Mengenal 4 Jenis Budaya Kerja dan Cara Membangunnya

Shirley Candrawardhani
Redaksi KitaLulus merupakan content writer dan editor profesional yang mengelola konten artikel di KitaLulus.
budaya kerja
Mengenal 4 Jenis Budaya Kerja dan Cara Membangunnya

Budaya kerja menjadi identitas unik setiap perusahaan yang membedakannya dari kompetitor. Lebih dari sekadar harapan meningkatkan produktivitas karyawan, budaya kerja yang efektif menjadi pondasi penting dalam mencapai visi dan tujuan strategis organisasi.

Working culture juga tidak hanya terbatas pada peraturan formal seperti kode berpakaian atau tata letak lingkungan kerja, melainkan mencakup aspek yang lebih fundamental—meliputi dinamika hubungan antar karyawan, gaya kepemimpinan, komunikasi, dan nilai-nilai yang mendasari setiap keputusan perusahaan.

Apakah Anda sudah memahami jenis-jenis budaya kerja dan cara menciptakan budaya kerja positif yang mendorong performa optimal di perusahaan Anda?

Mari kita eksplorasi lebih dalam di artikel berikut.

Apa Itu Budaya Kerja?

Apa Itu Budaya Kerja

Budaya kerja adalah sebuah konsep yang di dalamnya mengatur kepercayaan, proses berpikir, dan perilaku karyawan yang berdasarkan pada ideologi dan prinsip suatu perusahaan.

Konsep itulah yang nantinya juga turut mengatur bagaimana interaksi antar karyawan dan bagaimana perusahaan itu terus beroperasi. Selain itu, working culture juga tercipta karena sebagai bentuk akibat dari pemecahan masalah perusahaan dalam proses penyesuaian.

Perlu diketahui bahwa budaya ini tidak tercipta sendiri. Melainkan dibentuk melalui banyak proses yang melibatkan sumber daya manusia beserta keseluruhan perangkat pendukung.

Pada dasarnya, working culture sangat memiliki kaitan erat dengan menjaga mental karyawan dan juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Budaya ini juga menjadi faktor penentu kesuksesan sebuah perusahaan.

Oleh karena itu, menciptakan budaya kerja positif adalah sebuah keharusan bagi pemilik usaha dan pegawainya. Sebab hal tersebut juga turut mencerminkan nilai-nilai sebuah perusahaan dan dapat membawa dampak positif.

Pengertian Budaya Kerja Menurut Ahli

Perlu diketahui bahwa budaya kerja juga sudah banyak dikaji, berikut definisi menurut para ahli:

1. Supriyadi dan triguno (2006:15)

Budaya kerja adalah falsafah berdasarkan pandangan hidup yang termasuk nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan yang mendorong kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.

2. Hadari Nawawi (2003:65)

Mendefinisikan budaya kerja sebagai kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi, pelanggaran terhadap kebiasaan ini memang tidak ada sanksi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati untuk mencapai sebuah tujuan.

3. Osborn dan Plastrik (2002:252)

Budaya kerja merupakan seperangkat perilaku perasaan dan kerangka psikologis yang terinternalisasi sangat mendalam dan dapat dimiliki bersama oleh anggota organisasi.

Baca juga: 3 Contoh Budaya Organisasi Perusahaan Ternama yang Bisa Anda Tiru

Jenis Budaya Kerja di Kantor

Jenis Budaya Kerja di Kantor

Ada beberapa jenis budaya kerja yang diciptakan di kantor, di antaranya adalah:

1. Budaya Klan

Budaya klan merupakan budaya dengan menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan bersahabat. Budaya ini membuat para karyawan merasa seperti keluarga besar yang sedang bekerja sama untuk mencapai hasil dengan terlibat di berbagai kegiatan kantor.

Kunci utama dari jenis budaya klan adalah teamwork yang solid dan memiliki komunikasi yang baik. Strategi yang digunakan adalah dengan pemberdayaan, pembentukan tim, pengembangan produktivitas karyawan, dan keterbukaan komunikasi.

2. Budaya Pasar

Budaya pasar menggunakan persaingan sebagai dasar untuk menjalankan perusahaan. Dengan adanya persaingan ini, maka diharapkan karyawan akan lebih termotivasi untuk bersikap kompetitif dan fokus meningkatkan produktivitas kerja.

Dalam budaya pasar, perusahaan menggunakan strategi mempertimbangkan preferensi klien, memajukan produktivitas, bekerja sama dengan pihak lain, dan meningkatkan persaingan untuk meningkatkan kualitas.

