Resesi adalah- Salah satu permasalahan keuangan atau kondisi finansial yang bisa dialami oleh suatu negara adalah resesi. Yap, resesi adalah istilah yang menjadi momok menakutkan hampir di seluruh negara, tidak terkecuali Indonesia.
Fenomena resesi ekonomi tidak hanya memengaruhi kondisi keuangan saja, tapi juga beberapa sektor vital seperti investor, pajak sampai dengan kualitas hidup masyarakat. Oleh sebab itulah, pemahaman tentang resesi ekonomi penting kita pelajari.
Ingin tahu lebih banyak mengenai resesi ekonomi? Mari baca artikel di bawah ini!
Apa Itu Resesi Ekonomi?
Resesi ekonomi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang stagnan dan lama. Hal ini ditandai dengan menurunya produk domestik bruto (GDP) suatu negara selama 2 kuartal dalam setahun sehingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif.
Sementara itu, mengutip dari Investopedia, resesi adalah periode turunnya kinerja ekonomi di seluruh perekonomian yang berlangsung selama beberapa bulan.
Sedangkan, menurut Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER), resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian dan berlangsung beberapa bulan. Penurunan ini terlihat pada produk domestik bruto riil, pendapatan riil, lapangan pekerjaan, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.
Beberapa pemicu resesi adalah penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya pengangguran, bahkan karena kebangkrutan ekonomi.
Indonesia sendiri pernah mengalami resesi ekonomi, di mana yang terbesar terjadi pada 1998.
Penyebab Resesi
Ada berbagai penyebab terjadinya resesi, dari hal yang berkaitan dengan ekonomi, teknologi, atau fenomena lainnya. Untuk lebih memahaminya, berikut ini beberapa penyebab resesi ekonomi.
1. Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara terus-menerus. Sebenarnya, inflasi tidaklah selalu buruk, inflasi baru dikatakan buruk bila terjadi secara berlebihan, sebab hal ini akan berdampak resesi.
2. Deflasi Berlebihan
Deflasi dapat memberikan dampak yang lebih buruk dari inflasi yang tak terkendali. Deflasi adalah kondisi saat harga turun dari waktu ke waktu dan menyebabkan upah mengalami penyusutan, kemudian menekan harga.
Fenomena deflasi akan lebih berdampak pada pemilik usaha atau penyedia barang dan jasa. Ini karena konsumen akan menunda pembelian dan menunggu harga agar lebih rendah lagi, bila hal ini terjadi, tidak ada perputaran uang dan bisa menyebabkan kerusakan ekonomi.
Penyebab deflasi sendiri adalah terjadinya jumlah produksi yang membludak secara bersamaan dari beberapa perusahaan, diikuti dengan menurunnya permintaan produksi sebuah produk, serta menurunnya jumlah uang yang ada di pasaran.
Akibatnya, daya beli masyarakat akan melemah dan perusahaan akan mengurangi aktivitas produksi.
3. Gelembung Aset
Penyebab resesi berikutnya adalah fenomena gelembung aset. Ini terjadi ketika masyarakat membeli properti seperti rumah, apartemen, real estate, atau juga saham yang nominalnya tinggi dengan spekulasi bahwa harganya akan terus naik di masa depan. Tanpa disadari, ini akan mengakibatkan terjadinya inflasi dalam objek properti.
4. Kehilangan Kepercayaan Investor
Investasi adalah aspek penting dalam pengembangan ekonomi, karena itu iklim yang kondusif dari segi proyek strategis ataupun keamanan perlu dijaga demi mendapatkan kepercayaan investor.
Apabila investor kehilangan kepercayaannya, ini akan berdampak pada lesunya perekonomian sehingga produksi menurun, pengangguran meningkat, dan daya beli jadi melemah. Dampak terburuknya adalah negara bisa jatuh ke resesi.
5. Tingginya Suku Bunga
Suku bunga yang tinggi berfungsi untuk melindungi nilai mata uang, namun di sisi lain, hal ini akan membebankan debitur dan menyebabkan kredit macet. Bila hal ini terjadi secara besar-besaran, maka akan menyebabkan kolapsnya perbankan.
6. Guncangan Ekonomi
Guncangan ekonomi seperti yang disebabkan oleh Covid-19 merupakan salah satu penyebab resesi ekonomi yang dialami Indonesia. Hal ini ditandai dengan lemahnya daya beli akibat kesulitan keuangan yang dialami masyarakat dan perusahaan.
Ciri-ciri Resesi Ekonomi
Sebenarnya, kamu bisa mencermati apakah resesi ekonomi sedang terjadi di suatu negara atau tidak. Caranya adalah dengan mengamati ciri-ciri yang menjadi indikasi resesi, seperti berikut ini:
1. Tingkat Impor Lebih Tinggi dari Ekspor
Ciri resesi yang pertama adalah bila suatu negara lebih banyak melakukan impor daripada ekspor. Bila hal ini terjadi, akan berisiko defisit anggaran. Akibatnya pendapatan nasional menurun dan berimbas resesi.
2. Pertumbuhan Ekonomi Melemah hingga 2 Kuartal Berturut-turut
Indikasi suatu negara mengalami resesi adalah ketika pertumbuhan yang terjadi di negara tersebut melemah hingga dua kuartal berturut-turut. Kondisi ini biasanya dipengaruhi karena ketidakstabilan investasi, konsumsi, pendapatan nasional, pengeluaran, dan ekspor-impor.
