Anda pasti sudah tidak asing dengan istilah startup. Secara sederhana, startup adalah perusahaan yang baru dirintis. Saat ini, startup lebih mengacu kepada perusahaan-perusahaan berbasis teknologi.
Tapi, sebenarnya apa itu startup? Apa ciri-ciri yang membedakannya dengan perusahaan konvensional? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa Itu Startup?
Startup adalah perusahaan rintisan yang didirikan untuk mengembangkan produk atau layanan unik sesuai dengan target pasar.
Dengan kata lain, startup adalah perusahaan yang baru saja masuk atau masih berada pada fase pengembangan untuk terus menemukan pasar maupun juga melakukan pengembangan produk.
Jenis perusahaan rintisan cenderung menggunakan sistem online untuk memasarkan atau mengenalkan produknya dan layanannya.
Menurut Neil Blumenthal, startup adalah perusahaan yang dibuat untuk memecahkan masalah di mana ia menawarkan solusi tidak terbatas namun kesuksesannya sulit. Bagaimana maksudnya?
Maksudnya adalah startup dibangun dengan menyoroti permasalahan yang ada di pasar. Hal ini membuat produk startup menjadi solusi bagi masalah yang dirasakan banyak orang.
Solusi yang dibawa startup tidak sekadar menyelesaikan satu masalah, melainkan memberikan solusi ke masalah-masalah spesifik lainnya yang bersangkutan dengan masalah utama.
Contohnya, e-commerce yang menjadi solusi atas terbatasnya proses jual-beli secara offline. Lalu, lahirlah startup e-commerce yang menawarkan solusi jual-beli online.
Namun, solusinya bukan hanya sampai situ, untuk dapat bertahan dan disenangi pasar, startup e-commerce perlu memberikan solusi lainnya. Misalnya saja gratis ongkir, keamanan data, tampilan aplikasi dan navigasi yang mudah, dan sebagainya.
Namun, walau menawarkan solusi yang tidak terbatas, startup memiliki risiko tinggi. Banyak startup yang akhirnya tumbang karena kurang modal operasional dan produk atau layanannya kurang solutif bagi target pasar.
Pengertian Startup Menurut Ahli
Menurut Blank dan Dorf (2012), startup adalah perusahaan sementara yang berusaha mengidentifikasi model bisnis di lingkungan yang tidak dapat diprediksi. Dalam hal ini, startup dapat dilihat sebagai model awal untuk membangun identitas bisnis baru.
Baca juga: Kenali Apa Itu Fintech, Jenis, Manfaat, Dasar Hukum, Contoh
Sejarah Terbentuknya Startup
Bisnis startup merupakan jenis bisnis yang masih baru. Bisnis ini tidak terlepas dari kisah menarik di baliknya.
Masa “Gelembung dot-com”, yang terjadi pada tahun 1998-2000 di Amerika Serikat, terjadi saat internet sedang sangat populer. Pada masa itu bermunculan banyak perusahaan baru yang berfokus pada internet, atau yang dikenal sebagai startup.
Pada saat itu, startup tidak terlalu memprioritaskan penjualan produk atau layanan, melainkan lebih fokus pada brand awareness. Untuk menunjukkan bahwa mereka adalah startup, perusahaan-perusahaan ini sering menambahkan awalan “e” atau akhiran “.com” pada nama mereka. Hal ini pun memicu persaingan sengit. Mereka melakukan berbagai upaya pemasaran seperti iklan, promo atau diskon, layanan gratis, dan sebagainya untuk memperkenalkan bisnis mereka kepada banyak orang.
Persaingan yang ketat tadi ternyata berimbas pada banyaknya perusahaan yang gagal mengelola keuangan mereka dengan baik. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan sehingga harus gulung tikar. Persaingan startup yang intens pada masa itu yang disusul dengan banyaknya fenomena kebangkrutan diibaratkan seperti pecahnya gelembung dot-com.
Setelah periode sulit tersebut, industri startup mulai bangkit kembali dan semakin berkembang di Amerika Serikat dan negara lain. Di Indonesia, startup berkembang pesat dengan adanya banyak pengguna digital.
Saat ini, startup hadir di hampir semua industri, seperti pakaian, makanan, media, pendidikan, kesehatan, keuangan, transportasi, dan lain sebagainya. Dukungan dari berbagai program seperti Program 1000 startup Digital dan inkubator startup lainnya, semakin mempercepat perkembangan industri startup di Indonesia.
