Apa Itu Long Shift, Bedanya dengan Lembur, Perhitungannya

Ditulis oleh
Ditinjau oleh
People Operations Associate at KitaLulus

Lulusan Psikologi Atma Jaya dengan keahlian HR, pengujian psikologi, dan rekrutmen. Berhasil mengelola 50+ posisi dengan tingkat keberhasilan 85% dan mengembangkan sistem asesmen yang meningkatkan akurasi seleksi kandidat 30%.

long shift adalah
Apa Itu Long Shift, Bedanya dengan Lembur, Perhitungannya

Long shift merupakan pengaturan jam kerja dengan durasi yang lebih panjang dari sistem kerja standar 8 jam, yang memungkinkan karyawan bekerja dalam periode yang lebih panjang namun dengan jumlah hari kerja yang lebih sedikit per minggu.

Sebagai strategi pengelolaan sumber daya manusia, sistem ini memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan fleksibilitas bagi karyawan maupun perusahaan.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang sistem long shift, mulai dari definisi, kerangka hukum yang berlaku di Indonesia, manfaat dan tantangan implementasi, hingga praktik terbaik dalam penerapannya.

Memahami Konsep Long Shift

Pengertian dan Jenis Long Shift

Long shift merujuk pada pengaturan jam kerja di mana karyawan bekerja untuk periode yang lebih panjang dari jam kerja standar 8 jam per hari, namun dengan jumlah hari kerja yang lebih sedikit dalam seminggu.

Dalam konteks Indonesia, long shift umumnya didefinisikan sebagai pengaturan jam kerja dengan durasi 10-12 jam per hari, dibandingkan dengan standar 7-8 jam seperti yang ditentukan dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. 

Penting untuk dicatat bahwa meskipun durasi per shift lebih panjang, total jam kerja mingguan tetap harus sesuai dengan ketentuan undang-undang, yaitu tidak melebihi 40 jam dalam seminggu untuk pola kerja 5 hari atau 7 jam per hari untuk pola kerja 6 hari seminggu.

Jenis-jenis Long Shift

Berbagai model long shift yang umum diterapkan di Indonesia antara lain:

  1. Shift 10 Jam (4-3)
    Dalam model ini, karyawan bekerja selama 10 jam per hari untuk 4 hari berturut-turut, diikuti dengan 3 hari libur. Total jam kerja mingguan adalah 40 jam, sesuai dengan ketentuan regulasi. Model ini populer di industri manufaktur dan ritel.
  2. Shift 12 Jam (3-4 atau 4-3)
    Karyawan bekerja selama 12 jam per hari untuk 3 atau 4 hari berturut-turut, diikuti dengan periode libur yang setara. Dalam pola 3-4, karyawan bekerja 36 jam dalam seminggu; dalam pola 4-3, terdapat siklus dua minggu di mana karyawan bekerja 48 jam di minggu pertama dan 36 jam di minggu kedua. Model ini umum ditemukan di industri kesehatan, keamanan, dan fasilitas yang beroperasi 24/7.
  3. Shift Kompresi (9/80)
    Dalam model 9/80, karyawan bekerja 80 jam dalam periode dua minggu, dengan jadwal 9 jam per hari untuk 8 hari dan 8 jam untuk 1 hari, memberikan mereka hari libur tambahan setiap dua minggu. Model ini sering diterapkan di sektor jasa profesional dan administratif.
  4. Shift Bergilir Panjang
    Model ini melibatkan rotasi antara shift pagi, sore, dan malam dengan durasi lebih panjang (10-12 jam), biasanya dalam pola 2-2-3 (2 hari shift, 2 hari libur, 3 hari shift) atau variasi lainnya. Sistem ini umum di industri dengan operasi berkelanjutan seperti petrokimia, pertambangan, dan pembangkit listrik.
  5. Long Shift Musiman
    Beberapa perusahaan menerapkan long shift hanya pada periode-periode tertentu, seperti saat peak season, proyek khusus, atau deadline penting. Pendekatan ini umum di industri ritel selama periode liburan, konstruksi dengan tenggat waktu proyek ketat, atau manufaktur dengan lonjakan permintaan musiman.

