Tidak cuma di dunia politik saja, praktik nepotisme juga bisa jumpai dalam dunia kerja. Secara sederhana, nepotisme adalah sikap suka berlebihan dengan kerabat dekat. Contoh nepotisme dalam dunia kerja misalnya bos membawa anggota keluarganya atau orang terdekatnya untuk bekerja di kantor. Hal ini akrab juga disebut sebagai “orang dalam”.
Padahal, sama halnya di dunia politik, nepotisme di dunia kerja juga bisa mendatangkan dampak buruk. Nah, untuk lebih mengenal apa itu nepotisme, ciri, serta bagaimana solusi menghadapinya, mari simak artikel berikut ini.
Apa Itu Nepotisme?
Nepotisme adalah suatu tindakan seseorang yang memanfaatkan posisi dan jabatannya untuk mengutamakan kepentingan keluarga atau orang terdekatnya di atas kepentingan umum.
Praktik yang sering ditemukan adalah memilih orang untuk masuk dan duduk di posisi tertentu bukan berdasarkan kepada kemampuannya tetapi atas dasar hubungan darah atau kekerabatan.
Pendapat lain mengatakan, arti nepotisme adalah praktik yang dilakukan oleh mereka yang memiliki kuasa atau pengaruh untuk mengutamakan keluarga atau kerabat dan teman akrab.
Secara etimologi sendiri, istilah nepotisme berasal dari bahasa Latin, yaitu “Nepos” yang berarti keponakan atau cucu. Sehingga, dapat didefinisikan bahwa nepotisme artinya tindakan memilih orang bukan berdasarkan kemampuannya, tetapi atas dasar hubungan kekeluargaan atau kedekatan.
Di Indonesia, pengertian nepotisme diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dan Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Dalam undang-undang, nepotisme diartikan sebagai setiap perbuatan penyelenggaraan negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Ciri-ciri Nepotisme
Praktik nepotisme di dunia kerja sendiri bisa dikenali secara mudah, asalkan kamu sudah tahu apa saja ciri-cirinya. Nah, berikut ini ciri-ciri nepotisme adalah:
- Pelaksanaan jabatan dilakukan secara otoriter
- Pemberian posisi tertentu tidak didasari kemampuan atau keahlian, tetapi karena adanya hubungan keluarga atau kedekatan.
- Kurang atau tidak adanya kejujuran dalam menjalankan amanat yang diberikan kepadanya
- Adanya kesenjangan dan ketidakadilan dalam pelaksanaan pekerjaan maupun pemberian fasilitas
Baca juga: Membayar Calo Pabrik untuk Dapat Kerja, Apakah Boleh?
Jenis Nepotisme
Dalam praktiknya, nepotisme juga memiliki beberapa jenis, seperti berikut ini:
1. Nepotisme Ikatan Keluarga
Jenis pertama dari nepotisme adalah ikatan keluarga. Nepotisme ini paling banyak terjadi dan paling mudah dikenali. Contohnya, dalam posisi jajaran staf, banyak diisi oleh satu keluarga. Hal ini bisa diketahui dengan mudah dengan melihat nama belakang atau kemiripan wajah.
2. Nepotisme College Tribalism
Nepotism college tribalism dilakukan berdasarkan asal kampus atau jurusan kampus yang sama. Contoh nepotisme ini yaitu di suatu perusahaan yang dipimpin oleh bos dari kampus Z, saat ada kandidat yang berasal dari kampus yang sama dengannya, maka pelamar tersebut lebih diprioritaskan.
3. Organizational Tribalism
Nepotisme organisasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan berdasarkan organisasi tertentu saja, seperti organisasi partai politik, profesi, dan lainnya. Contohnya, menempatkan orang yang berasal dari partai yang sama untuk mengisi posisi penting.
4. Institutional Tribalism
Jenis nepotisme ini dilakukan oleh orang yang berasal dari instansi yang sama di luar instansinya saat ini. Misal seorang pemimpin perusahaan yang pindah kerja, kemudian ia membawa serta karyawan terbaiknya untuk ikut pindah ke tempat baru bersamanya.
Baca juga: 5 Manfaat Membangun Networking dalam Dunia Kerja & Cara Melakukannya
Perbedaan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Bicara nepotisme biasanya juga erat dengan istilah lainnya yaitu korupsi dan kolusi. Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan harta milik perusahaan atau negara yang digunakan untuk kepentingan pribadi maupun orang lain.
Sedangkan kolusi artinya tindakan persekongkolan oleh dua orang atau lebih yang dilakukan secara rahasia dengan tujuan buruk dan mendapatkan keuntungan.
Kolusi juga bisa diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan secara tersembunyi dengan memberikan uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar semua urusan menjadi lancar.
