mengantisipasi resesi adalah dengan meningkatkan daya beli melalui pembelian dalam jumlah besar. Untuk memerangi kemungkinan resesi, pemerintah harus berbelanja besar-besaran dengan harapan dapat meningkatkan permintaan domestik dan mendorong investasi bisnis.
2. Bantuan untuk UMKM
Salah satu industri yang terkena dampak resesi adalah UMKM. Namun, karena skalanya yang lebih kecil, usaha semacam ini lebih tangguh di saat krisis daripada perusahaan besar. Maka, diperlukan dana agar kegiatan produksi tetap berjalan.
3. Mendapatkan Kembali Kepercayaan Investor
Selain meningkatkan daya beli, resesi ekonomi dapat diatasi dengan menerapkan kebijakan dan proyek strategis untuk menciptakan lingkungan yang akan mendorong investor untuk menginvestasikan kekayaannya.
Demikian penjelasan mengenai resesi global, mulai dari definisi hingga langkah antisipasi. Tentu perusahaan Anda harus memiliki tim keuangan yang tangguh untuk mengelola anggaran agar bisa bertahan di tengah badai ekonomi tahun depan.
Anda sedang mencari staf finance untuk mengurus keuangan perusahaan? Rekrut karyawan hanya dalam 3 hari saja dengan memasang iklan lowongan kerja di KitaLulus! Hanya perlu mengisi mengisi form yang tersedia dan menunggu iklan loker Anda ditayangkan. Yuk pasang info loker Anda sekarang juga!
Baca juga: 6 Alasan Mengapa Kita Harus Cinta Produk dalam Negeri