Perbedaan Long Shift dan Lembur

perbedaan long shift dan lembur

Lembur dan long shift adalah dua hal yang berbeda, walau sama-sama mengharuskan karyawan bekerja di luar jam kerja normalnya.

Pada long shift jadwal kerja sudah ditetapkan sebelumnya sebagai bagian dari jam kerja standar di perusahaan dan dilakukan secara teratur dan konsisten.

Dalam beberapa kasus, shift panjang selalu memberikan kompensasi tambahan bila sudah diatur sebagai jam kerja normal.

Sedangkan lembur lebih kepada jam kerja tambahan di luar jam kerja yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan dilakukan saat ada kebutuhan mendesak yang segera harus diselesaikan.

Pekerja yang melakukan lembur akan mendapatkan upah tambahan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan.

Aturan Long Shift di Indonesia

Sebenarnya, belum ada aturan perundang-undangan spesifik yang membahas tentang long shift di Indonesia. Namun, pemerintah telah menetapkan regulasi total jam kerja yang harus ditaati oleh perusahaan sesuai Pasal 77 sampai 85 UU Ketenagakerjaan, yaitu:

  • 8 jam sehari atau 40 jam selama seminggu untuk waktu kerja 5 hari per minggu.
  • 7 jam sehari atau 40 jam selama seminggu untuk waktu kerja 6 hari per minggu.

Selain itu, ada juga ketentuan jenis pekerjaan apa saja yang bisa menggunakan sistem kerja shift, sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 233 Tahun 2003, sebagai berikut:

“Pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan, pelayanan transportasi, usaha pariwisata, jasa pos dan telekomunikasi, penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih, dan penyedia bahan bakar minyak dan gas bumi, usaha swalayan, media massa, pengamanan, konservasi, dan pekerjaan apabila berhenti dapat mengganggu proses produksi dapat dipekerjakan pada hari libur resmi sesuai dengan kesepakatan antara pekerja dan pengusaha.”

Untuk long shift berapa jam, biasanya disesuaikan lagi dengan kebutuhan pemenuhan target yang telah disepakati oleh perusahaan dan karyawan.

Baca Juga: Mengenal Sistem 4 Hari Kerja dan Cara Menerapkannya

Pemenuhan Hak dan Kompensasi Karyawan

Implementasi sistem long shift harus memastikan pemenuhan hak-hak karyawan dan pemberian kompensasi yang adil sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan Indonesia. Berikut adalah aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan:

1. Perhitungan Upah dan Lembur

Dalam sistem long shift, perhitungan upah memiliki kompleksitas tersendiri:

  • Jam Kerja Reguler vs Lembur: Untuk shift 10-12 jam, jam ke-9 dan seterusnya secara teknis dihitung sebagai lembur menurut UU Ketenagakerjaan Indonesia.
  • Formula Perhitungan Lembur:
    • Long shift 1 jam pertama = 1,5 x 1/173 x upah satu bulan  
    • Long shift 1 jam kedua = 2 x 1/173 x upah satu bulan 
  • Sistem Gaji All-In: Beberapa perusahaan mengimplementasikan sistem gaji all-in yang sudah mencakup kompensasi lembur dalam gaji pokok. Sistem ini harus memenuhi syarat:
    • Total kompensasi setidaknya sama dengan perhitungan reguler + lembur
    • Disepakati secara eksplisit dalam kontrak kerja
    • Diketahui dan disetujui oleh pekerja

Sebagai contoh, Edi adalah salah satu karyawan yang melakukan long shift, ia bekerja selama 10 jam dalam satu hari di satu minggu. Di perusahaan, Edi menerima gaji Rp5.000.000 per bulan. Maka upah long shift yang akan didapatkan Edi adalah:

  • Upah long shift 1 jam pertama: 1,5 x 1/173 x Rp5.000.000 = Rp43.352
  • Upah long shift 1 jam kedua: 2 x 1/173 x Rp5.000.000 = Rp57.803

Total upah lembur long shift adalah Rp101.155. Jumlah tersebut harus ditambahkan pada gaji bulanan Edi.

