Ketika membicarakan kelompok pekerja, maka kita akan mengenal istilah white collar. Kelompok satu ini adalah pekerja yang mengandalkan kemampuan serta pendidikannya di dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Pekerja white collar atau kerah putih juga dikenal sangat sulit untuk direkrut. Sehingga HR harus memutar otak untuk menemukan strategi rekrutmen yang tepat.
Di bawah ini, KitaLulus akan bocorkan bagaimana cara merekrut white collar.
Apa Itu White Collar?
White collar adalah sebutan bagi kelompok pekerja yang melakukan tugas-tugasnya di balik meja dan minim mengerjakan pekerjaan yang sifatnya manual atau fisik.
Istilah ini sendiri pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an oleh Upton Sinclair, penulis Amerika Serikat, karena biasanya kelompok pekerja tersebut bekerja di kantor mengenakan kemeja kerah putih dan berdasi.
Pekerja white collar biasanya memiliki tingkat pendidikan tinggi. Mereka juga cenderung mendapatkan bayaran lebih tinggi daripada pekerja blue collar atau kerah biru.
Secara umum, pekerja kerah putih dikelompokkan dengan pekerjaan-pekerjaan seperti pengacara, programmer, akuntan, marketing, dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan administratif dan finansial.
Perbedaan White Collar dan Blue Collar
Selain white collar worker, kita juga mengenal istilah blue collar worker. Kedua kelompok pekerja ini tentu saja memiliki perbedaan, yaitu sebagai berikut:
- Tempat kerja: Pekerja kerah putih bekerja di kantor, sementara kerah biru bekerja di berbagai tempat di luar kantor, seperti di jalan, jalur produksi, lokasi konstruksi dan lainnya.
- Jenis pekerjaan: White collar mengandalkan tangan mereka untuk melakukan pekerjaan, misalnya melakukan entry data. Sementara blue collar lebih mengandalkan kemampuan fisik.
- Gaji: Pekerja kerah putih cenderung mendapatkan gaji lebih baik daripada blue collar. Namun, untuk beberapa pekerjaan blue collar, seperti operator mesin yang membutuhkan keterampilan khusus, bayarannya juga bisa sangat besar.
- Pendidikan: Kebanyakan pekerja kerah putihmemiliki gelar pendidikan yang tinggi daripada pekerja kerah biru.
Baca Juga: 20+ Pekerjaan dengan Gaji Tinggi di Indonesia, Menggiurkan!
Jenis Pekerjaan White Collar
Berikut ini beberapa jenis pekerjaan white collar, yaitu:
1. Akuntan
Tugas utama seorang akuntan adalah mengelola transaksi keuangan, anggaran, serta memproses pembayaran dan perpajakan. Ia juga bertugas untuk merekonsiliasi utang piutang.
Seorang akuntan di perusahaan juga bertugas mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan.
2. Marketing Manager
Marketing manager bertugas dalam merencanakan dan mengawasi berbagai aktivitas pemasaran, mulai dari campaign email, iklan, media sosial, peluncuran produk, dan lainnya.
Tanggung jawab lainnya adalah meneliti dan menganalisis tren pemasaran atau pesaing, ia juga bertugas mengelola kinerja tim.
3. Insinyur Sipil
Tugas utama insinyur sipil adalah merencanakan dan mengelola pembangunan infrastruktur. Mulai dari mengelola bangunan, jalan, rel kereta api, pembangkit listrik, sistem air, dan konstruksi jembatan.
4. Project Manager
Seorang project manager bertugas merencanakan dan mengawasi project dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Di samping itu, ia juga harus mempersiapkan anggaran project, memberi informasi tentang kemajuan project kepada pemangku kepentingan.
5. Software Engineer
Software engineer adalah orang yang memiliki tanggung jawab mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara berbagai software.
Mereka juga bertugas untuk mengembangkan platform khusus, menguji serta mendebug perangkat lunak.
Baca Juga: 15 Prospek Kerja Akuntansi yang Menjanjikan dan Gajinya
Cara Merekrut White Collar
Setiap perusahaan pasti membutuhkan kelompok pekerja kerah putih untuk mengisi beberapa posisi penting. Namun, mencari kandidat untuk mengisi posisi tersebut tidaklah mudah.
Perusahaan harus dapat menyusun strategi rekrutmen yang tepat guna menemukan kandidat yang memenuhi kualifikasi yang diharapkan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan.
1. Buat Kualifikasi yang Dibutuhkan
Pertama, coba susun kualifikasi apa yang Anda cari dari seorang kandidat untuk posisi yang sedang Anda buka. Dari kualifikasi tersebut, turunkan ke dalam job desk.
2. Menyebarkan Info Lowongan
Setelah membuat kualifikasi sesuai kebutuhan perusahaan, lanjut dengan menyebarluaskan informasi lowongan. Di sini cobalah gunakan beberapa media, mulai dari job portal, situs web perusahaan, media sosial, dan lainnya.
Anda juga bisa menggunakan program employee referral untuk membantu menemukan kandidat potensial.
3. Lakukan Seleksi Pelamar
Dalam menyeleksi pelamar, gunakan beberapa cara seperti CV review, tes keterampilan, dan psikotes.
4. Wawancara
Pertimbangkan untuk melakukan proses interview dengan metode terstruktur. Metode ini diketahui akan membantu Anda agar dapat menilai kandidat dengan lebih baik.
Jika diperlukan, lakukan wawancara kedua guna memastikan bahwa Anda memilih kandidat yang tepat.
5. Berikan Offering
Setelah mendapatkan kandidat yang memenuhi kualifikasi, berikan offering yang kompetitif sesuai dengan yang ada di pasaran.
Perlu Anda ketahui, dalam merekrut white collar, memilih job portal yang tepat akan sangat menentukan seberapa baik dan seberapa cepat Anda bisa menemukan kandidat terbaik.
Selain itu, penting juga melakukan proses screening dengan tepat dan cepat untuk mempersingkat proses rekrutmen.
Guna memudahkan Anda, sekarang Anda bisa memanfaatkan Premium Recruitment dari KitaLulus yang punya segudang keunggulan untuk mendukung proses rekrutmen berjalan lancar.
Premium Recruitment KitaLulus sendiri adalah software rekrutmen yang dilengkapi teknologi AI yang akan membantu HR melakukan screening kandidat 92% lebih cepat dari cara manual.
Tertarik untuk menikmati berbagai kemudahannya? Ayo daftarkan perusahaan Anda sekarang!