3. Budaya Hirarki

Budaya kerja berikutnya adalah budaya hirarki. Budaya ini lebih menekankan konsep lingkungan kerja formal dan terstruktur. Orang-orang dengan jabatan tinggi memegang penuh kendali perusahaan. Hal ini dikarenakan mereka memiliki banyak pengalaman dan kemampuan yang bisa dijadikan panutan.

Budaya hirarki diklaim sebagai yang paling tepat untuk meningkatkan produktivitas kerja. Budaya tersebut menggunakan strategi dengan mendeteksi kesalahan, pemecahan masalah yang sistematis, dan perangkat pendukung kerja yang berkualitas.

4. Budaya Adhokrasi

Perusahaan yang menganut budaya adhokrasi lebih bersifat dinamis dan kreatif. Di perusahaan atau kantor, para pemimpin akan dipandang sebagai sosok inovator yang berani mengambil risiko dan memotivasi karyawan untuk menyampaikan fresh ideas.

Selain itu, konsep kebebasan bagi karyawan untuk menciptakan suatu hal yang baru merupakan poin utama dari jenis budaya kerja ini. Budaya adhokrasi menggunakan strategi menciptakan standar baru, membuat kejutan yang menyenangkan untuk karyawan, pengembangan berkelanjutan, dan mencari solusi kreatif bersama-sama.

Keempat jenis budaya kerja di atas masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Hal yang perlu Anda perhatikan adalah penerapan masing-masing budaya harus sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan atau kantor. Jangan sampai Anda menerapkan budaya yang salah dan tidak sesuai.

Baca juga: Apa Itu Budaya Perusahaan? Tujuan, Jenis, Cara Membangun

Indikator Budaya Kerja

Menurut Taliziduhu Ndraha (2003:25) indikator budaya kerja dapat dikategorikan menjadi berikut:

1. Kebiasaan

Dapat dilihat dari cara pembentukan perilaku berorganisasi pegawai yang berkaitan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban. Selain sikap, terdapat juga pendirian yang diharapkan tidak berdasarkan keteguhan atau kekuatannya. Sikap dapat diartikan sebagai cermin pola tingkah laku, kebiasaan biasanya sulit diperbaiki secara cepat, namun dapat diatasi dengan aturan-aturan yang tegas baik dari organisasi ataupun perusahaan.

2. Peraturan

Dalam pelaksanaan kerja, tentu dibutuhkan peraturan untuk memberikan ketertiban dan kenyamanan pegawai untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan adanya peraturan ini diharapkan pegawai bisa disiplin dengan aturan yang sudah diberlakukan. Sehingga harapannya pegawai memiliki kesadaran dan sadar akan konsekuensi yang akan dilakukan.

3. Nilai-nilai

Penilaian mengenai tugas yang penting dan kurang penting maupun baik dan kurang baik. Peran nilai ini dapat diamati dan dirasakan jika terekam atau termuat pada suatu wahana dan budaya kerja. Maka penilaian dirasakan sangat penting untuk memberikan evaluasi terhadap kinerja pegawai agar dapat memberikan nilai baik secara kualitas maupun kuantitas.

Baca juga: Pentingnya Attitude Dunia Kerja & 5 Contoh Utamanya, Apa Saja?

Dampak Budaya Kerja Terhadap Performa Perusahaan

Budaya kerja bukan sekadar slogan yang dipajang di dinding kantor atau pernyataan misi yang jarang dibaca. Melainkan hal ini memiliki dampak nyata dan terukur terhadap berbagai aspek performa perusahaan, mulai dari produktivitas hingga profitabilitas. Berikut penjelasannya.

1. Peningkatan Produktivitas dan Profitabilitas

Berbagai studi menunjukkan korelasi kuat antara budaya kerja positif dengan performa finansial yang lebih baik. Data yang dikutip dari Teamstage menunjukkan bahwa perusahaan yang mengembangkan budaya kerja positif dapat mengalami pertumbuhan profit sebesar 400%.

Data lainnya dari Harvard Business Review pun mengatakan demikian, bahwa perusahaan yang memprioritaskan budaya kerja positif mengalami peningkatan produktivitas karyawan sebesar 32% dan peningkatan penjualan sebesar 20%.

