Depresiasi adalah konsep penting dalam akuntansi yang berkaitan dengan menurunnya nilai suatu aset dari waktu ke waktu. Pemahaman tentang depresiasi adalah kunci untuk mengelola aset dengan bijaksana dan menjaga kestabilan keuangan perusahaan.
Artikel berikut akan menjelaskan secara rinci dengan mendefinisikan apa itu depresiasi, lalu berlanjut ke metode, faktor yang memengaruhi, cara menghitung, rumus, hingga contohnya.
Apa itu Depresiasi?
Pengertian depresiasi adalah proses menghitung penurunan nilai aset selama masa pakainya. Dalam konteks akuntansi, depresiasi adalah alat untuk mengalokasikan biaya suatu aset dalam rentang waktu yang telah ditentukan.
Aset-aset seperti kendaraan, mesin, peralatan, bangunan, bahkan hak paten, semuanya dapat mengalami depresiasi seiring berjalannya waktu. Proses ini penting untuk mencatat penurunan nilai aset dalam catatan keuangan perusahaan dan membantu dalam manajemen keuangan yang lebih akurat.
Depresiasi juga membantu perusahaan dalam menghitung pendapatan dan beban dengan lebih tepat serta menjaga konsistensi dan transparansi dalam pelaporan keuangan.
Manfaat Perhitungan Depresiasi
Depresiasi adalah komponen yang penting bagi perusahaan. Berikut sederet manfaat melakukan perhitungan depresiasi.
- Meminimalisir risiko kerugian perusahaan akibat pembelian aset yang tidak dapat menghasilkan produktivitas
- Membantu pengelola perusahaan dan stakeholder memahami biaya operasional bisnis yang mungkin tidak tampak
- Mendata perolehan keuntungan bisnis dengan rapi
- Mengetahui harga awal aset
- Mengetahui nilai terbaru dari aset tetap yang dimiliki
- Mengetahui biaya depresiasi tiap periode
Baca Juga: Apa Itu Inventaris, Tujuan, Manfaat, dan Cara Mengelolanya
Metode Depresiasi
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menghitung depresiasi. Berikut adalah yang umum digunakan:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Depreciation)
Metode ini adalah salah satu metode yang paling sederhana. Perhitungannya dilakukan dengan cara membagi selisih antara nilai aset awal dan nilai sisa dengan masa manfaat aset tersebut.
2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Depreciation)
Metode saldo menurun adalah metode yang paling umum digunakan. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan persentase depresiasi tetap dari saldo aset yang tersisa setiap tahun.
3. Metode Unit Produksi (Units of Production Depreciation)
Metode ini berfokus pada penggunaan aktual suatu aset dan perhitungannya didasarkan pada jumlah unit yang diproduksi atau digunakan oleh aset tersebut.
4. Metode Depresiasi Garis Lurus Sebagian (Partial Year Straight-Line Depreciation)
Metode ini digunakan ketika suatu aset diperoleh atau dibuang selama tahun fiskal. Perhitungannya memperhitungkan jumlah bulan aset tersebut pada tahun pertama perolehannya.
Cara Menghitung Depresiasi dan Contohnya
Perhitungan depresiasi umumnya dilakukan dalam tiga langkah sederhana. Berikut penjelasannya.
1. Tentukan Selisih Nilai
Hitung selisih antara nilai aset pada awal periode dan nilai sisa aset setelah masa manfaatnya berakhir.
Misalnya, jika suatu mesin dibeli seharga Rp100.000.000 dan memiliki nilai sisa Rp10.000.000 setelah 5 tahun, maka selisih nilai aset tersebut adalah Rp100.000.000 – Rp10.000.000 = Rp90.000.000.
2. Pilih Metode Depresiasi
Tentukan metode depresiasi yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan metode garis lurus, saldo menurun, unit produksi, atau lainnya sesuai dengan karakteristik aset dan preferensi perusahaan.
