Dalam dunia bisnis, istilah turnover menjadi kata yang cukup sering disebutkan. Turnover karyawan adalah aktivitas pergantian karyawan di dalam perusahaan secara cepat dan dalam jangka waktu yang kecil.
Kegiatan turnover karyawan atau employee turnover merupakan hal yang wajar. Bahkan dalam beberapa kasus, ini bisa menguntungkan dari sisi perusahaan. Namun, jika tingkat turnover tinggi tentu juga tidaklah baik.
Lalu, bagaimana cara mengatasi turnover karyawan ini? Simak selengkapnya dalam pembahasan berikut.
Apa itu Turnover Karyawan?
Pada dasarnya, pengertian turnover karyawan adalah pergantian karyawan pada suatu perusahaan yang terjadi karena beberapa faktor penentu. Pergantian karyawan ini bisa dilakukan secara sukarela maupun tidak.
Lalu ada juga istilah tingkat turnover karyawan yang menggambarkan intensitas perputaran karyawan di dalam sebuah perusahaan. Umumnya, pengukuran tinggi atau tidaknya tingkat tersebut berdasarkan jumlah karyawan yang berhenti kerja dalam periode waktu tertentu.
Singkatnya, turnover karyawan adalah sebutan bagi perusahaan yang mengalami pergantian karyawan secara cepat dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu tertentu.
Menurut survei yang dilakukan oleh Willis Towers Watson, tingkat turnover karyawan di Indonesia mencapai 8.8%, yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata global sebesar 7.3%
Ada beberapa faktor penentu yang menjadi penyebab hal ini terjadi. Bisa dari karyawan, perusahaan, atau pihak luar.
Meskipun merupakan hal yang wajar, turnover bisa memberikan perusahaan keuntungan dan kerugian. Salah satu keuntungannya adalah perusahaan dapat mengurangi karyawan yang tidak berpotensi dan mendapatkan pengganti yang lebih baik lagi.
Sedangkan kerugiannya adalah jika angka employee turnover cukup tinggi, tingkat produktivitas perusahaan jadi menurun dan bisa berpengaruh pada pendapatan perusahaan yang ikut menurun.
Baca juga: Apa Itu Employee Retention? Ini Pengertian, Fungsi, & Cara Meningkatkannya
Faktor Peyebab Turnover Karyawan
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa faktor penyebab turnover karyawan bisa terjadi dari karyawan itu sendiri, perusahaan, atau pihak luar. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Faktor Individu
Penyebab turnover yang pertama adalah faktor individu atau dari karyawan itu sendiri. Umumnya beberapa hal yang menjadi alasan adalah kepuasan kerja, beban kerja yang tidak sesuai, durasi kerja yang sudah terlalu lama, hingga masalah mentalitas karyawan.
2. Faktor Perusahaan
Faktor perusahaan meliputi sistem kerja yang tidak stabil dan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawan, sistem gaji yang tidak transparan, tidak adanya program pelatihan dan pengembangan SDM, sistem kerja yang terlalu monoton, dan tidak adanya transparansi dengan karyawan.
3. Faktor Luar
Faktor luar biasanya berkaitan dengan jarak tempuh antara rumah dan kantor yang terlalu jauh atau lokasi kantor yang tidak strategis. Sehingga menyebabkan karyawan tersebut merasa lelah setiap perjalanan pulang pergi ke kantor.
Baca juga: Cara Menghitung Anggaran Rekrutmen (Cost per Hire) & Tips Menghematnya
Jenis-jenis Turnover Karyawan
Berikut beberapa jenis turnover pada umumnya:
1. Sukarela
Jenis turnover karyawan yang pertama adalah sukarela. Artinya, karyawan dengan sukarela mengundurkan diri dari perusahaan. Umumnya alasan pengunduran diri ialah dikarenakan masalah pribadi, mendapat kesempatan yang lebih baik, ingin melanjutkan pendidikan, dan lainnya.
