Memasuki era teknologi, kini banyak pengusaha yang mulai beralih dari konvensional menjadi digital. Technopreneur adalah sebutan untuk orang yang berkecimpung di dunia ini. Lantas, apa bedanya dengan entrepreneur?
Agar Anda lebih paham, simak penjelasan berikut hingga selesai, ya!
Pengertian Technopreneur
Secara harfiah, technopreneur adalah berasal dari dua kata yaitu “technology” dan “entrepreneur”. Technopreneur dapat diartikan sebagai bisnis yang dijalankan dengan memanfaatkan teknologi.
Jika entrepreneur yang sudah lebih dahulu kita kenal biasanya tetap dapat dilakukan meski hanya oleh satu orang saja, maka technopreneur membutuhkan sekelompok orang dengan kemampuan mumpuni yang berbeda-beda dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan. Jenis kewirausahaan ini membutuhkan orang dengan kriteria tertentu seperti tech-savvy, cerdas, imajinatif, inovatif, dan mampu menghitung risiko.
Pada dasarnya, technopreneur berawal dari sebuah ide yang dirasa memiliki potensi untuk mengubah sesuatu yang biasanya dilakukan secara konvensional menjadi berbasis teknologi. Penggunaan teknologi ini diharapkan mampu membuat bisnis dapat dijalankan dengan lebih efektif, efisien, dan hemat biaya.
Tujuan Technopreneurship
Technopreneurship bertujuan untuk mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan teknologi agar bisa mempermudah pekerjaan manusia. Selain itu, tujuan lainnya di antaranya sebagai berikut.
1. Membuka Lapangan Kerja Baru
Membangun bisnis berbasis teknologi membutuhkan kemampuan yang beragam. Sehingga dalam setiap perusahaan technopreneurship yang dibangun, akan ada banyak tenaga kerja yang diserap.
2. Berkontribusi Terhadap Kemajuan Teknologi
Selain itu, tujuan technopreneurship adalah mendorong kemajuan teknologi. Ini dikarenakan produk technopreneurship dirancang untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Dengan begitu, bukan tidak mungkin akan bermunculan teknologi baru yang bisa memecahkan masalah lain dengan lebih cepat berkat produk yang sudah ada.
3. Menghidupkan Semangat dan Pola Pikir Kewirausahaan
Banyak technopreneur yang merekrut generasi muda. Untuk menjadi bagian dari perusahaan, karyawan harus memiliki kemampuan yang memenuhi kriteria-kriteria technopreneur seperti kemampuan mengambil risiko, kemampuan berinovasi, menciptakan kreativitas, hingga kemampuan mengenal pasar.
Berbekal kemampuan ini, suatu saat mereka bisa juga membangun perusahaan teknologi sendiri.
Baca juga: Apa Itu Sociopreneur, Contoh, Bedanya dengan Entrepreneur
Contoh Technopreneur
Dalam persaingan yang semakin ketat, technopreneur harus memiliki kemampuan berinovasi dan selangkah lebih maju. Technopreneur seringkali dimulai dari ide baru yang belum pernah ada sebelumnya. Tentu saja ini tidak hanya tentang memunculkan ide yang brilian tapi bagaimana ide tersebut bisa benar-benar direalisasikan.
Berikut ini beberapa contoh technopreneur beserta ide yang mereka realisasikan hingga berhasil menjadi perusahaan teknologi yang besar.
1. Elon Musk
Siapa yang tidak kenal dengan Elon Musk, seorang expert generalist yang baru-baru ini membeli Twitter. Elon Musk adalah contoh yang nyaris sempurna dari seorang tokoh technopreneur.
Dengan menjadi seorang yang inovatif dan berani mengambil risiko, Elon Musk berhasil mengembangkan beberapa perusahaan teknologi di segala bidang industri, dari mulai Tesla di industri otomotif, PayPal di industri layanan keuangan, hingga industri transportasi luar angkasa yang bernama SpaceX.
2. Bill Gates
Pada tahun 1975, Bill Gates bersama Paul Allen mulai mengembangkan Microsoft. Mereka pernah memiliki visi bahwa pada suatu saat akan ada sebuah komputer di setiap meja di dalam setiap rumah. Pada saat itu, banyak orang-orang yang menganggap ini adalah sebuah ketidakmungkinan.
Setelah hampir setengah abad berselang, ucapannya menjadi sebuah kenyataan. Kini, Bill Gates berhasil membawa Microsoft menjadi perusahaan teknologi yang besar dan ternama dengan miliaran pengguna.
3. Steve Jobs
Kurang lengkap rasanya jika membahas Microsoft tanpa membahas pesaing kuatnya yaitu Apple. Apple adalah perusahaan teknologi yang didirikan oleh Steve Jobs. Dengan inovasi yang ia berikan untuk mengembangkan Apple, Steve Jobs berhasil menjadikan Apple perusahaan teknologi yang besar dan membuat dirinya sukses menjadi seorang technopreneur.
4. Nadiem Makarim
Nadiem Makarim yang kini dikenal sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju, mulanya dikenal sebagai pendiri Gojek. Gojek sendiri merupakan sebuah perusahaan teknologi yang bergerak di bidang transportasi.