2. Tunjangan dan Fasilitas Tambahan

Selain upah, sistem long shift biasanya memerlukan tunjangan dan fasilitas tambahan:

  • Tunjangan Makan: Wajib menyediakan makanan dan minuman bergizi (minimal 1.400 kalori) untuk shift yang melebihi 3 jam lembur
  • Tunjangan Transportasi: Sering diperlukan terutama untuk shift malam atau yang berakhir di luar jam transportasi umum
  • Fasilitas Istirahat: Ruang istirahat yang memadai untuk periode istirahat selama shift panjang
  • Tunjangan Shift: Tambahan kompensasi khusus untuk shift malam atau akhir pekan yang biasanya 10-15% lebih tinggi dari shift normal
  • Asuransi Tambahan: Pertimbangan untuk cakupan asuransi tambahan mengingat risiko kesehatan yang berpotensi lebih tinggi

3. Waktu Istirahat dan Cuti

Pengaturan waktu istirahat sangat penting dalam long shift:

  • Istirahat Dalam Shift: Minimal 30 menit setelah 4 jam kerja, dengan durasi dan frekuensi yang lebih tinggi untuk shift panjang (misalnya 2 x 30 menit atau 3 x 20 menit untuk shift 12 jam)
  • Istirahat Antar Shift: Minimal 10-12 jam istirahat antara akhir satu shift dan awal shift berikutnya
  • Istirahat Mingguan: Meskipun pola hari kerja berbeda, karyawan tetap berhak atas minimal 1 hari istirahat mingguan (untuk 6 hari kerja) atau 2 hari (untuk 5 hari kerja)
  • Hak Cuti Tahunan: Tetap dihitung berdasarkan standar 12 hari per tahun setelah bekerja 12 bulan secara terus menerus
  • Cuti Sakit dan Cuti Khusus: Tetap berlaku seperti ketentuan normal, dengan penyesuaian untuk perhitungan durasi (misalnya, 1 hari cuti sama dengan 1 shift, terlepas dari durasinya)

4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Aspek K3 memerlukan perhatian khusus dalam sistem long shift:

  • Evaluasi Risiko: Penilaian risiko spesifik terkait kelelahan, penurunan konsentrasi, dan dampak kesehatan jangka panjang
  • Pemeriksaan Kesehatan Berkala: Pemeriksaan yang lebih sering dan komprehensif terutama untuk pekerja shift malam panjang
  • Rotasi Tugas: Pengaturan rotasi tugas dalam shift untuk mengurangi kelelahan dan mencegah cedera akibat gerakan berulang
  • Penyesuaian Beban Kerja: Distribusi beban kerja yang mempertimbangkan kurva produktivitas dan kewaspadaan selama shift panjang
  • Fasilitas Pendukung: Penerangan, ventilasi, dan ergonomics yang mendukung kinerja dan kesehatan selama shift panjang

5. Transparansi dan Dokumentasi

Untuk menghindari perselisihan, penting untuk memastikan:

  • Perjanjian Tertulis: Dokumen tertulis mengenai ketentuan long shift, termasuk jadwal, kompensasi, dan hak-hak lainnya
  • Slip Gaji Terperinci: Rincian komponen upah, perhitungan jam kerja reguler dan lembur, serta tunjangan terkait shift
  • Sistem Pencatatan Waktu: Sistem yang transparan dan dapat diakses karyawan untuk memverifikasi catatan jam kerja mereka
  • Mekanisme Pengaduan: Prosedur yang jelas untuk menangani keluhan atau pertanyaan terkait implementasi long shift

6. Perlindungan Kelompok Rentan

Regulasi Indonesia memberikan perlindungan khusus untuk kelompok tertentu dalam konteks waktu kerja:

  • Pekerja Perempuan: Ketentuan khusus untuk shift malam bagi pekerja perempuan termasuk transportasi, makanan/minuman, dan fasilitas istirahat
  • Pekerja di Bawah 18 Tahun: Umumnya tidak diperbolehkan bekerja dalam sistem long shift
  • Pekerja dalam Masa Kehamilan dan Menyusui: Pertimbangan khusus atau pembebasan dari long shift berdasarkan rekomendasi medis

