Menentukan KPI rekrutmen yang tepat adalah langkah krusial untuk meningkatkan efektivitas proses perekrutan di perusahaan Anda.
Dengan metrik yang jelas, tim HR dapat mengukur kinerja secara objektif, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan pada akhirnya, memastikan perusahaan mendapatkan talenta terbaik yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Dalam artikel ini, KitaLulus akan menjelaskan apa itu KPI rekrutmen lengkap dengan contohnya. Mari disimak!
Apa Itu KPI Rekrutmen?
KPI rekrutmen adalah metrik yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan mengevaluasi seberapa baik proses perekrutan karyawan di sebuah perusahaan.
Dari data ini akan diketahui bagaimana pencapaian target rekrutmen, tingkat penerimaan offering karyawan, waktu perekrutan, sampai dengan biaya yang diperlukan.
Dengan begitu tim HRD dan manajemen perusahaan bisa mengambil keputusan yang lebih tepat tentang strategi rekrutmen yang lebih efektif dan efisien.
Manfaat KPI Rekrutmen
KPI HR rekrutmen menjadi indikator yang sangat penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses rekrutmen secara keseluruhan. Adapun manfaatnya antara lain:
1. Membantu Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
KPI perekrutan akan membantu manajer recruitment membuat keputusan berbasis data. Artinya strategi ditetapkan dari hasil menganalisis pencapaian KPI, bukan berdasarkan intuisi.
2. Meningkatkan Efisiensi
Adanya KPI akan membantu menyederhanakan proses rekrutmen. Dengan memantau indikator seperti time to hire, Anda dapat mengidentifikasi hambatan dan mempercepat proses perekrutan, sehingga kerja tim rekrutmen menjadi lebih efisien.
3. Mengelola Biaya
Memahami biaya dalam proses rekrutmen amat penting. Maka dari itu, memiliki KPI yang mengukur anggaran rekrutmen akan memberikan gambaran jelas mengenai dampak finansial dari perekrutan, sehingga Anda pun bisa mengelola biaya dengan lebih baik.
4. Mendapatkan Karyawan yang Berkualitas
Di dalam KPI rekrutmen, Anda bisa memasukkan indikator candidate experience dan high quality candidates yang bisa membantu memastikan perusahaan menarik talenta terbaik dan menilai kecocokan dengan posisi yang dibuka.
5. Akuisisi Talent Lebih Strategis
KPI recruitment juga menyelaraskan proses perekrutan dengan tujuan bisnis perusahaan.
HR bisa menggunakan metrik seperti source of hire, yang akan membantu memastikan sumber rekrutmen efektif dalam menemukan kandidat yang tepat, serta secara strategis memperoleh talenta yang sesuai dengan budaya perusahaan dan tujuan jangka panjang.
Baca Juga: Talent Search: Persiapan dan Proses Mendekati Kandidat Pasif
Contoh KPI Rekrutmen
Berikut ini contoh KPI rekrutmen yang bisa digunakan perusahaan Anda.
1. Cost per Hire
Cost per hire berkaitan dengan total biaya yang dibutuhkan untuk mengisi posisi kosong dalam organisasi. Ini mencakup biaya seperti:
- Mengiklankan lowongan di job portal
- Biaya program referral
- Waktu yang dihabiskan tim rekrutmen
- Waktu onboarding dan wawancara
- Biaya pelatihan karyawan baru dan peralatan baru
Mengukur cost per hire dapat bermanfaat untuk mengoptimalkan anggaran rekrutmen, membuat keputusan yang lebih tepat, dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien.
2. Source of Hire
Ini adalah salah satu KPI rekrutmen yang mengukur sumber-sumber perekrutan. Dari sini akan terlihat berapa persen dari karyawan yang masuk ke talent pipeline (kumpulan kandidat potensial yang cocok untuk mengisi posisi di perusahaan) dari setiap sumber rekrutmen yang digunakan, seperti job portal, program referral, job fair, dan lainnya.
Anda akan mengetahui mana source dalam rekrutmen yang paling efektif.
Source of hire terbagi menjadi dua kategori, pertama sumber internal, yaitu kandidat berasal dari dalam organisasi. Contohnya karyawan dipromosikan, transfer, maupun mendapatkan rujukan.
Lalu ada sumber eksternal, merujuk pada setiap kandidat yang direkrut menggunakan sumber-sumber di luar organisasi. Contohnya melalui job portal, media sosial, dan lainnya.
Mengetahui metrik source of hire akan membantu HR dalam mengevaluasi perjalanan merekrut karyawan dan menentukan strategi perekrutan di masa mendatang.
Saat memilih sumber rekrutmen, amat penting memastikan bahwa sumber tersebut mampu menjangkau kandidat secara luas sehingga bisa mendapatkan banyak pilihan kandidat.
Seperti pasang loker gratis di KitaLulus, yang mampu menjangkau lebih dari 7 juta pencari kerja di seluruh Indonesia. Dengan begini, kesempatan Anda untuk mendapatkan kandidat pun semakin cepat.
3. Numbers of Quality Candidate
Langkah pertama dalam KPI ini adalah menentukan seperti apa kandidat yang memenuhi syarat untuk posisi tertentu. Salah satu caranya adalah melihat jumlah pelamar yang berhasil melewati proses screening awal yang ingin diwawancarai.
KPI ini memberikan wawasan tentang seberapa efektif upaya HR dalam menarik dan menyaring kandidat yang memenuhi syarat.
Kurangnya kandidat yang memenuhi syarat dapat menunjukkan kualitas source of hire yang buruk, job desc yang salah atau membingungkan, atau proses screening yang tidak efektif.