2. Terpaksa
Jenis yang kedua adalah terpaksa. Artinya, karyawan yang bersangkutan terpaksa meninggalkan perusahaan karena faktor internal. Seperti lingkungan kerja yang tidak mendukung, internal manajemen yang tidak baik, pemutusan hubungan kerja, dan lainnya.
3. Fungsional
Fungsional merupakan jenis employee turnover yang tidak mempengaruhi kualitas perusahaan. Artinya, hal ini akan menguntungkan perusahaan dari keluarnya karyawan yang bersangkutan.
Umumnya, karyawan yang keluar adalah mereka yang memiliki kinerja buruk atau tidak memiliki potensi di bidang yang dikerjakan. Sehingga perusahaan akan mencari pengganti yang lebih baik lagi.
4. Disfungsional
Satu lagi yang termasuk jenis turnover karyawan adalah disfungsional. Kebalikan dari fungsional, jenis ini akan merugikan perusahaan. Seperti mempertahankan karyawan yang memiliki kinerja buruk namun dibutuhkan secara fungsional.
Proses Turnover Karyawan
Employee turnover tidak terjadi begitu saja. Ada serangkaian proses yang harus dilewati terlebih dulu oleh karyawan dan perusahaan. Berikut penjelasannya.
1. Evaluasi
Proses pertama adalah tahap evaluasi. Artinya, perusahaan akan mengevaluasi karyawan selama mereka bekerja. Mulai dari kinerja, kerjasama tim, sistem kerja yang diberikan, rutinitas kerja, hingga hubungan antara atasan.
2. Keputusan
Jika dari hasil evaluasi tersebut memberikan hasil yang kurang memuaskan, maka perusahaan bisa memberikan pilihan kepada karyawan untuk melanjutkan kerja atau tidak.
Di sini juga perusahaan akan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mencari tempat kerja baru jika mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak kerja.
3. Pengajuan Keluar
Proses terakhir dari turnover karyawan adalah pengajuan keluar. Pada proses ini yang memegang kendali penuh adalah divisi HRD untuk melakukan exit interview dan komunikasi internal divisi.
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan
Untuk mengetahui secara pasti seberapa besar tingkat employee turnover, dapat dilakukan perhitungan menggunakan rumus turnover bulanan maupun tahunan berikut ini.
1. Menghitung Tingkat Turnover Bulanan
Menghitung turnover rate atau tingkat turnover karyawan cukup mudah. Anda hanya perlu menghitung perbandingan jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dengan rata-rata karyawan.
Cara menghitung jumlah rata-rata karyawan adalah menambahkan jumlah karyawan di awal bulan dengan jumlah karyawan di akhir bulan lalu membaginya dua.
Untuk lebih jelasnya, simak rumus berikut:
Turnover bulanan % = (Jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan / Rata-rata jumlah karyawan) x 100
Contoh:
Pada bulan Januari 2022, ada 20 orang yang mengundurkan diri dari perusahaan Anda. Jumlah karyawan Anda di awal Januari 2022 adalah 2520 sementara di akhir Januari adalah 2500. Maka, cara menghitung turnover-nya adalah sebagai berikut:
Turnover bulanan % = 50 / ((2520+2500) / 2) x 100
= 50 / 2510 x 100
= 1,99%
Jadi, tingkat turnover rate pada Januari 2022 adalah 1.99%.
2. Menghitung Turnover Tahunan
Pada prinsipnya, cara menghitung turnover rate tahunan sama dengan menghitung turnover rate bulanan. Namun, beberapa perusahaan lebih memilih menghitung secara tahunan dan menunggu angkanya besar untuk mendapat pola yang lebih jelas.
Berikut cara menghitung turnover rate tahunan:
Turnover tahunan % = (Jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan / ((Jumlah karyawan di awal tahun + akhir tahun) / 2) x 100
Untuk cara menghitungnya sama dengan menghitung turnover bulanan. Hanya saja jumlah karyawan rata-rata pada turnover rate tahunan dihitung dengan menambahkan jumlah karyawan di awal tahun dan jumlah karyawan akhir tahun lalu membaginya dengan dua.