Tantangan dan Strategi Mengatasi

Meskipun menawarkan berbagai keuntungan, implementasi sistem long shift juga menghadirkan tantangan signifikan yang perlu diatasi secara proaktif. Berikut adalah analisis tantangan utama dan strategi praktis untuk mengatasinya dalam konteks perusahaan Indonesia:

1. Tantangan Kesehatan dan Kelelahan

Tantangan:

  • Peningkatan risiko kelelahan fisik dan mental akibat jam kerja panjang
  • Potensi penurunan kewaspadaan pada jam-jam akhir shift
  • Risiko kesehatan jangka panjang, termasuk gangguan tidur dan masalah kardiovaskular
  • Peningkatan risiko kecelakaan kerja akibat penurunan konsentrasi

Strategi Mengatasi:

  • Implementasikan rotasi tugas dalam shift untuk mengurangi monotoni dan kelelahan fisik
  • Rancang jadwal istirahat yang lebih sering dan lebih panjang selama shift (misalnya 3 x 20 menit vs 1 x 30 menit)
  • Sediakan fasilitas istirahat yang nyaman dengan area untuk power nap saat shift malam
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala yang menyertakan evaluasi dampak shift panjang
  • Berikan pelatihan tentang manajemen kelelahan dan teknik untuk mempertahankan kewaspadaan
  • Pertimbangkan pengurangan beban kerja pada jam-jam terakhir shift, terutama untuk tugas berisiko tinggi

2. Tantangan Kepatuhan Regulasi

Tantangan:

  • Kompleksitas interpretasi UU Ketenagakerjaan untuk sistem non-konvensional
  • Risiko ketidakpatuhan terhadap ketentuan lembur dan kompensasi
  • Potensi perselisihan industrial akibat perbedaan interpretasi regulasi
  • Kebutuhan dokumentasi ekstensif untuk membuktikan kepatuhan

Strategi Mengatasi:

  • Lakukan konsultasi dengan ahli hukum ketenagakerjaan dan Dinas Tenaga Kerja setempat
  • Buat perjanjian kerja tertulis yang jelas mengenai sistem long shift dan kompensasinya
  • Cantumkan ketentuan long shift secara eksplisit dalam Peraturan Perusahaan atau PKB
  • Implementasikan sistem pencatatan waktu kerja yang akurat dan transparan
  • Lakukan audit kepatuhan reguler terhadap praktik long shift
  • Buat mekanisme penyelesaian keluhan yang efektif untuk menangani isu terkait

3. Tantangan Resistensi dan Adaptasi Karyawan

Tantangan:

  • Resistensi terhadap perubahan dari pola kerja tradisional
  • Kesulitan adaptasi dengan ritme kerja baru, terutama pada fase awal
  • Potensi konflik dengan tanggung jawab keluarga atau komitmen personal
  • Dampak pada interaksi sosial dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat

Strategi Mengatasi:

  • Lakukan komunikasi komprehensif tentang manfaat sistem dan rasional perubahannya
  • Implementasikan transisi bertahap dengan periode uji coba dan evaluasi
  • Libatkan karyawan dalam perancangan jadwal dan berikan fleksibilitas jika memungkinkan
  • Buat program dukungan transisi termasuk konseling dan bantuan penyesuaian
  • Pertimbangkan kelompok dengan kebutuhan khusus (misalnya, orang tua tunggal, karyawan dengan tanggung jawab perawatan)
  • Ciptakan forum untuk berbagi pengalaman dan strategi adaptasi antarpekerja

4. Tantangan Operasional dan Komunikasi

Tantangan:

  • Kompleksitas penjadwalan dan manajemen absensi dalam sistem long shift
  • Tantangan komunikasi antar shift yang lebih panjang
  • Kesulitan menemukan pengganti untuk ketidakhadiran pada shift panjang
  • Potensi kesenjangan dalam supervisi dan pengawasan kualitas

Strategi Mengatasi:

  • Investasikan dalam sistem penjadwalan otomatis yang dapat mengelola kompleksitas long shift
  • Kembangkan protokol komunikasi terstruktur dan alat dokumentasi untuk handover antar shift
  • Buat tim response cepat atau sistem on-call untuk mengisi kekosongan mendadak
  • Implementasikan mekanisme pengawasan berkala selama shift panjang
  • Manfaatkan teknologi untuk memfasilitasi komunikasi real-time antar shift
  • Latih supervisor untuk manajemen efektif tim long shift