2. Pengaruh Terhadap Retensi dan Rekrutmen Talenta

Dalam pasar tenaga kerja yang kompetitif, budaya kerja menjadi faktor pembeda yang signifikan. Perusahaan dengan budaya kerja positif menikmati beberapa keuntungan:

  • Tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi, mengurangi biaya pergantian karyawan. Ini sesuai dengan data yang dikutip dari Ezaaango HR, perusahaan dengan budaya kerja positif mengalami tingkat turnover karyawan 40% lebih rendah.
  • Kemampuan untuk menarik kandidat berkualitas tinggi bahkan tanpa menawarkan paket kompensasi tertinggi.
  • Brand employer yang lebih kuat di pasar tenaga kerja
  • Proses onboarding yang lebih efektif karena kejelasan nilai dan ekspektasi

Banyak profesional, terutama generasi milenial dan Gen Z, menempatkan budaya kerja sebagai salah satu faktor penentu utama dalam memilih tempat kerja, bahkan seringkali di atas faktor kompensasi.

Terutama bagi millennial, bagi mereka budaya kerja adalah sesuatu yang penting. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Pew Research Center menemukan bahwa sebanyak 65% generasi milenial memberi perhatian besar pada budaya organisasi. Angka ini lebih tinggi dari generasi baby boomer dan generasi yang lebih muda.

3. Dampak pada Produktivitas dan Inovasi

Budaya kerja yang mendukung kolaborasi, transparansi, dan pengambilan risiko yang terukur terbukti meningkatkan produktivitas dan kapasitas inovasi perusahaan.

Dari sini, tim di dalam perusahaan dengan budaya kerja yang baik akan merasa memiliki visi dan value bersama yang kuat. Hal ini akan berdampak langsung pada produktivitas. Dikutip dari Harvard Business Review, produktivitas tim akan meningkat 17% lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak memiliki visi yang sama. 

Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk dapat membangun budaya kerja yang mendukung peningkatan produktivitas.

Sathyamoorthy Iyer, seorang HR Professional menjelaskan, beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan guna mendukung budaya kerja yang berdampak pada produktivitas, seperti menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat, waktu kerja fleksibel, memberikan karyawan keleluasaan membentuk tim, mengapresiasi pencapaian target mereka, dan merayakan pencapaian karyawan.

Bagaimana Budaya Kerja Mempengaruhi Kemampuan Adaptasi

Dalam era disrupsi dan perubahan yang cepat, budaya kerja yang adaptif menjadi keunggulan kompetitif. Penelitian dari Harvard Business Review menemukan bahwa perusahaan dengan budaya kerja adaptif meningkatkan pendapatan mereka 15% lebih cepat dan menghasilkan laba hingga 30% lebih tinggi dibanding perusahaan yang kurang adaptif.

Cara Membangun Budaya Kerja Positif

Cara Menciptakan Budaya Kerja yang Baik

Budaya kerja yang baik dan positif bisa membantu dan mendorong semangat para karyawan untuk bekerja lebih giat untuk mencapai hasil. Dengan menciptakan budaya yang baik, maka perusahaan akan dapat berjalan lancar dan terus beroperasi. Lalu bagaimana caranya? Simak di bawah ini.

1. Buat Visi dan Misi Perusahaan dan Komunikasikan

Cara menciptakan budaya kerja yang baik dalam kantor pertama adalah dengan menyusun visi misi perusahaan. Uraikan pernyataan visi misi ini kepada karyawan Anda agar mereka mengerti, memahami, dan memiliki rasa kepedulian terhadap perusahaan.

2. Buat dan Kembangkan Standar Sikap yang Harus Dilakukan

Langkah selanjutnya sebagai cara menciptakan budaya kerja yang baik adalah membuat dan mengembangkan standar sikap atau perilaku yang tentunya menggambarkan visi dan misi tersebut.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua karyawan bisa dan tahu cara bersikap. Oleh karena itu diperlukan standar sikap yang harus dilakukan di perusahaan atau kantor. Hal ini nantinya juga bisa menjadi indikator penilaian kerja karyawan.

3. Berikan Pelatihan

Setelah menetapkan standar sikap selama bekerja, berikan pelatihan pada karyawan. Hal ini dilakukan dengan harapan karyawan dapat mencapai target yang sudah ditentukan.

4. Reward and Punishment

Ada kemungkinan bahwa ada beberapa karyawan “nakal” yang tidak mau mengikuti standar sikap di perusahaan atau kantor. Oleh karena itu, untuk mencegah hal itu tidak menjamur, Anda bisa memberikan konsekuensi bagi karyawan yang melanggar. Sebaliknya, berikan penghargaan bagi karyawan yang bersikap sesuai standar yang sudah ditentukan.

5. Berikan Feedback Terkait Performa Karyawan

Langkah terakhir adalah berikan ulasan terkait kinerja karyawan Anda. Cara ini juga bisa mengukur sejauh mana kesesuaian antara performa kerja dengan sikap yang sealur dengan visi misi. Selain itu, ini dapat memudahkan Anda dalam melakukan penilaian karyawan.