Contoh:
Sebanyak 10 karyawan keluar dari perusahaan Anda selama tahun 2021. Jumlah karyawan Anda pada akhir tahun 2021 adalah 200 orang dan awal tahun 2022 adalah 200 orang. jadi, tingkat employee turnover perusahaan Anda pada tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Turnover tahunan % = (Jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan / ((Jumlah karyawan di awal tahun + akhir tahun) / 2) x 100
= 10 / ((200 +200) / 2) x 100
= 10 / 200 x 100
= 5%
Ingin meningkatkan efektivitas proses rekrutmen untuk mengurangi turnover? Pelajari strategi mengukur KPI rekrutmen yang dapat membantu Anda menarik kandidat yang tepat dan mengurangi turnover dini.
Dampak Turnover Karyawan terhadap Perusahaan
Turnover karyawan memberikan berbagai dampak terhadap organisasi, baik yang langsung terlihat maupun tidak langsung.
1. Dampak Finansial
Turnover karyawan menimbulkan berbagai biaya langsung dan tidak langsung yang signifikan bagi perusahaan. Perusahaan harus mengeluarkan biaya rekrutmen dan seleksi untuk mencari pengganti yang sesuai, dilanjutkan dengan biaya onboarding dan pelatihan untuk memastikan karyawan baru dapat bekerja secara efektif.
Untuk kasus turnover tidak sukarela, perusahaan juga harus memperhitungkan biaya pesangon dan kompensasi akhir. Selain itu, produktivitas yang hilang selama masa transisi hingga karyawan baru dapat bekerja optimal merupakan opportunity cost yang seringkali tidak terukur namun berdampak nyata pada kinerja finansial perusahaan.
2. Dampak Operasional
Turnover secara signifikan dapat mengganggu kelancaran operasional bisnis dengan menciptakan gangguan dalam alur kerja dan pengiriman proyek tepat waktu. Ketika karyawan berpengalaman meninggalkan perusahaan, terjadi kehilangan pengetahuan institusional dan keahlian khusus yang mungkin telah dibangun selama bertahun-tahun.
Karyawan yang tersisa harus menanggung beban kerja tambahan selama posisi yang kosong belum terisi dengan karyawan pengganti yang kompeten, situasi yang sering berujung pada penurunan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan perusahaan.
3. Dampak pada Budaya dan Moral
Tingkat turnover yang tinggi dapat merusak atmosfer kerja secara keseluruhan dengan menciptakan lingkungan yang tidak stabil. Karyawan yang tersisa sering mengalami penurunan moral dan engagement karena merasa tidak aman atau tidak dihargai.
Pergantian staf yang konstan juga menciptakan ketidakpastian dan kecemasan tentang masa depan organisasi di antara karyawan. Perpindahan karyawan yang terus-menerus dapat menyebabkan erosi kepercayaan terhadap manajemen dan berdampak negatif pada budaya tim serta kolaborasi yang sebelumnya telah dibangun dengan baik.
4. Dampak pada Employer Branding
Turnover yang tinggi dapat merusak reputasi perusahaan di pasar tenaga kerja dan menciptakan persepsi negatif di kalangan kandidat potensial yang sedang mencari pekerjaan. Perusahaan dengan tingkat perputaran karyawan yang tinggi sering mengalami kesulitan menarik talenta berkualitas tinggi karena dianggap tidak mampu mempertahankan karyawan.
Ulasan negatif dari mantan karyawan di platform pencarian kerja seperti Glassdoor atau LinkedIn dapat tersebar dengan cepat dan sulit dikendalikan. Akumulasi dari faktor-faktor ini mengakibatkan menurunnya daya saing perusahaan sebagai employer of choice di industri terkait.
Cara Mengatasi Turnover Karyawan
Jika sebuah perusahaan mengalami lonjakan angka turnover yang tinggi, maka hal itu perlu dievaluasi lebih lanjut.
Hal-hal seperti “apakah perusahaan merekrut karyawan yang tidak sesuai dengan harapan?”, “apakah perusahaan belum memberlakukan karyawannya secara layak?” dan lain sebagainya.
