Di dalam menjalankan operasionalnya setiap perusahaan pastinya memiliki risiko tersendiri. Bila tidak ditangani, risiko ini bisa mendatangkan kerugian bagi perusahaan yang dampaknya bisa dalam jangka panjang. Itulah mengapa setiap perusahaan memerlukan manajemen risiko.
Risk management menjadi salah satu langkah perusahaan untuk melakukan mitigasi yang terencana dari risiko yang bisa timbul, baik secara internal dan eksternal.
Artikel KitaLulus ini akan membahas secara merinci mengenai manajemen risiko, pastikan Anda membaca hingga akhir!
Apa Itu Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah sebuah proses sistematis yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, serta mengendalikan risiko yang mungkin terjadi dalam suatu organisasi atau proyek.
Tujuan manajemen risiko adalah mengurangi dan meminimalisir dampak negatif dari risiko yang timbul sehingga bisa memaksimalkan peluang yang ada.
Sedangkan, pengertian manajemen risiko menurut ahli Milton C Ragen dalam bukunya “Risky Business” adalah penerapan berbagai kebijakan dan prosedur untuk meminimalisir kejadian yang menurunkan kapasitas dan kualitas kerja perusahaan.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian manajemen risiko adalah proses prosedural yang dilakukan dengan mengidentifikasi, menganalisis, mengelola, sampai mengevaluasi untuk menghindari risiko yang dapat merugikan bisnis.
Tujuan Manajemen Risiko
Secara sederhana, tujuan dari manajemen risiko adalah untuk meminimalisir dampak kerugian yang bisa ditimbulkan dari dampak negatif risiko yang timbul. Selain itu, tujuan lainnya dari risk management adalah:
1. Melacak Sumber-sumber Risiko
Tujuan pertama adalah melacak sumber-sumber yang mungkin menjadi risiko. Langkah ini dilakukan sebagai mitigasi dari risiko yang berpotensi mengancam produktivitas dan keamanan bisnis.
Proses pelacakan ini dapat dilakukan melalui audit, riset dan analisis prosedural setiap aktivitas perusahaan, mulai dari proses produksi hingga pengelolaan aset.
2. Menyediakan Informasi Risiko
Manajemen risiko juga memiliki tujuan untuk menyediakan informasi mengenai sumber-sumber potensi risiko yang mungkin timbul. Setelah dilakukan riset dan analisis, seorang risk management akan menyusun laporan risiko berdasarkan data dari proses mitigasi.
Informasi tersebutlah yang akan dipergunakan nantinya sebagai panduan manajemen risiko.
3. Meminimalisir Kerugian Risiko
Potensi-potensi risiko yang ditemukan dan dianalisis, selanjutnya akan dicari solusi penangannya sehingga tidak sampai terjadi dan mengancam keberlangsungan organisasi atau bisnis.
Di sini, peran manajer risiko sangat penting, ia harus berupaya dalam meminimalisir atau mentransfer risiko ke pihak lain.
4. Memberikan Rasa Aman bagi Stakeholder
Tujuan manajemen risiko juga memberikan rasa aman bagi stakeholder sehingga mereka percaya dengan integritas perusahaan dan bisnis.
Stakeholder perusahaan sendiri bukan hanya investor, tapi juga pekerja, supplier, asuransi, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.
5. Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan
Terakhir, manajemen risiko membantu perusahaan berkembang dengan stabil dan sesuai target bisnisnya.
Dengan adanya manajemen risiko, perusahaan bisa melakukan penanganan lebih cepat terhadap sumber-sumber yang mengancam stabilitas dan pertumbuhan bisnis.
Manfaat Manajemen Risiko Perusahaan
Tidak bisa dipungkiri, terlepas dari tahapan panjang dan rumit yang dilewati, proses manajemen risiko dalam bisnis penting untuk bisa melindungi perusahaan dari berbagai masalah.
Beberapa manfaat dari penerapan manajemen risiko antara lain:
1. Membantu Perusahaan Mencapai Visi Misi
Manfaat manajemen risiko yang pertama adalah membantu perusahaan dalam mencapai visi, misi, dan tujuan bisnis.
Sebuah perusahaan yang tidak memiliki manajemen risiko yang benar akan kesulitan dalam mewujudkan visi misi karena tidak mampu meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.
2. Mencegah Perusahaan Mengalami Kebangkrutan
Risk management membantu perusahaan mengalami kolaps. Ini karena manajemen risiko akan menjadi salah satu solusi yang mencegah hal itu terjadi, misalnya pengelolaan keuangan yang buruk atau pun karena fraud manusia. Semua sudah ada antisipasi yang matang.
3. Meningkatkan Keuntungan
Proses manajemen risiko juga memberikan manfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas bisnis.
Dengan adanya manajemen risiko, Anda bisa menganalisis pengelolaan sumber daya yang dirasa kurang efektif dan efisien.
4. Menjaga Kepercayaan Stakeholder
Manfaat lainnya adalah membuat seluruh lapisan stakeholder tetap percaya kepada bisnis, sehingga reputasi tetap terjadi.
Reputasi yang terjaga akan menarik minat stakeholder lainnya untuk bekerja sama.
5. Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Manajemen risiko akan memperhatikan berbagai faktor keselamatan dan kesehatan yang berpotensi membahayakan karyawan, pelanggan, dan stakeholder lainnya.