5. Tantangan Budaya dan Konteks Indonesia

Tantangan:

  • Konflik dengan ekspektasi kehadiran dalam kegiatan keluarga dan komunitas
  • Tantangan bagi karyawan Muslim dalam menjalankan ibadah, terutama shalat Jumat
  • Masalah transportasi publik di luar jam standar di banyak kota Indonesia
  • Ekspektasi ketersediaan layanan pendukung (makanan, kesehatan) selama jam non-standar

Strategi Mengatasi:

  • Rancang jadwal yang mengakomodasi kebutuhan keagamaan utama (misalnya, shift Jumat disesuaikan untuk karyawan Muslim)
  • Sediakan layanan transportasi untuk shift yang berakhir atau mulai di luar jam transportasi publik
  • Buat kemitraan dengan penyedia layanan makanan/minuman untuk shift malam
  • Pertimbangkan faktor musiman (misalnya, Ramadhan) dalam perencanaan shift
  • Ciptakan fleksibilitas untuk peristiwa penting keluarga dan budaya

Studi Kasus: PT Energi Nusantara

PT Energi Nusantara, perusahaan pembangkit listrik dengan 380 karyawan, mengimplementasikan sistem long shift 12 jam dengan pola 4-3 (4 hari kerja, 3 hari libur) untuk staf operasional. Pada awalnya, mereka menghadapi tantangan signifikan:

  • Kelelahan operator pada jam-jam akhir shift
  • Resistensi dari karyawan senior yang terbiasa dengan sistem 3 shift 8 jam
  • Kesulitan dengan transportasi untuk shift malam
  • Kompleksitas administrasi untuk perhitungan kompensasi

Pendekatan solusi yang mereka terapkan:

  1. Redesain Beban Kerja: Mereka mengidentifikasi tugas-tugas kritis dan menjadwalkannya pada jam-jam puncak kewaspadaan, sambil menyederhanakan tuntutan kognitif pada jam-jam akhir shift.
  2. Program Transisi Bertahap:
    • Implementasi pilot selama 3 bulan di satu unit
    • Pembentukan “champion team” dari karyawan yang mendukung perubahan
    • Periode evaluasi dan penyesuaian sebelum penerapan penuh
  3. Solusi Praktis:
    • Penyediaan layanan antar-jemput untuk shift malam
    • Pembangunan ruang istirahat dengan fasilitas tidur singkat
    • Penambahan sesi olahraga ringan di tengah shift untuk menjaga kewaspadaan
    • Implementasi sistem otomatis perhitungan kompensasi
  4. Insentif Khusus:
    • Tunjangan shift malam yang lebih tinggi (15% vs standar 10%)
    • Program kesehatan tambahan untuk pekerja long shift
    • Cuti tahunan tambahan 2 hari bagi karyawan long shift

Hasil setelah 18 bulan implementasi:

  • Peningkatan efisiensi operasional 14%
  • Pengurangan insiden keselamatan sebesar 22%
  • Tingkat retensi karyawan meningkat dari 82% menjadi 91%
  • Penghematan biaya operasional 11,7%
  • Kepuasan karyawan terhadap work-life balance meningkat 26%

Kunci keberhasilan PT Energi Nusantara adalah pendekatan holistik yang mempertimbangkan bukan hanya aspek operasional tetapi juga kesejahteraan karyawan, dengan penyesuaian berdasarkan umpan balik berkelanjutan.

Baca Juga: Cara Perhitungan Lembur Karyawan Sesuai Aturan Depnaker

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, long shift menawarkan alternatif yang menarik terhadap pengaturan kerja konvensional untuk banyak perusahaan di Indonesia.

Dengan pendekatan yang seimbang, berbasis data, dan berfokus pada manusia, sistem ini dapat menjadi alat strategis untuk meningkatkan kinerja organisasi sekaligus mendukung kesejahteraan karyawan.

Seperti dengan setiap inisiatif transformatif, kunci keberhasilan terletak pada perencanaan yang matang, implementasi yang hati-hati, dan komitmen pada perbaikan berkelanjutan.

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top