Mengenal Employee Retention, Manfaat, dan Strateginya

Ditulis oleh
Ditinjau oleh
People Operations Associate at KitaLulus

Lulusan Psikologi Atma Jaya dengan keahlian HR, pengujian psikologi, dan rekrutmen. Berhasil mengelola 50+ posisi dengan tingkat keberhasilan 85% dan mengembangkan sistem asesmen yang meningkatkan akurasi seleksi kandidat 30%.

employee retention
Mengenal Employee Retention, Manfaat, dan Strateginya

Dalam lanskap bisnis Indonesia yang semakin kompetitif, employee retention atau retensi karyawan telah menjadi prioritas bagi perusahaan dari berbagai skala dan sektor. Mempertahankan talenta terbaik tidak hanya berdampak pada stabilitas operasional, tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan di pasar.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang strategi employee retention yang relevan dengan konteks perusahaan di Indonesia, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi retensi, pendekatan praktis, dan implementasi program yang efektif.

Dengan memahami dan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan Indonesia dapat secara signifikan meningkatkan tingkat retensi karyawan mereka, mengurangi biaya turnover, dan membangun tim yang stabil dan berdedikasi untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Apa Itu Employee Retention?

Retensi karyawan merujuk pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang berharga dalam jangka waktu yang panjang. 

Michael Page Talent Trends 2024 melaporkan bahwa 35% organisasi di Indonesia menghadapi tantangan dalam mempertahankan karyawan, sementara 38% mengalami kesulitan menemukan talenta yang tepat. Angka ini menunjukkan bahwa retensi karyawan memang menjadi salah satu isu penting.

Mengapa demikian? Karena kehilangan karyawan berpengalaman dan berpotensi dapat menyebabkan biaya yang tinggi dalam hal waktu, uang, dan sumber daya untuk merekrut dan melatih karyawan baru.

Upaya retensi karyawan melibatkan berbagai strategi dan kebijakan yang ditujukan untuk memastikan bahwa karyawan merasa puas, terlibat, dan terikat dengan perusahaan.

BACA JUGA: HR Harus Tahu, Ini 4 Cara Mengatasi Konflik Dalam Kantor

Manfaat Employee Retention

Pentingnya mempertahankan karyawan yang baik

Employee retention memiliki berbagai manfaat yang signifikan bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat penting dari upaya retensi karyawan:

1. Mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan

Mengganti karyawan yang pergi membutuhkan biaya yang signifikan untuk merekrut, melatih, dan mengintegrasikan karyawan baru. Dengan mempertahankan karyawan yang ada, perusahaan dapat mengurangi biaya ini dan mengalokasikan sumber daya yang lebih baik untuk pengembangan dan pertumbuhan perusahaan.

2. Meningkatkan produktivitas

Karyawan yang tetap lama dalam organisasi cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pekerjaan mereka, tugas-tugas yang diemban, serta sistem dan proses internal perusahaan. Mereka dapat bekerja dengan lebih efisien, menghindari kesalahan yang disebabkan oleh kurva pembelajaran karyawan baru, dan memaksimalkan produktivitas mereka.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan

Karyawan yang tetap lama dalam organisasi memiliki kesempatan untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Mereka mengenal kebutuhan dan preferensi pelanggan dengan baik, yang memungkinkan mereka memberikan pelayanan yang lebih baik dan responsif. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, memperkuat loyalitas, dan mendukung pertumbuhan bisnis.

4. Memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman

Karyawan yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mendalam tentang perusahaan dan pekerjaan mereka adalah aset berharga. Dengan mempertahankan karyawan ini, perusahaan dapat memanfaatkan pengetahuan, keahlian, dan wawasan mereka untuk meningkatkan operasional, inovasi, dan daya saing.