Nadiem berhasil mengembangkan Gojek hingga menjadi perusahaan dengan valuasi lebih dari USD 10 miliar. Ini pula yang berhasil membawa Gojek menjadi startup decacorn pertama di Indonesia dan membuat Nadiem Makarim layak untuk mendapat gelar tokoh technopreneur.
Selain empat tokoh di atas, masih banyak contoh tokoh technopreneur, baik di Indonesia maupun dunia.
Baca juga: 15 Ide Inovasi Bisnis Kreatif untuk Memulai Usaha. Apa Saja?
Ciri-ciri Technopreneur
Ada beberapa ciri khusus yang dimiliki oleh technopreneur, berikut di antaranya:
1. Berpikir Kreatif dan Inovatif
Technopreneur adalah seorang yang mampu berpikir dengan mencari cara baru untuk mengatasi sebuah permasalahan. Mereka tidak henti bereksperimen menggunakan pendekatan-pendekatan baru dengan menggunakan teknologi.
2. Tidak Takut Mengambil Risiko
Mengambil risiko memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, ciri technopreneur adalah tidak boleh takut mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian. Biasanya, risiko yang harus diambil berkaitan dengan ide, waktu, dan biaya. Mengambil risiko perlu dilakukan untuk menghasilkan inovasi dan pertumbuhan perusahaan.
3. Tertarik dengan Teknologi
Karena sangat berkaitan dengan teknologi, tentu saja technopreneur harus memiliki ketertarikan di bidang tersebut. Tidak hanya tertarik, seorang technopreneur juga harus terus mendalami dan memperbaharui keilmuan di bidang teknologi agar dapat mengaplikasikannya untuk mengembangkan perusahaan.
4. Mudah Beradaptasi dan Fleksibel
Sejalan dengan teknologi yang terus berkembang seiring waktu, seorang technopreneur harus dapat terus beradaptasi dengan kondisi baru. Selain itu, mereka tidak boleh menutup diri dari saran-saran yang berkaitan dengan optimasi untuk memenuhi kebutuhan pasar.
5. Fokus dan Bertekad
Yang tidak kalah penting dari ciri technopreneur adalah sikap fokus dan bertekad. Mereka harus tahu apa yang menjadi tujuannya dan senantiasa berfokus pada tujuan tersebut. Sikap ini harus ditempa terus menerus secara persisten agar tujuan dapat tercapai.
6, Memiliki Jiwa Entrepreneur
Karena technopreneur adalah seorang wirausaha juga, maka sudah menjadi kewajiban baginya untuk memiliki jiwa entrepreneur. Hal ini ditandai dengan bersikap profit-oriented, memiliki jiwa kepemimpinan, dan menguasai seluk beluk pasar.
Baca juga: Wirausaha Adalah: Pengertian, Karakteristik, Cara Menjadi Sukses
Cara Menjadi Technopreneur Sukses
Di era digital seperti sekarang, menjadi seorang technopreneur adalah profesi yang cukup menjanjikan. Setelah mengetahui ciri-cirinya, berikut cara yang bisa ditempuh untuk menjadi technopreneur sukses.
1. Membangun Tim
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa technopreneur adalah bisnis yang berbasis teknologi. Jadi, harus selalu ada pihak yang memahami teknologi dan pihak yang menguasai kewirausahaan.
Jika Anda memiliki kemampuan kewirausahaan tetapi tidak cukup ahli dalam bidang teknologi, maka Anda dapat mencari atau merekrut orang yang paham teknologi agar dapat membangun sebuah tim technopreneur yang solid.
Namun, akan lebih baik lagi bila Anda juga memperluas wawasan di bidang tersebut supaya bisa menciptakan produk yang menjadi solusi bagi masyarakat.
2. Mengimplementasikan Teknik Problem-solving
Menghadapi dunia yang penuh ketidakpastian, seorang technopreneur pasti akan menemui banyak tantangan yang terduga maupun tak terduga pada tahun-tahun pertama maupun setelahnya. Oleh karena itu, kemampuan problem-solving penting Anda miliki.
3. Melakukan Decision-making
Dalam perjalanan bisnis akan selalu ada waktu di mana technopreneur harus memilih di antara dua atau lebih pilihan. Anda harus memiliki kemampuan decision-making dan memilih pilihan yang paling efektif dan paling memungkinkan. Anda juga tidak boleh terlalu sering mengubah keputusan.
4. Mempercayai Intuisi
Cara menjadi technopreneur juga harus mempercayai instingnya. Ia harus mampu melihat adanya kemungkinan dan peluang-peluang dari setiap tantangan serta masalah.
Baca juga: 7 Langkah Pengambilan Keputusan dan Unsur-Unsurnya
Itulah tadi pengertian technopreneur beserta karakteristik, tujuan, dan bagaimana cara menjadi seorang technopreneur. Jika Anda ingin menjadi pengusaha di bidang teknologi namun kesulitan mencari calon karyawan yang memenuhi kriteria, Anda dapat memasang lowongan kerja di KitaLulus.
Memasang iklan lowongan kerja di KitaLulus sangatlah mudah. Anda cukup mengisi formulir dan iklan Anda akan ditayangkan dalam hitungan jam saja. Mudah bukan? Jadi, ayo pasang iklan lowongan kerja Anda sekarang!