Di dunia bisnis dan investasi, rasio profitabilitas adalah salah satu metriks terpenting dalam menilai kinerja perusahaan. Dengan adanya analisis rasio profitabilitas, stakeholder atau orang-orang berkepentingan dengan perusahaan dapat menilai seberapa efisien perusahaan menghasilkan profit dan membaginya ke investor.
Normalnya, semakin besar rasio profitabilitas perusahaan, maka semakin bagus pula kinerja tim di dalamnya. Tapi sebenarnya, bagaimana cara menghitung rasio profitabilitas itu? Apa saja jenis rasio profitabilitas yang dapat dipertimbangkan? Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Apa Itu Rasio Profitabilitas?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk melihat seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan berdasarkan kinerja yang mempengaruhi catatan laporan keuangan.
Akan tetapi, manfaat perhitungan rasio profitabilitas tidak berhenti sampai di situ saja, beberapa keuntungan rasio profitabilitas lain misalnya:
- Perhitungan profit yang jelas dan transparan, sehingga tiap stakeholder tahu pasti berapa dividen yang bisa didapatnya.
- Angka produktivitas perusahaan semakin jelas, dibuktikan dengan adanya volume laba kotor yang tinggi.
- Stakeholder bisa mengetahui dengan pasti kapan bisnis balik modal.
- Menunjukkan prospek perusahaan ke depannya.
- Menjadi representasi kinerja manajemen perusahaan.
Akan tetapi, setiap perusahaan memiliki kebijakan analisis rasio profitabilitasnya masing-masing. Selain itu, cara menghitung rasio profitabilitas juga mengacu pada progres perkembangan perusahaan saja, tanpa memperhatikan market share atau kekuatan brand perusahaan dibanding kompetitor.
Meski demikian, jika ingin memberikan laporan termudah ke investor (dan mempertahankan kepercayaan mereka), rasio profitabilitas adalah salah satu metriks terampuh untuk Anda hitung.
BACA JUGA: Apa Itu Cashflow? Ini Pengertian, Cara Hitung, & Contoh Laporannya
Jenis Rasio Profitabilitas, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Ada 8 jenis rasio profitabilitas yang harus Anda ketahui sebagai pengusaha atau profesional. Bahkan beberapa jenis rasio profitabilitas ini bisa digunakan untuk melakukan peninjauan terkait kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Selengkapnya tentang jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Jenis pertama dari rasio profitabilitas adalah margin laba kotor atau gross profit margin. Jenis rasio ini digunakan untuk melihat persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.
Sebab, laba kotor yang dipengaruhi oleh arus kas akan memperlihatkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan biaya yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa layanan perusahaan.
Jenis rasio profitabilitas margin laba kotor juga bisa digunakan untuk mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi. Jika angkanya semakin besar, maka akan semakin baik, dan sebaliknya.
Berikut rumus rasio profitabilitas margin laba kotor dan cara menghitungnya:
Gross profit margin = (laba kotor / total pendapatan) x 100%
Misalkan, perusahaan A memiliki laba kotor sebanyak Rp48 juta, dan total pendapatan perusahaan mencapai Rp55 juta. Maka gross profit margin perusahaan A adalah:
(Rp48.000.000,00 / Rp55.000.000,00) x 100% = 87%
2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Jenis yang kedua dari rasio profitabilitas adalah margin laba bersih atau net profit margin. Jenis rasio ini bisa digunakan untuk melihat persentase laba bersih yang didapatkan setelah dikurangi pajak pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan.
Manfaat dari penghitungan jenis rasio profitabilitas yang satu ini adalah untuk mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Jika angka net profit margin semakin tinggi, artinya operasi suatu perusahaan semakin membaik.
Berikut rumus rasio profitabilitas margin laba bersih:
Net profit margin = (laba bersih setelah pajak / penjualan) x 100%
Misalkan perusahaan AA memiliki pendapatan penjualan bersih atau net sales mencapai Rp27 triliun. Lalu setelah dikurangi pajak laba bersihnya menjadi Rp2 triliun. Maka net profit margin dari perusahaan AA adalah:
(Rp2.000.000.000.000,00 / Rp27.000.000.000.000,00) x 100% = 7,4%
3. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
Jenis ketiga dari rasio profitabilitas adalah rasio pengembalian aset atau return on assets ratio. Tingkat rasio pengembalian aset digunakan untuk menilai persentase keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset.
Sehingga dalam perhitungan rasio profitabilitas ini akan terlihat efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya. Berikut rumus rasio profitabilitas untuk menghitung rasio pengembalian aset:
Return on assets ratio = (laba bersih / total aset) x 100%
Perusahaan B diketahui memiliki laba bersih perusahaan yang mencapai Rp180 juta dan memiliki total aset berkisar Rp20 juta. Maka penghitungan return on assets ratio perusahaan B adalah:
(Rp180.000.000,00 / Rp20.000.000,00) x 100% = 9%
BACA JUGA: Pengertian Rasio Likuiditas, Rumus, & Cara Menghitungnya
4. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)
Jenis keempat dari rasio profitabilitas adalah rasio pengembalian ekuitas atau return on equity ratio. Rasio jenis ini biasa digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan.
Rasio profitabilitas pengambilan ekuitas atau ROE dapat dihitung dari penghasilan perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan para pemegang saham perusahaan. Nanti hasilnya akan menunjukkan apakah perusahaan berhasil mengelola modal yang diberikan atau tidak.