Dengan melakukan identifikasi dan mengendalikan risiko, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, nyaman, dan sehat.
Baca Juga: Hal-hal yang Perlu Anda Ketahui Terkait Keselamatan Kerja
Jenis-jenis Risiko dalam Manajemen Risiko
Risiko yang mungkin terjadi dalam sebuah perusahaan atau bisnis sangat beragam jenisnya. Adapun beberapa jenis risiko dalam manajemen risiko antara lain:
1. Risiko Kredit
Ini adalah jenis risiko yang bisa timbul dari kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Umumnya terjadi saat debitur tidak membayar kembali utangnya.
Di dalam risiko kredit, manajemen risiko bertujuan untuk memastikan bahwa aktivitas penyedia dana bank tidak terdampak pada risiko kredit yang dapat menimbulkan kerugian bank.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko yang terjadi karena adanya perubahan pada tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing.
Manajemen risiko dapat meminimalisir dampak buruk karena perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan bank.
3. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang mungkin terjadi karena kegagalan atau tidak memadainya proses internal atau akibat kejadian eksternal.
Tujuan manajemen risiko operasional ada untuk meminimalisir kemungkinan dampak buruk akibat dari proses internal atau kejadian-kejadian eksternal.
4. Risiko Bisnis
Risiko ini berkaitan dengan posisi bisnis untuk bekembang di pasar yang dinamis. Adanya manajemen risiko dapat meminimalisir terjadinya dampak buruk perkembangan pasar yang fluktuatif.
5. Risiko Strategis
Risiko strategis terkait dengan keputusan bisnis yang diambil manajemen dalam jangka panjang.
Risk management akan membantu manajer dan pemimpin perusahaan mengurangi dampak negatif dari ketidakpastian strategi yang dijalankan.
Cakupan Manajemen Risiko
Di dalam penerapannya, manajemen risiko mencakup beberapa aspek penting yang memastikan bahwa organisasi dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko dengan efektif. Adapun cakupan tersebut antara lain:
1. Identifikasi Risiko
Proses mengidentifikasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi tujuan organisasi. Ini melibatkan pengenalan berbagai jenis risiko yang mungkin timbul, seperti risiko operasional, finansial, reputasi, dan risiko lainnya.
Metode identifikasi yang bisa digunakan antara lain brainstorming, analisis SWOT, HAZOP (Hazard and Operability Analysis), dan FMEA (Failure Mode and Effects Analysis).
2. Analisis Risiko
Cakupan ini menilai kemungkinan peluang terjadinya risiko, menilai dan konsekuensi keuangan, operasional, reputasi, dan lainnya dari risiko yang terjadi.
Tahap ini juga menentukan risiko mana yang paling penting untuk ditangani berdasarkan kombinasi kemungkinan dan dampaknya.
3. Penilaian Risiko
Selanjutnya risiko dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang dapat diterima oleh organisasi. Hal ini membantu dalam mengarahkan sumber daya untuk mengelola risiko yang paling penting.
Di tahap ini juga dilakukan pengembangan rencana untuk mengelola risiko yang melebihi toleransi risiko.
4. Pemantauan dan Pengendalian Risiko
Manajemen risiko adalah proses yang berkelanjutan. Ini membutuhkan pemantauan terus-menerus terhadap risiko yang ada serta efektivitas dari strategi pengelolaan risiko yang telah diimplementasikan.
Di sini dilakukan pemantauan efektivitas kontrol dan meninjau rencana pengendalian secara berkala untuk memastikan kesesuaiannya dengan perubahan risiko.
5. Komunikasi Risiko
Penting untuk berkomunikasi secara efektif tentang risiko kepada semua pemangku kepentingan terkait, termasuk manajemen, karyawan, pemegang saham, dan pihak eksternal lainnya.
Ini membantu memastikan bahwa semua pihak terinformasi tentang risiko yang dihadapi organisasi dan langkah-langkah yang diambil untuk mengelolanya.
Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko dilakukan dengan penerapan kebijakan, prosedur, dan praktik yang dijalankan secara sistematis.
Langkah-langkah sistematis ini terdiri dari aktivitas komunikasi dan konsultasi, menetapkan konteks dan menilai, menangani, memantau, meninjau, mencatat, dan melaporkan risiko.
Perlu diketahui bahwa proses manajemen risiko harus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks organisasi yang spesifik.
Organisasi perlu secara proaktif memantau dan meninjau prosesnya secara berkala untuk memastikan bahwa prosesnya tetap efektif dalam mengelola risiko yang terus berkembang.
Itulah hal yang perlu Anda ketahui mengenai manajemen risiko. Umumnya, setiap perusahaan memiliki divisi khusus yang akan menangani manajemen risiko, di mana divisi ini diisi oleh orang-orang berpengalaman dan mengerti bagaimana cara menangani setiap risiko.
Temukan kandidat risk management terbaik dari seluruh Indonesia dengan cara yang mudah, cepat, dan tepat melalui pasang loker di KitaLulus!
Pasang loker di KitaLulus memungkinkan Anda untuk menemukan kandidat terbaik di seluruh pelosok negeri dengan cara yang cepat dan gratis!
Ayo daftarkan perusahaan atau bisnis Anda sekarang!