Cash ratio adalah salah satu bagian dalam metode analisis rasio keuangan perusahaan yang dapat mengetahui tingkat likuiditas. Dengan rasio ini, Anda dapat mengetahui kemampuan finansial perusahaan dalam melunasi segala utang jangka pendeknya.
Untuk dapat memahaminya lebih jauh, mari simak artikel KitaLulus berikut ini!
Apa Itu Cash Ratio?
Cash ratio atau rasio kas adalah sebuah likuiditas perusahaan yang membandingkan rasio total kas dan setara kas perusahaan (misal surat berharga yang dapat dijual dan menghasilkan arus kas) dengan kewajiban lancar, seperti kewajiban jangka pendek. Contoh kewajiban jangka pendek misalnya utang dan gaji karyawan tetap.
Rasio kas sendiri adalah bentuk dari penyempurnaan quick ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan finansial perusahaan. Pengukuran ini dilakukan guna melunasi kewajiban lancar atau utang jangka pendek.
Cash ratio juga bisa diartikan sebagai rasio likuiditas yang bersifat konservatif yang terdiri dari kemampuan perusahaan dalam menutupi utang jangka pendek dibanding dengan rasio lainnya.
Hal ini bisa terjadi karena rasio kas hanya melakukan perhitungan terhadap aktiva lancar jangka pendek yang paling likuid. Sedangkan, untuk mengukur likuiditas tersebut dilakukan dengan cara membandingkan komponen yang ada pada neraca, seperti aktiva lancar dengan total pasiva lancar.
Rasio kas juga menjadi acuan kondisi perekonomian suatu negara. Ini dikenal dengan kebijakan cash ratio.
Kebijakan cash ratio adalah serangkaian kebijakan yang ditetapkan untuk mempertahankan tingkat likuiditas yang cukup dengan memegang sejumlah dana tunai dalam proporsi tertentu terhadap total aset atau total kewajiban.
Kebijakan ini dilakukan dengan menaikkan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas sehingga kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang dan jumlah uang yang beredar di masyarakat pun berkurang.
Baca juga: Apa Itu Aktiva dan Pasiva? Ini Perbedaan, Jenis, dan Rumusnya
Kenapa Cash Ratio Penting bagi Perusahaan?
Kemampuan dalam mengelola rasio kas dengan baik dapat membantu perusahaan memperbaiki dan mengembangkan potensi bisnis yang ada.
Ada beberapa hal yang membuat cash ratio penting bagi perusahaan., di antaranya:
- Mengetahui risiko dalam pembayaran utang: Bila diketahui nilai rasio kas perusahaan rendah, maka perusahaan dapat mencari cara untuk meningkatkan dana tunai dan setara kas.
- Mengetahui dana yang tak bergerak: Bila cash ratio terlalu tinggi, maka perputaran kas kurang optimal. Maka perusahaan dapat memanfaatkan kas yang dimiliki untuk investasi yang lebih baik.
Analisis cash ratio pada neraca keuangan juga dapat memberikan informasi berharga, seperti:
1. Penagihan
Data penagihan ini digunakan untuk mengelola piutang guna meningkatkan rasio kas bisnis di saat pelanggan atau klien tidak membayar tagihan tepat waktu.
2. Mencari Nilai Solvabilitas
Kas menjadi aset utama yang tingkat likuiditasnya tertinggi. Maka dari itu, bila perusahaan tidak memiliki aset likuid yang cukup untuk melunasi utang dan kewajiban jangka pendek dengan cepat, maka perusahaan bisa terancam bangkrut.
3. Menghitung Profitabilitas
Kemampuan perusahaan dalam mengelola arus kas dengan baik dalam periode waktu ke depan sangat penting. Hal ini karena bila perusahaan tidak mampu mengelola arus kas, maka perusahaan akan sulit dalam mendapatkan keuntungan.
Baca juga: Pengertian Rasio Likuiditas, Rumus, & Cara Menghitungnya
Rumus Cash Ratio
Cara menghitung cash ratio bisa dilakukan dengan membagi aset kas dengan kewajiban lancar perusahaan.
Rumus cash ratio adalah:
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar
Dari rumus di atas, yang dimaksud kas adalah jumlah alat yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan transaksi.
Setara kas adalah instrumen investasi dengan tingkat likuiditas tinggi, berjangka pendek, dan dapat dijadikan quick cash dengan jumlah tertentu sesuai dengan kebutuhan tanpa adanya risiko perubahan nilai.
Lalu kewajiban lancar adalah jenis utang yang segera harus dilunasi dalam suatu siklus keuangan tertentu.
Contoh Perhitungan Cash Ratio
Agar Anda semakin paham mengenai cara menghitung cash ratio, berikut ini contoh perhitungannya.
Neraca perusahaan XYZ menampilkan data sebagai berikut:
- Uang tunai: Rp50 juta
- Setara kas: Rp40 juta
- Properti dan peralatan: Rp60 juta
- Utang usaha: Rp20 juta
- Utang jangka pendek: Rp30 juta
Maka, rasio kas perusahaan XYZ adalah:
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar
= (50 juta + 40 juta) / (20 juta + 30 juta)
= 1,8
Dari hasil perhitungan tersebut, diketahui bahwa nilai cash ratio adalah 1,8 atau lebih dari 1. Hal ini menandakan bahwa perusahaan punya tingkat likuiditas cukup baik karena memiliki dana tunai yang mampu untuk membayar kewajiban lancar.
Baca Juga: Neraca Saldo Adalah: Fungsi, Cara Membuat, dan Contohnya
Analisis Cash Ratio
Berikut ini arti dan cara menafsirkan analisis cash ratio perusahaan, yaitu:
1. Rasio kas = 1
Ini menunjukkan bahwa aset kas perusahaan saat ini sama dengan kewajiban lancar. Artinya perusahaan dapat membayar seratus persen kewajiban lancar dengan menggunakan kas dan setara kas yang dimiliki.