5. Membangun budaya organisasi yang kuat

Karyawan yang tetap lama dalam organisasi dapat membantu mempertahankan dan memperkuat budaya perusahaan. Mereka menjadi teladan bagi karyawan baru dan membantu dalam mentransmisikan nilai-nilai, norma, dan etika kerja yang diinginkan. Ini berkontribusi pada membangun budaya organisasi yang kuat dan kohesif.

6. Meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan

Mengutamakan retensi karyawan dapat meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan mereka. Dengan menawarkan peluang pengembangan karir, pengakuan atas prestasi, keseimbangan kerja-kehidupan, dan lingkungan kerja yang positif, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan karyawan, membangun loyalitas, dan mengurangi tingkat turnover.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi Karyawan

Untuk mengembangkan strategi retensi yang efektif, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan karyawan untuk bertahan atau meninggalkan perusahaan, khususnya dalam konteks Indonesia.

1. Kompensasi dan Benefit

Kompensasi tetap menjadi faktor penting dalam retensi karyawan, namun memiliki nuansa khusus dalam konteks Indonesia:

  • Gaji kompetitif: Meskipun penting, bukan selalu faktor utama bila faktor lain terpenuhi
  • Struktur benefit yang komprehensif: Asuransi kesehatan keluarga, dana pensiun, dan tunjangan hari raya
  • Bonus dan insentif: Sistem bonus berbasis kinerja yang transparan
  • Tunjangan khusus Indonesia: THR, tunjangan keagamaan, dan tunjangan pendidikan

Berdasarkan penelitian Sutrisno (2023) dalam Murthado (2024), kompensasi menjadi salah satu faktor yang bisa mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, yang pada akhirnya membuat mereka cenderung memilih untuk tetap bertahan di perusahaan.

2. Pengembangan Karir dan Pembelajaran

Karyawan Indonesia, terutama generasi milenial dan Gen Z, sangat mementingkan peluang pengembangan karir:

  • Jalur karir yang jelas: Transparansi dalam persyaratan dan kesempatan promosi
  • Program pengembangan keterampilan: Pelatihan teknis dan soft skills
  • Kesempatan rotasi dan penugasan baru: Pengalaman lintas departemen atau proyek
  • Pendidikan lanjutan dan sertifikasi: Dukungan untuk peningkatan kredensial profesional

3. Budaya Kerja dan Lingkungan

Faktor budaya memiliki dampak signifikan, dengan beberapa elemen yang khas dalam konteks Indonesia:

  • Nilai kekeluargaan: Hubungan interpersonal yang kuat dan suasana kerja yang bersifat kekeluargaan
  • Keseimbangan kehidupan-kerja: Fleksibilitas dan penghargaan terhadap tanggung jawab keluarga
  • Komunikasi terbuka: Akses kepada manajemen dan kesempatan untuk memberikan masukan
  • Pengakuan dan apresiasi: Budaya memberi pengakuan atas kontribusi dan pencapaian

4. Faktor Kepemimpinan dan Manajemen

Kualitas kepemimpinan memainkan peran krusial dalam keputusan karyawan untuk bertahan:

  • Gaya manajemen yang suportif: Manajer yang berperan sebagai mentor dan pembimbing
  • Komunikasi yang efektif: Kejelasan arahan dan umpan balik berkala
  • Keadilan dan transparansi: Keputusan yang adil dan proses yang transparan
  • Pemberdayaan karyawan: Kepercayaan dan delegasi tanggung jawab

5. Faktor Unik dalam Konteks Indonesia

Beberapa faktor khusus yang berpengaruh dalam konteks Indonesia:

  • Jarak dari tempat tinggal: Lokasi kantor dan waktu tempuh menjadi pertimbangan penting di kota-kota besar seperti Jakarta dengan masalah kemacetan
  • Pengaruh keluarga dan komunitas: Keputusan karir yang dipengaruhi oleh keluarga besar dan lingkungan sosial
  • Nilai harmoni dan menghindari konflik: Preferensi terhadap lingkungan kerja yang harmonis
  • Keselarasan nilai religius: Akomodasi terhadap praktik keagamaan dan nilai spiritual

Membangun tim yang solid dimulai dari proses rekrutmen yang tepat. Pelajari strategi talent sourcing yang efektif untuk mendapatkan kandidat berkualitas di artikel kami tentang talent sourcing yang komprehensif.