Baca juga: Mengenal Town Hall Meeting, Pertemuan Penting yang Membentuk Budaya dan Loyalitas

Ciri Perusahaan yang Memiliki Budaya Kerja Positif

Budaya kerja positif tentunya akan menciptakan lingkungan nyaman dan juga memberikan kesempatan bagi karyawan untuk terus berkembang. Tidak hanya berdampak pada kesuksesan perusahaan, hal tersebut juga memberikan dampak positif bagi para anggota di dalamnya.

Berikut beberapa ciri perusahaan yang memiliki budaya kerja positif:

1. Lingkungan Kerja yang Produktif

Budaya kerja yang baik akan memberikan lingkungan kerja yang nyaman. Sehingga karyawan akan merasa senang dan menikmati suasana saat bekerja. Selain itu, karyawan juga dapat meningkatkan produktivitas kerja di lingkungan kantor yang kondusif.

2. Komunikasi Terbuka dan Jujur

Ciri berikutnya adalah karyawan bisa berkomunikasi dengan terbuka dan jujur. Seperti yang kita ketahui, terkadang politik kantor bisa menyebabkan suasana kantor menjadi tidak kondusif. Oleh karena itu perlu diciptakan dan dibiasakan untuk saling berkomunikasi dengan terbuka dan jujur. Hal ini bisa membantu dalam hal pemberian opini atau feedback, menyelesaikan masalah, dan dalam pengambilan keputusan.

3. Suasana Kantor yang Seru

Suasana kantor yang seru akan membuat karyawan merasa betah dan nyaman untuk menikmati waktu kerjanya. Meskipun terkadang terselip waktu untuk bercanda di tengah penatnya pekerjaan. Hal ini nantinya akan membuat para karyawan merasa rileks, santai, dan tidak terlalu stress dibandingkan harus bekerja seharian penuh.

4. Penghargaan dan Motivasi

Setiap perusahaan pasti menginginkan para karyawannya dapat mencapai hasil atau goal yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memberikan penghargaan dan motivasi bagi karyawan yang berprestasi. Anda bisa memberikan seperti bonus, promosi, sertifikat, atau hadiah lainnya. Dengan begini karyawan akan merasa lebih dihargai.

5. Kerja Sama Antar Tim

Perusahaan atau kantor yang memiliki budaya kerja positif terlihat dari karyawannya yang mampu bekerja sama dengan tim dengan baik. Selain itu, kerja sama antar tim juga bisa membuat adanya persaingan sehat. Sehingga karyawan merasa termotivasi untuk memberikan yang terbaik.

Itulah penjelasan terkait pengertian budaya kerja dan cara menciptakan budaya kerja yang baik dalam kantor. Semua bentuk budaya di atas tidak ada yang salah. Tergantung bagaimana Anda sebagai pemilik usaha menerapkan budaya kerja di perusahaan atau kantor.

Pilih budaya yang sesuai dengan lingkungan kerja sehingga karyawan akan merasa nyaman dan betah. Dengan begitu seluruh tim di perusahaan atau kantor bisa berkolaborasi dengan baik untuk mencapai tujuan bersama.

Nah, jika Anda sedang mencari karyawan yang kompeten, bisa coba dengan memasang lowongan pekerjaan di KitaLulus. Dengan menggunakan KitaLulus, Anda akan mendapatkan banyak pelamar yang sesuai dengan kriteria.

KitaLulus beroperasi di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Makassar, dan Surabaya. Oleh karena itu, daftarkan diri Anda sekarang juga. Temukan karyawan terbaik mulai dari sini!

  • The influence of corporate culture on productivity and performance outcomes., diakses pada 13 Maret 2025, https://psico-smart.com/en/blogs/blog-the-influence-of-corporate-culture-on-productivity-and-performance-outcomes-169309
  • Company Culture Statistics: Leadership and Engagement in 2024, diakses pada 13 Maret 2025, https://teamstage.io/company-culture-statistics/
  • Impact of Workplace Culture on Employee Retention, diakses pada 13 Maret 2025, https://ezaangohr.com/impact-of-workplace-culture-on-employee-retention/
  • What are some innovative ways to improve workplace productivity?, diakses pada 13 Maret 2025, https://www.linkedin.com/advice/1/what-some-innovative-ways-improve-workplace-productivity
  • Pew Research Center, Millennials A Portrait of Generation Next, Confident, Connected, Open To Chage, 2010, https://www.pewresearch.org/wp-content/uploads/sites/3/2010/10/millennials-confident-connected-open-to-change.pdf
Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top