3. Hitung Depresiasi Tahunan
Lakukan perhitungan depresiasi tahunan berdasarkan metode yang telah dipilih. Misalnya, jika menggunakan metode garis lurus pada contoh di atas, dengan masa manfaat 5 tahun, maka rumus depresiasi tahunan adalah Rp90.000.000 / 5 = Rp18.000.000 per tahun.
Baca juga: Apa Itu Aktiva dan Pasiva? Ini Perbedaan, Jenis, dan Rumusnya
Faktor yang Memengaruhi Depresiasi
Depresiasi suatu aset dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya sebagai berikut:
- Masa Manfaat Aset: Semakin pendek masa manfaat suatu aset, semakin cepat nilai aset tersebut akan menurun. Aset dengan masa manfaat yang singkat akan mengalami depresiasi lebih cepat daripada aset dengan masa manfaat yang lebih panjang.
- Tingkat Penggunaan: Penggunaan intensif dari suatu aset dapat menyebabkan penurunan nilai yang lebih cepat. Aset yang digunakan secara terus-menerus dan dalam kondisi yang berat cenderung mengalami depresiasi lebih cepat.
- Perkembangan Teknologi: Kemajuan teknologi dapat menyebabkan nilai suatu aset menjadi usang lebih cepat. Aset yang sudah ketinggalan zaman atau tidak lagi efisien dalam operasionalnya akan mengalami depresiasi yang lebih tinggi.
- Perawatan dan Pemeliharaan: Perawatan dan pemeliharaan yang kurang baik dapat mempercepat penurunan nilai suatu aset. Sebaliknya, perawatan yang baik dapat membantu memperlambat laju depresiasi.
- Kondisi Pasar: Kondisi pasar dan permintaan terhadap suatu aset juga bisa memengaruhi tingkat depresiasi. Jika permintaan terhadap aset tersebut menurun, nilai aset juga cenderung menurun.
- Inflasi: Tingkat inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan nilai aset secara relatif. Seiring inflasi meningkat, daya beli uang menurun, sehingga nilai nominal aset tetap stabil atau bahkan naik, tetapi nilai riilnya menurun.
- Regulasi Pemerintah: Kebijakan pemerintah terkait peraturan akuntansi, pajak, atau insentif tertentu juga dapat mempengaruhi depresiasi. Beberapa regulasi dapat mempengaruhi metode atau jangka waktu depresiasi suatu aset.
- Kerusakan atau Kehilangan: Jika suatu aset mengalami kerusakan atau hilang, nilai aset tersebut dapat menurun atau bahkan menjadi nol.
- Nilai Pasar: Jika nilai pasar aset naik, maka depresiasi nilai aset tersebut cenderung lebih lambat.
Semua faktor di atas dapat berpengaruh secara bersama-sama atau terpisah terhadap depresiasi suatu aset. Penting bagi perusahaan untuk memerhatikan faktor-faktor ini dalam manajemen aset dan keuangan agar dapat mengelola depresiasi dengan efektif dan efisien.
Depresiasi adalah proses penting yang perlu dipahami setiap perusahaan. Proses ini memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan keuangan suatu entitas bisnis. Untuk memastikan keseimbangan keuangan perusahaan, kehadiran tenaga ahli di bidang akuntansi sangatlah krusial.
Ahli akuntansi akan membantu memastikan bahwa depresiasi diatur dan dihitung secara tepat, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan lancar.
Jika Anda sedang mencari karyawan baru yang ahli di bidang akuntansi, solusinya adalah dengan memanfaatkan platform KitaLulus. Pasang loker di KitaLulus gratis dan cepat, dalam hitungan hari saja Anda sudah bisa mendapatkan banyak pilihan kandidat yang bisa Anda seleksi dan pilih.
Tim KitaLulus juga akan membantu Anda dalam memasang lowongan dan berbagai hal lain yang mendukung Anda mendapatkan kandidat terbaik. Ayo daftarkan perusahaan atau bisnis Anda sekarang!