Baca Juga: 3 Cara Cepat Screening Karyawan yang HRD Harus Tahu
4. Time to Hire
Time to hire berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan untuk merekrut karyawan dari proses kandidat melamar hingga menerima tawaran kerja.
Indikator ini akan memberikan gambaran seberapa cepat perusahaan dapat menemukan kandidat terbaik. Waktu yang lama menunjukkan proses perekrutan yang lambat dan tidak efisien.
5. Time to Fill
Time to fill adalah indikator kinerja rekrutmen yang mengukur berapa jumlah hari yang dibutuhkan dari lowongan pekerjaan di-posting hingga offering diterima oleh kandidat.
Indikator ini sangat penting karena menunjukkan seberapa cepat tim rekrutmen dapat mengisi suatu posisi yang kosong.
Time to fill juga membantu tim rekrutmen mengetahui bagian mana dari proses yang menghambat atau membuat kandidat terbaik kehilangan minat dan pergi mencari kesempatan lain.
Baca Juga: 10 Proses Rekrutmen untuk Menemukan Kandidat Terbaik, Apa Saja?
6. Quality of Hire
Mengukur quality of hire menunjukkan seberapa efektif tim HR dalam merekrut kandidat yang tepat untuk posisi yang dibuka.
Untuk mengukur KPI ini, Anda dapat menilai beberapa faktor, mulai dari seberapa cepat karyawan baru mencapai produktivitas, performa kerja yang memuaskan, dan seberapa cocok mereka dengan budaya organisasi.
Anda juga dapat mengevaluasi tingkat kepuasan supervisor dengan karyawan baru yang Anda rekrut.
Quality of hire sulit diprediksi sebelum kandidat mulai bekerja. Namun, seiring berjalannya waktu, Anda bisa mengidentifikasi pola antara karyawan berkualitas tinggi dan karyawan berkualitas rendah.
Insight ini memberi Anda pemahaman yang lebih baik tentang apakah kandidat akan cocok untuk perusahaan.
Penggunaan teknologi dalam rekrutmen pun bisa memberikan Anda insight terkait kualitas kandidat yang hendak direkrut. Misalnya saja penggunaan AI di Premium Rekrutmen KitaLulus yang dapat membantu proses screening lebih cepat dan tepat.
Lalu, dilengkapi juga dengan dashboard khusus yang akan membantu mengelola seluruh lamaran yang masuk hingga menjadwalkan wawancara dengan kandidat.
7. Tingkat Penerimaan Tawaran
Indikator berikut mengukur jumlah penawaran kerja yang diterima oleh kandidat. Dari sini Anda dapat mengetahui apakah tawaran Anda cukup menarik atau tidak.
Bila banyak kandidat yang menolak, cobalah untuk melakukan evaluasi, seperti proses rekrutmen yang terlalu lama, gaji, tunjangan, budaya perusahaan, atau peran pekerjaan itu sendiri.
Untuk mengetahui tingkat penerimaan tawaran, Anda bisa memantau proses negosiasi gaji dan waktu perekrutan.
8. Candidate Net Promoter Score (NPS)
NPS merujuk pada pengalaman dan kepuasan kandidat dalam proses rekrutmen dan kemungkinan mereka merekomendasikan perusahaan Anda kepada orang lain.
Untuk mengukur NPS, Anda bisa melakukan survei ke semua kandidat baik yang diterima atau tidak dan menanyakan seberapa besar kemungkinan mereka merekomendasikan organisasi Anda dalam skala 1-10.
Dengan menggunakan skala ini, kandidat yang menjawab 1-6 dianggap sebagai pengkritik. Lalu bila kandidat menjawab 9 atau 10 dianggap sebagai pendukung. Jangan sertakan jawaban 7 atau 8 dalam perhitungan.
Kumpulkan data NPS di berbagai tahap proses perekrutan dan kelompokkan berdasarkan perekrut dan tahap rekrutmen. Bila skor NPS di atas 50% artinya sangat baik.
9. Candidate Experience
Candidate experience mengacu pada keseluruhan pengalaman yang dimiliki kandidat saat mereka melewati berbagai tahapan rekrutmen.
Cara kandidat memandang proses rekrutmen adalah metode yang efektif untuk mendapatkan wawasan tentang kinerja keseluruhan dari proses perekrutan.
HR pun bisa dengan mudah mengidentifikasi bagian dari proses rekrutmen yang tidak efektif.
KPI candidate experience mencakup banyak faktor, seperti:
- Kemudahan melamar
- Kualitas komunikasi dengan perekrut atau manajer perekrutan
- Pengalaman wawancara
- Akses ke feedback di setiap tahap, terutama jika kandidat tidak berhasil
10. Tingkat Turnover di Tahun Pertama
Menghitung tingkat turnover di tahun pertama adalah KPI rekrutmen yang berguna untuk menunjukkan berapa banyak karyawan yang resign sebelum menyelesaikan satu tahun penuh di perusahaan.
Jika angkanya tinggi, maka HR perlu melakukan peninjauan ulang seluruh proses rekrutmen dan orientasi serta budaya perusahaan.
Anda bisa mendapatkan feedback dari karyawan saat ini dan mantan karyawan, lalu melakukan perbaikan. Hal ini akan membantu mengurangi tingkat turnover dan meningkatkan retensi, menurunkan biaya rekrutmen, serta meningkatkan kepuasan dan produktivitas karyawan.
Itulah 10 KPI rekrutmen yang bisa Anda jadikan indikator untuk memantau dan menilai proses serta strategi rekrutmen yang dijalankan perusahaan. Semoga bisa membantu dalam mendukung rekrutmen kandidat yang lebih efektif dan efisien.