Budak korporat adalah istilah yang sering terdengar baik di kalangan generasi millennial maupun generasi Z. Namun, sudahkah kamu tahu apa maksudnya?
Jika mendengar kata ‘budak’, ini mungkin merujuk pada makna yang buruk. Benarkah demikian? Agar tidak bingung lagi, yuk simak penjelasan arti budak korporat beserta fakta uniknya di bawah ini.
Apa Itu Budak Korporat?
Budak korporat adalah istilah yang tersusun dari dua kata utama, yaitu ‘budak’ dan ‘korporat’. Menurut KBBI, ‘budak’ dapat diartikan sebagai antek atau jongos, dan ‘korporat’ artinya perusahaan atau badan usaha.
Ini merupakan julukan yang diberikan pada seseorang yang rela mengabdikan hidupnya di perusahaan tempat ia bekerja.
Budak korporat cenderung patuh pada perintah atasan, meski perintah tersebut sebenarnya memberatkan. Misalnya, mereka rela lembur dan pulang kerja sampai larut malam, mengorbankan waktu dan kebebasan pribadi mereka, demi memberikan performa terbaik di perusahaannya.
Tipe karyawan seperti inilah yang biasanya paling disukai atasan, namun susah bergaul dengan rekan kerja sekantornya.
Baca Juga: Mengenal Quiet Quitting, Mengapa Fenomena Ini Terjadi?
Ciri Kamu Adalah Budak Korporat
Berikut adalah beberapa indikasi bahwa kamu adalah budak korporat.
1. Takut Mengajukan Cuti
Budaya negatif budak korporat adalah ketika kamu selalu bekerja tanpa kenal waktu. Bahkan, mau cuti sehari saja kamu takut, padahal itu hak kamu sebagai karyawan.
Cuti diatur secara tegas dalam undang-undang ketenagakerjaan. Contohnya, cuti karena sakit diatur dalam UU Ketenagakerjaan pasal 93 ayat (2) huruf A.
Bahkan jika kamu perempuan dan merasa sakit di hari pertama atau kedua saat menstruasi juga berhak mengajukan cuti yang diatur dalam UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 81 ayat (1).
2. Tetap Bekerja di Hari Libur
Ciri bahwa kamu adalah budak korporat berikutnya yaitu tetap bekerja di hari libur. Kamu merasa tidak masalah jika diminta atasan menyelesaikan tugas meski di tanggal merah. Bagimu, asal atasan bahagia.
Perlu diketahui, terlalu ‘menghambakan’ pekerjaan juga merupakan suatu hal yang kurang baik. Nikmatilah hari liburmu dan manfaatkan waktu tersebut bersama keluarga maupun orang-orang terdekat.
3. Selalu Membicarakan tentang Pekerjaan
Membicarakan pekerjaan saat sedang kumpul keluarga atau nongkrong dengan teman merupakan pertanda bahwa kamu sudah jadi budak korporat. Bagaimana tidak, waktu yang seharusnya kamu gunakan untuk bercanda tawa, membicarakan hal-hal lain di luar kantor, kamu malah ngobrolin tentang pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaan.
4. Mudah Sakit
Selalu bekerja tidak kenal waktu, bahkan sering lupa makan. Akibatnya, kamu mudah sakit maag. Selain itu, badan pegal dan pusing seakan menjadi teman kamu. Jangan sampai karena kamu sibuk bekerja, kesehatan kamu menjadi terabaikan, ya.
5. Mengerjakan Pekerjaan di Luar Job Desk
Jika kamu sering diberi pekerjaan tambahan di luar job desk kamu dan kamu selalu menerimanya, fix kamu adalah budak korporat.
Mengerjakan sesuatu di luar job desk mungkin tidak masalah jika itu hanya sesekali. Namun, bagaimana jika itu terjadi secara terus-menerus? Tentu yang terjadi beban kerjamu bertambah.
6. Gaji Tidak Sesuai
Idealnya, ketika jumlah pekerjaan menjadi double, gaji juga naik. Namun sayangnya, kamu tidak digaji dengan nominal yang sesuai. Bahkan biasanya nominal tersebut jauh dari standar gaji karyawan pada umumnya.
7. Mengesampingkan Kehidupan Sosial
Jika kamu sudah terjebak di kehidupan budak korporat, kamu akan selalu fokus pada rutinitas kerja. Di luar pekerjaan, kamu akan mengesampingkannya dan menganggapnya bukan prioritas. Padahal, kehidupan sosial itu penting, lho.
Baca Juga: Hustle Culture Adalah Budaya Gila Kerja, Ini Cara Atasinya
Tips Agar Tidak Jadi Budak Korporat
Nah, ketika kamu sudah terjebak dalam ciri-ciri di atas, maka kamu butuh melakukan refleksi diri. Terlebih ketika kamu sering mendapat komplain dari teman dan keluarga perihal kebiasaan kamu di dunia kerja tersebut.
Kamu bisa melakukan beberapa cara berikut supaya kehidupan kerja dan sosial kamu tetap seimbang serta terhindar dari burnout.
- Jangan pernah membawa pekerjaan ke rumah, usahakan selesai di kantor.
- Lakukan pencatatan tugas setiap harinya dan gunakan skala prioritas dalam berkegiatan.
- Luangkan waktu secara maksimal untuk berkegiatan di luar pekerjaan dan jangan pernah membiarkan interupsi kegiatan kerja dalam kegiatan tersebut.
- Berpikir secara tenang bahwa uang memang memenuhi banyak kebutuhan, tetapi ketenangan hidup merupakan hal yang juga harus kamu dapatkan.
- Terima masukan dari teman dan keluarga tentang kebiasaan kurang baik kamu dalam bekerja dan hargai kehadiran mereka.
Bagaimana? Setelah menyimak penjelasan di atas, kamu merasa telah menjadi budak korporat di tahap yang berlebihan? Jika demikian, yuk ubah pola kerja supaya lebih seimbang. Kamu bisa berekreasi dengan keluarga atau lebih sering hangout dengan teman.
Butuh rekomendasi tempat libur? Cek artikel KitaLulus, yuk! Ada banyak ide tempat wisata menarik yang bisa membantu kamu me-refresh otak dan tubuh dari lelahnya bekerja.