Dalam dunia kerja, IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif masih sering dijadikan salah satu persyaratan untuk melamar pekerjaan. Hal ini membuat banyak mahasiswa yang fokus kuliah hanya untuk mengejar nilai IPK tinggi saja.
Padahal, tanpa disadari masih banyak hal lain yang lebih penting untuk mendukung karier, seperti networking dan skill.
Lantas sebenarnya, apakah IPK penting untuk melamar kerja? Bagaimana jika memiliki nilai IPK rendah, apakah sudah pasti sulit mendapatkan pekerjaan impian? Untuk menjawab rasa penasaranmu, simak penjelasan KitaLulus berikut.
Baca juga: BI Checking Jadi Syarat Lamar Kerja? Ini Penjelasan Kemnaker
Apakah IPK Penting dalam Pencarian Kerja?
Dalam menentukan kandidat yang cocok untuk mengisi posisi tertentu, HRD menggunakan berbagai macam pertimbangan penting, salah satunya adalah IPK. Biasanya, sebagian besar perusahaan mensyaratkan standar IPK untuk melamar kerja adalah minimal 3,00 atau 2,75 dari skala 4,00.
Dalam banyak situasi rekrutmen, IPK memang masih diperlukan untuk menyeleksi kandidat. Namun, hal tersebut juga bukan satu-satunya parameter untuk mencerminkan seseorang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
IPK biasanya digunakan sebagai syarat administrasi saja. Maka dari itu, jika seorang kandidat tidak memenuhi standar IPK tertentu, maka suka tidak suka ia tidak akan bisa lolos menuju ke tahap berikutnya. Apalagi jika sistem rekrutmen yang digunakan sudah memakai sistem online.
Meski demikian, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap orang perlu memiliki skill mumpuni. IPK memang bisa jadi pertimbangan, akan tetapi IPK bukanlah satu-satunya aspek yang diutamakan oleh perusahaan.
Tak heran, beberapa perusahaan bahkan sudah tidak lagi menggunakan IPK sebagai salah satu kriteria perekrutan. Pasalnya, banyak juga fresh graduate yang mempunyai IPK tinggi tapi kurang bisa bekerja dengan baik.
Meski demikian, memang ada perusahaan yang masih menjadikan IPK sebagai salah satu syarat dalam lowongan pekerjaan. Contohnya adalah PT KAI yang mewajibkan pelamarnya memiliki IPK minimal 3,50.
Jika kamu mempunyai IPK yang tidak terlalu tinggi, akan tetapi di dalam Curriculum Vitae (CV) kamu menuliskan berbagai macam pengalaman ketika kuliah seperti magang, perlombaan, organisasi dan lain sebagainya, maka ini akan menjadi nilai plus.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya data yang mengatakan jika beberapa perusahaan besar seperti Amazon, Apple, Facebook, Microsoft, Google, dan lain sebagainya, menentukan kandidat karyawan mereka bukan hanya berdasarkan IPK saja, melainkan justru lebih mementingkan skill yang dimiliki kandidat.
Baca Juga: 7 Syarat Kerja di Bank yang Wajib Diketahui dan Cara Melamarnya
Syarat IPK dan TOEFL di Loker PT KAI
Beberapa waktu lalu, warganet dikejutkan dengan syarat rekrutmen program Management Trainee Tahun 2024 PT KAI di mana pelamar harus memiliki nilai IPK minimal 3,50 dan TOEFL 500.
Orang-orang menilai bahwa di zaman sekarang, IPK seharusnya sudah tidak lagi menjadi prioritas utama.
Namun, Vice President (VP) Public Relation PT KAI, Joni Martinus, mengatakan jika standar tinggi dalam rekrutmen Pt KAI mencerminkan bahwa KAI berkomitmen terhadap kualitas dan profesionalitas SDM mereka.
Ada yang Lebih Penting dari IPK, Apa Itu?
Pada dasarnya, nilai IPK tinggi belum tentu menjamin kamu mendapatkan pekerjaan terbaik, kecuali jika kamu memiliki beberapa hal berikut.
1. Networking
Salah satu kunci seorang fresh graduate jika ingin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan adalah memiliki networking. Maka dari itu, kamu harus mengasah skill ini sedari sekarang.
Ketika masih duduk di bangku perkuliahan, memiliki teman-teman yang hebat dan suportif adalah hal yang perlu kamu pertahankan. Sementara itu, dalam dunia kerja, mempunyai orang-orang yang berjaringan luas dan hebat tentu akan menguntungkan kamu.
2. Hard Skill
Terkadang ada orang dengan nilai IPK tinggi tapi tidak memiliki hard skill sama sekali, sehingga tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Padahal, hard skill menjadi hal krusial yang dibutuhkan perusahaan.
Alih-alih fokus mengejar nilai tinggi, kamu bisa banyak berlatih mengasah kemampuan yang dimiliki, misalnya di bidang menulis, teknologi, atau lainnya. Kamu juga boleh mempelajari skill baru yang sekiranya akan berguna di bidang kerja yang kamu tekuni nantinya.
3. Soft Skill
Terakhir, hal penting yang perlu kamu kembangkan untuk memulai karier adalah soft skill. Kemampuan ini juga dibutuhkan di dunia kerja terutama ketika perusahaan membutuhkan seseorang yang bisa berpikir kritis dan pandai memecahkan masalah.
Contoh soft skill di antaranya critical thinking, kepercayaan diri, ambisi, manajemen waktu, bisa bekerja dengan tim, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Cara Melamar Kerja Lewat Email yang Benar dan Contohnya
Demikian penjelasan tentang apakah IPK penting dalam pencarian kerja. IPK tinggi memang bagus, tapi ada hal lain yang juga perlu kamu siapkan yaitu networking, hard skill, dan soft skill.
Jika kamu sedang mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion kamu, gunakan aplikasi KitaLulus. Tersedia ribuan loker dari berbagai perusahaan ternama di Indonesia yang bisa kamu lamar dengan mudah. Kamu juga bisa gabung komunitas untuk berbagi ilmu pengetahuan dengan kandidat lain. Yuk lamar sekarang!