Strategi Employee Retention

Strategi mempertahankan karyawan yang ingin resign

Berikut adalah strategi employee retention yang bisa Anda terapkan di perusahaan:

1. Bangun Budaya Perusahaan dengan Kuat

Cara mempertahankan karyawan yang ingin resign pertama yang perlu Anda lakukan adalah membangun budaya perusahaan dengan kuat. Sebab, budaya perusahaan akan mempengaruhi bagaimana karyawan bekerja, nilai-nilai yang ditanamkan, hingga interaksi antara karyawan dengan perusahaan.

Hal yang paling penting dalam membangun budaya perusahaan yang kuat adalah dengan mengajak karyawan terlibat aktif dalam segala kegiatan perusahaan. Sebagai HR, Anda perlu memprioritaskan karyawan dan memberitahu apa visi perusahaan dengan baik.

Tahukah Anda bahwa, karyawan yang dilibatkan dalam kegiatan perusahaan dan merasa nyaman akan merasa dihargai? Sehingga pada saat perusahaan mempertahankan karyawan yang baik tidaklah terlalu sulit.

2. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Menyenangkan

Tahukah Anda bahwa, lingkungan kerja yang tidak mendukung adalah salah satu faktor karyawan ingin resign? Maka dari itu, cara mempertahankan karyawan yang ingin resign adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.

Tanpa disadari, suasana kerja yang memiliki banyak tekanan dan stres bisa mempengaruhi produktivitas kinerja dan kesehatan mental karyawan. Hal ini akan memberikan dampak negatif terhadap pekerjaan mereka.

Tidak hanya pekerjaan yang bisa tertunda, tetapi bisa saja mereka tidak menyukai apa yang dikerjakan. Maka dari itu, ada baiknya Anda menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan sebagai cara mempertahankan karyawan yang ingin resign.

3. Bersikap Transparan dan Biarkan Karyawan Berpendapat

Bersikap transparan kepada karyawan merupakan salah satu cara mempertahankan karyawan yang ingin resign. Artinya, Anda perlu memberitahukan kepada karyawan terkait kondisi perusahaan, baik itu di masa sulit maupun tidak.

Daripada menutupi hal buruk yang sedang terjadi dan membuat karyawan merasa was-was, lebih baik Anda meyakinkan mereka bahwa mereka adalah bagian penting dari perusahaan.

Selain bersikap transparan, untuk mempertahankan karyawan berkinerja tinggi Anda juga perlu membiarkan karyawan untuk mengemukakan pendapatnya. Dengan cara ini, karyawan akan merasa aman dan dihargai pendapatnya.

4. Dukung Pengembangan Karir Karyawan

Cara mempertahankan karyawan yang mau resign

Tahukah Anda bahwa karyawan perlu mengembangkan karirnya di perusahaan? Cara mempertahankan karyawan yang ingin resign adalah dengan mendukung pengembangan karir karyawan di perusahaan.

Anda bisa mulai dengan memberikan penawaran terkait peluang untuk melanjutkan pendidikan, pengembangan skill, peluang untuk naik jabatan, hingga pelatihan-pelatihan dasar terkait posisi mereka.

Cara yang satu ini bisa terbilang efektif untuk perusahaan mempertahankan karyawan agar merasa betah dan bisa menetap lebih lama. Bahkan hal ini bisa menjadi strategi untuk merekrut karyawan baru.