Terlebih di zaman sekarang, di mana para pekerja baru rata-rata adalah kaum muda generasi millennial yang berganti-ganti pekerjaan.
Sebuah perusahaan haruslah memiliki rencana untuk mengatasi employee turnover ini. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebagai HRD.
1. Rekrut Kandidat Tepat Sejak Awal
Sebagai recruiter, Anda harus mampu melihat kinerja dan bakat pelamar saat sedang mewawancarainya. Jangan sampai Anda terburu-buru dalam memberikan penilaian.
Pastikan kandidat yang dipilih memiliki kemampuan yang dibutuhkan perusahaan sehingga mereka bisa bekerja sesuai dengan beban kerja yang diberikan.
Bangun talent pool yang kuat untuk mengantisipasi kebutuhan rekrutmen akibat turnover. Pelajari strategi membangun talent pool efektif untuk mempercepat proses penggantian karyawan.
2. Atur Kompensasi dan Tunjangan
Salah satu cara memperlakukan karyawan yang baik adalah dengan memberikan gaji dan tunjangan yang sesuai, serta fasilitas-fasilitas penunjang untuk mempermudah pekerjaan mereka.
3. Perhatikan Kebutuhan Karyawan
Memperhatikan kebutuhan karyawan adalah salah satu cara HR atau manajer sebagai bentuk medium interaksi antara karyawan dan perusahaan. Anda bisa melakukannya pada saat meeting mingguan atau bulanan untuk menyampaikan hal-hal atau feedback agar menjadi perhatian bersama.
4. Libatkan Karyawan Agar Bisa Berkembang
Anda bisa melibatkan karyawan dalam suatu proyek penting dan sejenisnya. Pertukaran fungsi peran dalam perusahaan diklaim dapat membuat karyawan merasa tertantang dan dilibatkan, sehingga mereka bisa memberikan kinerja yang lebih baik lagi secara individu maupun di dalam tim.
5. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Positif
Lingkungan kerja yang positif menjadi salah satu kunci karyawan merasa betah di perusahaan.
Hal ini juga dapat memuaskan karyawan dan merasa nyaman saat melakukan pekerjaannya di kantor. Salah satu hal paling sederhana adalah pemberian penghargaan bagi karyawan berprestasi.
6. Jenjang Karir
Setiap karyawan tentulah menginginkan jenjang karir yang bagus dan baik. Terlebih jika karyawan tersebut sudah bekerja dalam jangka waktu lama di suatu perusahaan.
Oleh karena itu, HR dan manajer harus bisa mendorong karyawan untuk berdiskusi mengenai karir mereka.
Cara-cara di atas bisa Anda lakukan untuk mengatasi turnover karyawan. Pada umumnya, employee turnover dalam bisnis adalah hal yang wajar. Akan tetapi jika suatu perusahaan mengalami peningkatan pergantian karyawan dalam waktu singkat, hal tersebut harus segera dievaluasi untuk perbaikan di masa mendatang.
Kesimpulan
Jika Anda pemilik perusahaan, HR, atau manajer, hal penting yang harus diperhatikan adalah memastikan angka turnover karyawan agar tetap rendah.
Untuk menghindari angka employee turnover yang tinggi, Anda harus bisa menjalankan perusahaan sebaik mungkin. Salah satunya dengan mempekerjakan karyawan terbaik. Masih bingung mau mencari kandidat terbaik di mana?
Jika ingin lebih mudah lagi, Anda bisa mencoba Rekrutmen Premium KitaLulus yang dilengkapi fitur rekomendasi AI dan pasang loker tanpa batas. Dengan begini, Anda bisa mendapatkan pelamar terbaik hanya dalam 24 jam saja! Yuk coba sekarang juga!
Murthado, Ahmad. (2024). Analisis PengaruhWok-Life alance terhadap Turnover Intention dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi pada Karyawan CV. Chaidar Kabuaten Bogor). Skripsi. Universitas Diponegoro