Dapat dikatakan bahwa startup memiliki masa depan yang cerah sebagai bisnis yang menjanjikan. Seiring dengan pertumbuhan internet yang semakin tinggi, Indonesia menjadi tempat yang subur bagi startup. Menurut laporan Google dalam e-Conomy SEA 2019, nilai ekonomi internet di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 40 miliar dolar dan diperkirakan akan mencapai 130 miliar dolar pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa startup masih memiliki masa depan yang cerah.
Ciri-ciri Startup
Perusahaan rintisan memiliki karakteristik yang khas, berikut ini daftar ciri-ciri perusahaan startup adalah:
- Budaya perusahaan unik dan fleksibel
- Jumlah karyawan relatif sedikit
- Umur perusahaan masih belia
- Operasional melalui platform digital
- Inovasi dan disruption adalah hal utama
- Tes market perusahaan cenderung kecil
- Pendanaan sangat mengandalkan investor
Sumber Pendanaan Startup
Sebagai perusahaan rintisan, startup membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mengembangkan produk dan layanannya. Apa lagi seperti yang kita tahu, startup mengembangkan produknya berbasis teknologi yang pasti membutuhkan dana yang banyak.
Lalu, dari mana pendanaan perusahaan startup untuk dapat beroperasi dan melakukan pengembangan? Berikut ini beberapa jenisnya.
1. Keluarga atau Teman
Banyak perusahaan rintisan yang berdiri dengan pendanaan dari keluarga atau teman si pencetus. Peran keduanya sangat penting dalam pendanaan, mereka bisa mendanai sekaligus mempromosikan startup.
Tapi, mendapatkan pendanaan dari keluarga atau teman bukan tanpa risiko, justru risikonya sangat besar. Oleh karena itu, Anda harus dapat mengembangkan ide dengan baik agar dapat mengembalikan pinjaman.
2. Inkubator
Inkubator merupakan program yang dirancang agar perusahaan rintisan dapat berdiri sendiri dan sukses. Program ini akan membantu perusahaan rintisan untuk dibina dalam jangka waktu tertentu. Anda akan mendapatkan mentor ahli di bidangnya dan pendanaan.
3. Venture Capital
Selanjutnya yang menjadi sumber pendanaan startup adalah venture capital. Venture capital adalah modal dalam bentuk uang yang diberikan investor kepada startup yang potensial. Pendanaan ini terdiri dari kelompok investor kelas atas, bank investasi serta lembaga keuangan besar.
Baca juga: Pengusaha Wajib Tahu, Ini 6 Cara Mencari Investor Terampuh untuk Bisnis Baru
Perbedaan Startup dan Perusahaan Konvensional
Meski sama-sama berfokus untuk bisa diterima di target pasar dan meraih kesuksesan dalam menjalankan bisnisnya, tapi startup dan perusahaan konvensional sebenarnya berbeda.
Berikut ini beberapa perbedaannya.
1. Mentalitas Awal
Tidak seperti perusahaan rintisan yang fokus melakukan eksperimen yang berisiko untuk menemukan model bisnis baru dan aspek pasar yang punya potensi, perusahaan biasa mempunyai fokus awal yang mendapatkan profit secepat mungkin. Itulah yang membedakan mentalitas antara startup dan perusahaan konvensional.
2. Cara Pendanaan
Perusahaan rintisan pertama berdiri atas modal pendiri sendiri, Kemudian bila sudah mengalami kemajuan akan mendapatkan pendanaan dari venture capital.
Dalam dunia startup dikenal dengan tahapan pendanaan seed funding. Nominal pendanaan ini tergantung dengan sejauh apa startup dapat berkembang dan memperluas target pasar.
Sedangkan pada perusahaan biasa, pendanaan awal berasal dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri. Di mana pada tahapan awal, mereka menggunakan modal usaha sendiri dan kemudian pembiayaan operasional didapatkan dari keuntungan penjualan.
3. Eksperimen Berisiko
Startup banyak menerapkan eksperimen berisiko dengan prinsip test, measure, dan act dengan tujuan mencari layanan yang tepat untuk pasar. Sedangkan perusahaan biasa menjalankan strategi dengan hati-hati dan meminimalisir risiko yang mungkin muncul.
4. Struktur Organisasi
Perusahaan konvensional punya struktur organisasi yang disusun formal sesuai budaya korporat. Pada setiap struktur karyawan terdapat posisi atasan yang menentukan batasan. Sedangkan, struktur organisasi startup adalah cenderung cair. Walau ada atasan dan bawahan, namu tidak ada sekat, komunikasi bisa berjalan santai.
5. Ritme Kerja
Ritme kerja karyawan startup cenderung dituntut untuk bisa bekerja cepat. Ini karena pada tahap awal banyak hal yang perlu dipelajari serta diselesaikan. Sedangkan, di perusahaan biasa ritme kerja lebih lambat. Ini karena setiap pekerjaan sudah dibagi sesuai job desc-nya masing-masing.
6. Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan konvensional bisa dikatakan lebih mampu menjalankan bisnis secara berkelanjutan. Hal ini karena mematok pertumbuhan yang cepat.
Berbeda dengan perusahaan rintisan yang sering kali harus jatuh di tengah jalan karena gagal melakukan pertumbuhan dengan ide-ide segar untuk menciptakan model bisnis yang bisa direproduksi.
Cara Kerja Startup
Secara umum, cara kerja startup hampir sama dengan bisnis konvensional. Sebuah tim karyawan berkolaborasi untuk menghasilkan produk yang akan dijual pada pelanggan. Namun, cara perusahaan menjalankan bisnis startup akan berbeda dengan perusahaan biasa.
Tujuan startup adalah menghasilkan ide dengan cepat. Biasanya, sebuah startup akan dimulai dengan kerangka produk minimal yang layak (MVP), yang akan diuji dan ditingkatkan hingga siap dipasarkan.
Startup biasanya mengumpulkan modal melalui beberapa putaran investasi:
- Putaran investasi awal dikenal sebagai bootstrap, terdiri dari para pendiri dan teman-teman mereka.
- Kemudian, muncul modal lain dari “angel investor”, atau individu kaya yang berinvestasi di perusahaan tahap awal.
- Lalu ada putaran pendanaan Seri A, B, C, dan D. Perusahaan modal ventura menginvestasikan puluhan hingga ratusan juta dolar di sebagian besar putaran pendanaan ini.
- Selanjutnya, startup dapat memutuskan untuk menjadi perusahaan publik dan membuka diri melalui Initial Public Offering (IPO), seperti akuisisi oleh Special Purpose Acquisition Company (SPAC) atau listing langsung di bursa.
Baca juga: Apa Saja Risiko Merger Perusahaan yang Perlu Diantisipasi?
Cara Startup Mendapatkan Untung
Ada banyak cara untuk mendapatkan keuntungan bagi startup. Salah satunya adalah hak paten. Paten memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Karena sudah legal, startup bisa memperluas jaringan distribusi produknya secara vertikal ke perusahaan besar dan di level pelanggan.
Tujuan kedua adalah untuk memperkuat kolaborasi antar startup dalam rangka membangun mutualisme. Misalnya, ada situs kencan online dan situs berbagi video. Dengan memanfaatkan kemampuan berbagi video dan berbagi profil dari video, situs web kencan dapat menarik pelanggan yang menggunakan layanan mereka.
Selain itu, startup juga bisa berinvestasi dalam periklanan. Dengan mengiklankan produk Anda, produk tersebut akan mendapatkan pengakuan publik dan lebih terkenal.
Contoh Startup
Saat ini, ada banyak contoh perusahaan rintisan bermunculan. Tentu saja tren ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi dan semakin banyaknya anak muda yang berjiwa enterpreneur. Berikut beberapa contoh perusahaan startup yang ada di Indonesia:
1. Gojek
Perusahaan rintisan asli Indonesia ini memulai bisnis awalnya dengan menyediakan aplikasi pemesanan ojek secara online. Namun, hari ini layanan Gojek terus berkembang mulai dari pesan makan, jasa antar barang, sampai memiliki pembayaran sendiri yang dikenal dengan Gopay.
2. Tokopedia
E-commerce satu ini menjadi salah satu yang tersukses di Indonesia. Tokopedia juga terus mengembangkan layanannya tidak sekadar untuk jualan online saja tapi juga layanan pemesanan tiket, pembayaran tagihan, dan masih banyak layanan lainnya.
3. EFishery
Contoh startup satu ini berkembang di bidang akuakultur. Tujuan EFishery adalah menyediakan produk perikanan sebagai sumber protein hewani untuk semua orang yang ikut andil dalam revolusi akuakultur.
4. Traveloka
Traveloka merupakan salah satu perusahaan rintisan Indonesia yang menyediakan layanan untuk pemesanan dan pembelian tiket. Ada banyak layanan yang disediakan Traveloka, mulai dari tiket pesawat, kereta api, bus, dan akomodasi liburan lainnya.
Itulah hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang apa itu startup. Selain menawarkan solusi untuk membuat hidup lebih mudah, kehadiran perusahaan rintisan juga membuka lapangan kerja baru yang banyak diincar anak-anak muda.
Jika Anda membutuhkan karyawan untuk mengisi posisi di perusahaan, kamu bisa klik di sini. Yuk, pasang iklan lowongan pekerjaan sekarang dengan mudah dan gratis!