5. Tawarkan Manfaat dan Benefit yang Kompetitif

Strategi penawaran manfaat dan benefit yang kompetitif bisa menjadi cara mempertahankan karyawan yang ingin resign selanjutnya. Tidak hanya tentang upah yang tinggi, tetapi juga beberapa fasilitas pendukung lainnya.

Anda bisa memulai dengan memberikan makan siang gratis, parkir gratis, snack gratis setiap hari, hingga pemberlakuan aturan yang fleksibel. Aturan ini bisa terkait jam kerja yang fleksibel, aturan berpakaian, dan hal lainnya.

Jika Anda ingin menggunakan cara mempertahankan karyawan yang ingin resign ini, maka Anda juga harus memberikan benefit yang sepadan. Misalnya seperti memberikan asuransi kesehatan swasta dan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, dan hal fleksibel lainnya yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.

6. Lakukan Wawancara 1-On-1

Cara mempertahankan karyawan yang ingin resign selanjutnya adalah dengan melakukan wawancara 1-on-1. Wawancara ini bisa dilakukan oleh pihak manajer dengan anggotanya secara tatap muka.

Dengan melakukan wawancara ini, Anda bisa mengetahui apa yang menjadi motivasi karyawan untuk bekerja, dan apa yang membuat karyawan ingin mengundurkan diri. Meskipun terlihat sederhana, cara mempertahankan karyawan yang ingin resign ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan.

Sebaiknya Anda melakukan wawancara ini setahun sekali atau jika kinerja perusahaan menurun. Namun tidak ada salahnya jika Anda ingin melakukannya secara berkala. Anda jadi bisa mempelajari keadaan internal di perusahaan, termasuk di karyawan.

7. Sarankan Karyawan untuk Memikirkan Kembali Keputusannya

Beberapa faktor paling umum dibalik alasan karyawan yang mengundurkan diri adalah tidak cocok dengan budaya kerja, tidak cocok dengan karyawan atau manajer lainnya, dan terkait hal-hal pribadi.

Jika alasan karyawan ingin mengundurkan diri terkait momentum emosional, maka cara mempertahankan karyawan yang ingin resign adalah dengan menyarankan mereka untuk memikirkan kembali keputusannya untuk mengundurkan diri.

Jika menurut Anda ada solusi untuk mengatasinya, sarankan kepada karyawan jalan keluarnya. Namun apabila keputusannya sudah bulat, maka Anda harus berbesar hati untuk menerima surat pengunduran diri karyawan tersebut.

Ingin mengukur efektivitas strategi retensi karyawan Anda? Pelajari KPI HR yang relevan untuk memantau dan mengevaluasi program retensi karyawan di perusahaan Anda.

Kesimpulan: Membangun Strategi Retensi Berkelanjutan

Retensi karyawan yang efektif bukan lagi sekadar inisiatif HR taktis, tetapi merupakan imperatif strategis bagi perusahaan Indonesia yang ingin tetap kompetitif di pasar talenta yang ketat. 

Dengan menerapkan prinsip-prinsip dan strategi yang diuraikan dalam artikel ini, perusahaan Indonesia dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan mereka untuk mempertahankan talenta terbaik, mengurangi biaya turnover, dan membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui sumber daya manusia mereka. 

Dalam ekonomi berbasis pengetahuan saat ini, keberhasilan dalam retensi karyawan bukan hanya tentang mengurangi angka turnover, tetapi tentang memelihara modal intelektual dan kapabilitas organisasi yang kritis untuk keberhasilan jangka panjang.

  • Bridging the Expectation Gap: How employers and employees can match their priorities in 2024โ€‹, diakses pada 9 April 2025, https://www.michaelpage.co.id/advice/market-insights/industry-reports/talent-trends-bridging-expectation-gap-employers-employees-priorities
  • Murthado, Ahmad. (2024). Analisis Penaruh Work-Life Balance terhadap Turnoer Intention dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi pada Karyawan CV. Chaidar Kabupaten Bogor). Skripsi. Universitas Diponegoro
Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top