Dampak Nepotisme
Tentunya, praktik nepotisme di dunia kerja memiliki dampak yang buruk. Selain proses rekrutmen yang tidak adil dan tidak memerhatikan keahlian serta kompetensi orang tersebut, nepotisme adalah tindakan juga bisa menyebabkan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Di samping itu, ada beberapa dampak lainnya seperti:
1. Menghambat Retensi Karyawan
Bila nepotisme terjadi di suatu perusahaan atau divisi dalam perusahaan maka ada kemungkinan perusahaan bisa kehilangan karyawan terbaiknya.
Hal ini terjadi karena jajaran kepemimpinan telah diisi oleh keluarga atau kerabat dari bos, sehingga peran tim HRD untuk membangun keterampilan akan terhambat.
Dampaknya, karyawan yang produktif sekalipun bisa kehilangan minat bekerja di perusahaan tersebut dan memilih mengajukan resign.
2. Adanya Diskriminasi
Berikutnya yang juga menjadi dampak nepotisme adalah sering menimbulkan diskriminasi di lingkungan kerja. Ini terjadi karena atasan akan mendahulukan kepentingan keluarga atau kerabatnya daripada karyawan biasa.
3. Risiko Konflik Keluarga
Saat ada keluarga atau teman yang bekerja di perusahaan yang sama maka ada kemungkinan mudah terjadi konflik. Ini terjadi karena mereka akan mudah membawa permasalahan pribadi ke dalam pekerjaan. Konflik inilah yang bisa mengganggu suasana lingkungan kerja.
Baca juga: Rekrutmen Jalur Orang Dalam, Bagaimana HR Menanggapinya?
Solusi Menghadapi Nepotisme
Berada di lingkungan kerja yang mempraktikan nepotisme mungkin sangat tidak nyaman. Jika kamu menghadapinya, cobalah ikuti beberapa cara berikut ini.
1. Lakukan Observasi
Cara menghadapi nepotisme adalah cobalah lakukan observasi pada karyawan lainnya yang mempunyai anggota keluarga atau kerabat yang bekerja di dalam departemen, area bisnis, atau divisi yang sama.
Kamu juga bisa mengamati pasangan suami istri yang bekerja dalam perusahaan yang sama. Bila kamu melihat ada hal janggal, kamu bisa mencatatnya. Dengan cara ini, kamu bisa mengobservasi dan memperoleh indikasi siapa saja karyawan yang melakukan praktik nepotisme.
2. Coba Evaluasi Kompetensi
Bila kamu menemukan kandidat karyawan yang mempunyai hubungan kerabat dengan karyawan yang sudah bekerja di perusahaan, maka kamu bisa melakukan evaluasi dan mengklasifikasikan kompetensinya. Apakah ia bisa menempati posisi tersebut atau tidak.
Sebenarnya, merekrut orang yang memiliki kekerabatan bukanlah hal yang sepenuhnya salahmu tapi mereka harus benar-benar mempunyai kemampuan yang memang sesuai.
3. Tetap Profesional
Bila kamu menemukan budaya nepotisme di perusahaanmu, cobalah tetap kendalikan diri. Jangan tunjukkan bila kamu cemburu kepada pelaku nepotisme, walaupun kamu dalam keadaan terpojok. Sebaliknya, tunjukkan kalau kamu memiliki emosi yang matang yang mengisyaratkan jika kamu tidak terpengaruh dengan hal tersebut.
4. Keluar dari Situasi Tersebut
Terakhir, solusi menghadapi nepotisme adalah jika praktik ini sudah amat sangat mengganggu, hingga membuat kamu tidak bisa produktif dan memengaruhi kualitas hidup dan pikiranmu, ada baiknya kamu segera keluar dari situasi tersebut.
Jangan memaksakan diri untuk bertahan di keadaan buruk itu sementara kamu melewati banyak kesempatan emas untuk berkembang.
Contoh Nepotisme Dalam Kantor
Berikut beberapa contoh nepotisme yang sering terjadi di dunia kerja.
- Seorang pejabat mempekerjakan kerabatnya dan memberikan perlakuan istimewa dalam proses pengangkatan.
- Seorang pejabat di suatu lembaga membuka posisi lowongan pekerjaan. Kemudian pejabat itu mengisi posisi di institusi tersebut dengan anggota keluarganya sendiri, tanpa melihat kemampuan ataupun kualifikasi dari pelamar lainnya.
- Alih-alih memilih seseorang karena kemampuannya dalam bekerja, seorang manajer mempromosikan anggota keluarganya yang terkenal tidak kompeten.
Itulah hal mengenai contoh nepotisme di lingkungan kerja yang perlu kamu ketahui. Mungkin setelah membaca ini, kamu sadar kalau ternyata praktik ini begitu dekat dengan keseharianmu di lingkungan kerja.
Jika praktik tersebut merugikan kamu, ada baiknya kamu segera melakukan tindakan. Jika kamu membutuhkan karyawan untuk mengisi posisi di perusahaan, kamu bisa klik di sini. Yuk, pasang iklan lowongan pekerjaan sekarang!