Dalam dunia kerja, rekrutmen orang dalam bukan lagi menjadi hal yang asing. Bahkan, fenomena ini sering kita temukan di sekitar kita. Jalur ‘orang dalam’ ini tak jarang membuat HR kebingungan dalam mengambil sikap.
Hal ini karena di satu sisi HR tetap harus profesional, namun di sisi lain juga tidak bisa menolak, apalagi jika itu permintaan dari atasan atau petinggi perusahaan.
Namun, ternyata jalur ordal ini tidak selamanya punya kesan negatif dan merugikan, lho! Lantas, bila HR menemukan praktik kerja lewat orang dalam, apa yang sebaiknya dilakukan? Simak penjelasan KitaLulus berikut untuk memahaminya.
Praktik Kerja Pakai Orang Dalam
Pro kontra rekrutmen orang dalam memang selalu menarik untuk dibahas. Fenomena ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan nepotisme di mana perekrutan lebih cenderung mengutamakan keluarga atau kerabat dekat mereka.
Padahal, tidak selalu rekrutmen orang dalam itu punya konotasi negatif dan selalu berbentuk nepotisme. Ada pula praktik yang legal dan justru didukung oleh perusahaan, yaitu employee referral.
Berikut penjabaran lebih jelas mengenai praktik rekrutmen jalur orang dalam.
1. Nepotisme
Nepotisme dalam rekrutmen bisa kita lihat dari adanya paksaan untuk menerima kandidat ke dalam perusahaan tanpa memerhatikan kualitas dan kualifikasi kandidat.
Biasanya, praktik ini sering dilakukan oleh pegawai di perusahaan yang punya jabatan tinggi dan berpengaruh di mana ia sering menjadi pengambil keputusan.
Praktik ini biasanya tidak melibatkan HR secara langsung dan tanpa memerhatikan SOP rekrutmen. Di sini HR hanya perlu mengurus segala berkas administrasi saja.
Tapi, ada juga nepotisme yang melibatkan proses rekrutmen. Biasanya, kandidat bawaan akan menyebutkan nama yang menjadi orang dalam mereka saat proses wawancara.
Atau bisa juga sebaliknya, yang menjadi orang dalam menyebutkan nama kandidat kepada HR. Hasilnya, wawancara hanyalah sekadar formalitas semata.
2. Employee Referral
Jika nepotisme dalam rekrutmen identik dengan jalur ilegal dan buruk, ada juga jalur orang dalam namun legal dan justru digencarkan oleh perusahaan. Inilah yang disebut employee referral atau rekomendasi karyawan.
Program ini justru sangat membantu perusahaan dalam menemukan kandidat yang punya kualitas setara dengan karyawan yang memberikan rekomendasi. Selain itu, proses rekrutmen pun bisa menjadi lebih cepat karena HR tidak lagi perlu memulai proses rekrutmen dari awal.
Informasi mengenai kandidat yang direferensikan pun lebih kaya karena HR dapat bertanya lebih dalam kepada karyawan yang mereferensikan mereka.
Ini sering sekali dijalankan untuk merekrut tech talent, di mana talenta yang berkualitas cenderung terbatas. Bahkan, beberapa perusahaan tidak segan memberikan reward untuk karyawan yang berhasil merekomendasikan kandidat yang sesuai.
Baca Juga: Cara Merekrut Karyawan yang Tepat dan Berkualitas
Kelebihan Rekrutmen Orang Dalam
Tidak selamanya jalur orang dalam adalah hal yang salah, ada beberapa dampak positifnya, seperti berikut ini.
1. Proses Rekrutmen Lebih Cepat
Merekrut karyawan melalui orang dalam pastinya akan mempercepat proses rekrutmen. Ini karena Anda tidak perlu lagi menyusun job desk, memasang iklan lowongan, melakukan screening, dan wawancara.
Hasilnya, proses perekrutan yang bisa memakan waktu berminggu-minggu bisa selesai dalam hitungan hari.
2. Cost Per Hire Lebih Efisien
Dikarenakan proses rekrutmen berjalan lebih cepat, tentunya ini akan menghemat anggaran rekrutmen atau cost per hire karyawan, sehingga lebih efisien.
3. Merekrut Kandidat yang Sesuai
Jalur employee referral adalah salah satu jalur orang dalam yang memungkinkan HR untuk dapat merekrut kandidat yang sesuai kebutuhan.
Ini karena biasanya karyawan yang memberikan referensi mengerti seperti apa kebutuhan perusahaan dan mengenal dengan baik potensi kandidat yang ia bawa.
4. Meningkatkan Produktivitas HR
Proses rekrutmen adalah proses panjang yang melelahkan dan sangat menyita waktu HR. Tapi, dengan adanya jalur orang dalam, tentu HR tidak lagi perlu menghabiskan banyak waktu untuk hal tersebut.
Anda pun bisa lebih produktif mengerjakan tugas lainnya baik itu pengembangan karyawan atau tugas lainnya yang bersifat strategi.