2. Rasio kas <1
Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki cukup kas atau setara kas untuk memenuhi kewajiban utang jangka pendek.
Misalnya, bila nilai rasio kas perusahaan 0,75, maka artinya perusahaan hanya memiliki uang tunai untuk membayar 75% dari kewajiban jangka pendeknya.
Ini akan menjadi pertimbangan para investor, kreditur, termasuk bank untuk bekerja sama.
3. Rasio kas >1
Bila angka menunjukkan lebih besar dari 1 maka artinya perusahaan memiliki uang yang lebih dari cukup untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Bila angka rasio kas menunjukkan angka 2, ini menandakan perusahaan memiliki aset kas yang cukup menunjukkan kewajiban mereka dua kali lipat.
Baca Juga: Pengertian Laba Ditahan, Fungsi, dan Cara Menghitungnya
Faktor yang Memengaruhi Cash Ratio
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi rasio kas perusahaan, seperti:
1. Industri dan Siklus Bisnis
Karakteristik industri dan siklus bisnis yang berbeda dapat mempengaruhi kebutuhan likuiditas perusahaan. Misalnya, industri dengan fluktuasi pendapatan atau risiko bisnis yang tinggi mungkin membutuhkan cash ratio yang lebih tinggi pula untuk menghadapi ketidakpastian.
2. Ukuran dan Pertumbuhan Perusahaan
Ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan juga dapat memainkan peran dalam menentukan cash ratio yang optimal. Perusahaan yang lebih besar atau sedang mengalami pertumbuhan pesat mungkin membutuhkan cadangan kas yang lebih besar untuk mendukung investasi dan ekspansi.
3. Risiko Keuangan
Perusahaan dengan risiko keuangan yang lebih tinggi atau yang menghadapi masalah likuiditas mungkin perlu mempertimbangkan cash ratio yang lebih tinggi untuk menghindari kebangkrutan atau kesulitan keuangan.
4. Struktur Modal dan Kebijakan Dividen
Kebijakan struktur modal dan kebijakan dividen perusahaan juga dapat memengaruhi rasio kas. Perusahaan dengan struktur modal yang lebih konservatif atau memiliki kebijakan dividen yang rendah mungkin cenderung memiliki rasio kas lebih tinggi untuk menjaga kestabilan keuangan.
5. Kebutuhan Investasi dan Proyeksi Kas
Jika perusahaan berencana melakukan investasi besar atau memiliki proyeksi kas yang lebih tinggi di masa depan, mereka mungkin perlu mempertimbangkan rasio kas yang lebih tinggi untuk membiayai proyek tersebut.
6. Faktor Ekonomi dan Lingkungan Bisnis
Faktor ekonomi makro dan lingkungan bisnis juga dapat memengaruhi kebutuhan likuiditas perusahaan. Misalnya, kondisi ekonomi yang tidak stabil atau ketidakpastian politik dapat mendorong perusahaan untuk menjaga rasio kas yang lebih tinggi.
Tips Menjaga Rasio Kas Bisnis Tetap Aman
Cash ratio yang aman menunjukkan keadaan keuangan perusahaan yang baik. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaganya tetap aman.
1. Tingkatkan Penjualan
Semakin banyak perusahaan mampu menjual produk, maka semakin banyak penghasilan berupa kas yang menunjukkan likuiditas.
Maka, kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek pun meningkat.
2. Mengurangi Biaya Overhead
Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan namun tidak berkaitan langsung dengan proses produksi dari suatu produk. Bila biaya ini meningkat, maka cadangan kas bisnis bisa terkuras.
Maka dari itu, Anda harus sebisa mungkin mengurangi biaya overhead, dengan cara berikut ini:
- Kurangi biaya yang tidak penting
- Lakukan negosiasi kesepakatan yang lebih baik bersama supplier
- Buat anggaran seakurat mungkin
3. Tagih Piutang Tepat Waktu
Mengelola dan menagih piutang secara efektif akan membuat perusahaan semakin likuid.
Untuk dapat menagih piutang tepat waktu, coba lakukan beberapa cara berikut:
- Persingkat waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan pembayaran dari pelanggan
- Susun persyaratan pembayaran yang lebih jelas
- Berlakukan denda bila terjadi keterlambatan pembayaran
4. Lunasi Utang
Semakin banyak utang jangka pendek yang dapat dilunasi, maka rasio kas perusahaan pun akan semakin baik.
5. Menjual Aset
Anda dapat menjual aset yang tidak digunakan untuk menghasilkan uang dan meningkatkan likuiditas. Misalnya Anda menjual aset yang tidak lagi digunakan lebih dari 12 bulan.
Itulah hal-hal yang perlu Anda ketahui mengenai cash ratio, di mana hal ini sangat memengaruhi terhadap kesehatan keuangan perusahaan.
Untuk memastikan keuangan perusahaan dalam keadaan baik, memiliki tenaga ahli di bidang akuntansi sangat diperlukan. Nah, di sinilah peran job portal yang tepat memainkan peranan penting.
Untuk mendapatkan karyawan akuntan yang kompeten dan ahli, memasang lowongan di KitaLulus bisa menjadi solusi yang ampuh.
Pasang loker di KitaLulus gratis dan cepat, dalam hitungan hari saja Anda sudah bisa mendapatkan banyak pilihan kandidat yang bisa Anda seleksi dan pilih.
Tim KitaLulus juga akan membantu Anda dalam memasang lowongan dan berbagai hal lain yang mendukung Anda mendapatkan kandidat terbaik. Ayo daftarkan perusahaan atau bisnis Anda sekarang!