Penghitungan ROE menggunakan rumus rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
ROE = (laba bersih setelah pajak / ekuitas pemegang saham) x 100%
Misalkan, berdasarkan hasil laporan keuangan perusahan BB yang dikeluarkan per tanggal 31 Desember, menyatakan bahwa laba bersih perusahaan setelah dipotong pajak adalah sebesar Rp500 juta. Kemudian diketahui bahwa total ekuitas para pemegang saham mencapai Rp800 juta. Maka REO dari perusahaan BB adalah:
(Rp500.000.000,00 / Rp800.000.000,00) x 100% = 62,5%
5. Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)
Jenis kelima dari rasio profitabilitas adalah rasio pengembalian penjualan atau return on sales ratio. Merupakan jenis rasio profitabilitas yang bisa menampilkan tingkat keuntungan perusahaan setelah pembayaran variabel produksi.
Variabel tersebut diantaranya adalah upah pekerja, bahan baku, dan hal lainnya yang berhubungan dengan biaya produksi barang atau jasa sebelum dikurangi pajak dan bunga. Maka rumus rasio profitabilitas untuk menghitung ROS perusahaan adalah:
Return of sales ratio = (laba sebelum pajak dan bunga / penjualan) x 100%
Misalkan perusahaan C memiliki penghasilan sebelum pajak dan bunga sebesar Rp100 juta, dan penjualan yang didapatkan mencapai Rp1,5 miliar. Maka ROS perusahaan C adalah:
(Rp100.000.000,00 / Rp1.500.000.000,00) x 100% = 6,7%
6. Pengembalian Modal yang Digunakan (Return on Capital Employed)
Jenis keenam dalam rasio profitabilitas adalah pengembalian modal yang digunakan atau return on capital employed. Jenis rasio ini digunakan untuk mengukur keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase.
Modal yang dimaksud adalah ekuitas suatu perusahaan yang ditambah dengan kewajiban tidak lancar atau singkatnya total aset dikurangi kewajiban lancar. Jenis rasio profitabilitas ini akan menggambarkan efisiensi dan profitabilitas modal atau investasi perusahaan.
Ada dua rumus rasio profitabilitas yang digunakan untuk menghitung ROCE ini. Yaitu:
Return on capital employed = (laba sebelum pajak dan bunga / modal kerja) x 100%
Atau
Return on capital employed = (laba sebelum pajak dan bunga / total aset – kewajiban) x 100%
Misalkan perusahaan CC mendapatkan laba sebelum pajak dan bunga mencapai Rp200 juta, dan memiliki modal kerja Rp800 juta. Maka ROCE perusahaan CC adalah:
(Rp200.000.000,00 / Rp800.000.000,00) x 100% = 25%
7. Return on Investment (ROI)
Jenis ketujuh dari rasio profitabilitas adalah return on investment atau dikenal dengan sebutan ROI. Merupakan penghitungan rasio profitabilitas dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva.
ROI bisa digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan keuntungan terhadap jumlah seluruh aktiva yang tersedia di perusahaan. Dalam rasio profitabilitas, jika angka ROI semakin tinggi, maka kondisi finansial perusahaan akan semakin membaik.
Berikut rumus rasio profitabilitas untuk mendapatkan ROI:
ROI = ((laba atas investasi – investasi awal) / investasi) x 100%
Misalkan perusahaan Anda melakukan investasi sebesar Rp500 juta pada sebuah usaha penjualan bahan baku untuk produksi produk perusahaan Anda. Dari investasi tersebut Anda mendapatkan penjualan mencapai 1.000 produk.
Lalu hasil penjualan yang didapatkan oleh perusahaan Anda mencapai Rp600 juta. Maka dapat diketahui bahwa laba atas investasi yang dilakukan perusahaan Anda adalah Rp100 juta. Maka ROI perusahaan Anda adalah:
((Rp600.000.000,00 – Rp500.000.000,00) / Rp500.000.000,00) x 100% = 20%
8. Earning per Share (EPS)
Jenis terakhir dari rasio profitabilitas adalah earning per share atau EPS. Merupakan jenis rasio yang bisa digunakan untuk menilai tingkat kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan.
Earning per share menjadi jenis rasio profitabilitas yang sangat diperhatikan oleh manajemen perusahaan, para pemegang saham, dan calon pemegang saham. Hal ini karena EPS menjadi sebuah indikator keberhasilan perusahaan.
Rumus rasio profitabilitas yang digunakan untuk mendapatkan angka EPS adalah:
EPS = (laba bersih setelah pajak – dividen saham preferen) / jumlah saham biasa yang beredar
Diketahui, perusahaan E memiliki saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar di tahun 2021. Sedangkan laba bersih perusahaan setelah dipotong pajak adalah Rp1 miliar. Kemudian perusahaan E membagikan 10% dividen atau sekitar Rp100 juta kepada para pemegang sahamnya. Maka EPS perusahaan E adalah:
(Rp1.000.000.000,00 – Rp100.000.000,00) / 1.000.000 = 900/share atau saham
Demikianlah penjelasan mengenai rasio profitabilitas beserta jenis dan rumus rasio profitabilitas yang bisa digunakan untuk menghitung tingkat keuntungan perusahaan Anda di setiap periodenya.
Susah memahami cara menghitung rasio profitabilitas di atas? Daripada pusing sendiri, yuk rekrut tenaga akuntan atau staff keuangan untuk melakukan analisis rasio profitabilitas perusahaan Anda! Jika susah menemukan yang tepat, langsung saja pasang lowongan kerja di KitaLulus.
Platform KitaLulus adalah salah satu situs penempaan bakat terbaik di Indonesia. Seluruh talent dari KitaLulus terbukti berkualitas, berkapasitas, dan tentunya beretika! Jadi, tunggu apalagi? Yuk, pasang lowongan kerja perusahaan Anda di KitaLulus!