Kekurangan Rekrutmen Orang Dalam
Selain mendatangkan dampak positif, ada juga beberapa dampak negatif yang perlu dilihat dan dijadikan bahan pertimbangan, di antaranya:
1. Lahirnya Kecemburuan Sosial Antar Karyawan
Adanya campur tangan orang dalam seringkali disangkut pautkan dengan praktik nepotisme yang hasilnya menimbulkan anggapan bahwa karyawan direkrut bukan karena keahliannya, tapi karena ada orang berkuasa di belakangnya.
Alhasil, ini bisa menyebabkan timbulnya kecemburuan sosial antar karyawan dan membuat lingkungan kerja toxic karena berisikan orang-orang bergosip, nyinyir dan mencibir bahwa perusahaan tidak tegas.
Baca juga: Kenali 7 Ciri Toxic Employee, Salah Satunya Sering Bergosip!
2. Gaji Tenaga Kerja Membengkak
Sering kali kandidat yang direkrut melalui orang dalam tidak sesuai dengan kebutuhan manpower di lapangan, ini tentu saja menyebabkan pembengkakan biaya gaji karyawan yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
3. Karyawan Kurang Kompeten
Selain itu, dampak negatif rekrutmen melalui jalur orang dalam yaitu kemungkinan kandidat yang diterima tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
Akibatnya, kandidat kurang mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan dan kinerja mereka pun cenderung tidak maksimal, hingga akhirnya produktivitas menurun.
Cara HR Menanggapi Rekrutmen Orang Dalam
Menghadapi kekuatan orang dalam memang tidaklah mudah. Diperlukan kesabaran dalam penyelesaiannya. Tapi, sabar saja tidaklah cukup. Sebagai HR Anda harus punya cara lain untuk menghadapinya. Di bawah ini merupakan beberapa tips untuk Anda.
1. Tetap Jalankan Proses Rekrutmen Secara Profesional
Tips yang pertama adalah HR harus tetap menjalankan proses dan peraturan rekrutmen sebagaimana mestinya. Jalankan prinsip terbuka, bebas, objektif, serta adil.
2. Cek Dokumen Kandidat
Cobalah cek semua dokumen yang dilampirkan kandidat, mulai dari cover letter, CV, sampai portofolio.
Dari dokumen-dokumen ini Anda bisa mengetahui apakah kandidat memenuhi syarat atau tidak. Bila kandidat direkomendasikan dari orang dalam dan Anda diminta untuk melakukan wawancara, tidak ada salahnya Anda melakukannya.
3. Diskusi Tentang Proses Rekrutmen
Di saat proses wawancara, Anda dapat berdiskusi dengan kandidat tentang proses rekrutmen dan menjabarkan sedikit tentang posisi yang dibutuhkan.
Anda juga bisa bertanya kepada calon kandidat mengenai hubungan dengan orang dalam yang merekomendasikannya.
Baca Juga: Masalah Umum HRD yang Sering Dijumpai dan Solusinya
4. Lakukan Psikotes atau Tes Teknikal
Untuk memantapkan Anda dalam menerima kandidat, Anda dapat menjalankan tes psikotes atau tes teknikal kepada kandidat.
Dari sini Anda bisa melihat dan membandingkan hasilnya dengan kandidat lainnya untuk dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan.
5. Tetap Profesional
Bila memang ternyata kandidat yang direkomendasikan orang dalam memenuhi kualifikasi, maka ia memang layak diterima.
Namun, jika sebaliknya, dan orang dalam memaksa Anda untuk menerimanya, lakukan dengan profesional, yaitu memproses penerimaan karyawan baru sesuai SOP yang ada.
6. Beritahu Rekan Kerja dan Atasan Anda
Rekrutmen orang dalam bukan hanya persoalan HR semata. Anda juga bisa menginformasikan ini kepada rekan kerja atau atasan yang mengambil keputusan.
Mereka berhak untuk tahu tentang hal tersebut sehingga bila nantinya ada masalah, mereka bisa mendampingi Anda dan membantu menyelesaikan masalah.
Pada dasarnya, jalur orang dalam tidak selamanya salah, selama memang kandidat tersebut memiliki keterampilan dan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Namun, tentu saja menjalankan proses rekrutmen dengan menaati prinsipnya adalah suatu hal yang perlu dipegang teguh oleh HR. Memang rekrutmen sering kali terasa panjang dan melelahkan, apalagi saat harus berjibaku menentukan kandidat yang cocok dalam proses screening.
Tapi, sebenarnya hal ini bisa diatasi dengan menggunakan software rekrutmen. Dengan bantuan teknologi canggih, merekrut kandidat akan menjadi jauh lebih cepat dan tepat.
Saat ini, sudah ada software rekrutmen Indonesia berbasis AI yaitu Premium Recruitment KitaLulus.
Teknologi AI dalam Premium Recruitment KitaLulus akan mempersingkat proses screening kandidat hingga 92% dari cara manual. AI akan menyaring kandidat yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Selain itu, Premium Recruitment KitaLulus juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses tak terbatas dalam memasang info lowongan dan menjangkau job seeker yang lebih luas.
Menarik, bukan? Yuk daftarkan perusahaan Anda untuk beralih ke Premium Recruitment KitaLulus sekarang!