3. Produksi dan Konsumsi Tidak Seimbang
Jika jumlah produksi lebih besar dari tingkat konsumsi, maka akan terjadi penumpukan stok. Tapi, bila sebaliknya di mana konsumsi lebih tinggi dari produksi maka hal ini bisa mendorong impor besar-besaran. Jika ini terjadi, maka pengeluaran bisa membengkak dan laba akan menipis. Ini akan memicu resesi ekonomi.
4. Lapangan Kerja Menurun
Ketika lapangan kerja berkurang, maka akan meningkatkan jumlah pengangguran. Selain itu, fenomena ini juga menunjukkan lemahnya ekonomi dan kondisi ini juga bisa memicu tingginya tingkat kriminalitas.
Bila tingkat kriminalitas tinggi, tatanan sosial dan keamanan akan goyah. Bila dibiarkan, investor akan kehilangan kepercayaan untuk menanamkan modalnya.
Dampak Resesi Ekonomi
Lalu, apa yang terjadi ketika resesi? Tentu ada banyak dampak buruk yang terjadi, seperti berikut ini.
1. Pemerintah
Bila resesi terjadi, pendapatan negara yang bersumber dari pajak dan non pajak akan menjadi berkurang. Ini karena penghasilan rakyat menurun dan harga properti juga anjlok. Hal ini tentu akan memicu rendahnya jumlah PPN ke kas negara.
Selain itu, meningkatnya jumlah pengangguran juga membuat pemerintah harus membuka lapangan kerja sebanyak mungkin. Padahal di sisi lain pendapatan negara juga sedang merosot. Akibatnya, jumlah utang negara ke bank asing akan meningkat.
2. Perusahaan
Apa yang terjadi ketika resesi pada perusahaan adalah banyak perusahaan bangkrut. Ketika perusahaan gulung tikar, maka akan ada PHK besar-besaran. Jika ini terjadi artinya ada penurunan penghasilan yang pada jangka panjang akan menurunkan daya beli masyarakat dan jumlah permintaan juga akan berkurang drastis.
Baca Juga: Cara Mencari Investor yang Bisa Dilakukan Perusahaan
3. Pekerja
Selain pemerintah dan perusahaan, pekerja juga akan merasakan dampak resesi. Ketika perekonomian lesu karena resesi, mereka bisa kehilangan pekerjaan kapan saja karena PHK.
Jika ini terjadi, para pekerja akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dampaknya pun bukan hanya akan dirasakan oleh perekonomian pribadi pekerja itu sendiri, tapi juga memengaruhi kestabilan sosial dan iklim investasi suatu negara.
Contoh Resesi di Indonesia
Sejak merdeka, terhitung Indonesia sudah mengalami beberapa kali resesi ekonomi.
Pertama, Indonesia pernah mengalami resesi besar pada masa akhir pemerintahan Presiden Soeharto, pada tahun 1997 akhir dan berlanjut pada 1998. Saat itu, harga BBM melonjak tinggi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing mengalami penurunan drastis.
Resesi ekonomi yang terjadi pada saat ini memicu tingginya tingkat pengangguran dan sektor ekonomi banyak yang mati. Dampak dari resesi ini adalah terjadinya penjarahan dimana-mana, kota keos, dan akhirnya Soeharto mundur dari kepemimpinannya.
Lalu, Indonesia juga mengalami resesi pada saat pandemi Covid-19 dan pemberlakukan kebijakan lockdown, ini sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. Di mana saat itu, banyak perusahaan yang bangkrut dan banyak karyawan yang di PHK.
Cara Mengatasi Resesi
Perlu kamu ketahui, resesi ekonomi bisa diatasi, berikut ini beberapa cara untuk mencegah atau mengatasi resesi.
1. Meningkatkan Tingkat Belanja
Cara pertama mengatasi resesi adalah meningkatkan daya beli dan melakukan aktivitas belanja. Walau begitu, kamu juga perlu memerhatikan kondisi keuangan dan tidak melakukan pengeluaran yang berlebihan.
2. Menumbuhkan Kembali Kepercayaan Investor
Jika daya beli masyarakat sudah didorong, ekonomi perlahan kembali, pemerintah bisa menyusun kebijakan dan proyek strategi yang meningkatkan iklim investasi yang menarik bagi investor untuk menanamkan modal.
3. Meningkatkan Aktivitas UMKM
Terakhir, untuk mengatasi resesi adalah dengan meningkatkan aktivitas UMKM. Daya tahan UMKM lebih baik dari perusahaan besar ketika perekonomian mandek. Ini karena lingkup operasional mereka lebih kecil dan tidak rentan mengalami kerugian besar.
Karena itu, memberikan bantuan finansial kepada UMKM dapat mengatasi resesi karena aktivitas produksi akan terus berjalan.
Itulah hal yang perlu kamu ketahui tentang resesi ekonomi. Mengingat hal ini akan berdampak kepada kamu juga, sebagai pekerja ada baiknya kamu menyisihkan sebagian uang untuk ditabung.
Begitulah penjelasan seputar resesi ekonomi dan solusi untuk mengatasinya. Jika kamu membutuhkan karyawan untuk mengisi posisi di perusahaan, kamu bisa klik di sini. Yuk, pasang iklan lowongan pekerjaan sekarang!