Jika Ditanya Gaji Saat Interview: Cara Jawab & Contohnya

Putri Prima
Content writer profesional dengan 6+ tahun pengalaman di bidang komunikasi, membagikan strategi pengembangan karier dan personal branding. Ahli dalam menulis artikel tentang tren industri, tips interview, dan panduan profesional yang membantu pencari kerja meraih potensi maksimal.
jika ditanya gaji saat interview untuk fresh graduate
Jika Ditanya Gaji Saat Interview: Cara Jawab & Contohnya
Isi Artikel

Fresh graduate seringkali merasa tidak percaya diri saat harus mendiskusikan ekspektasi gaji mereka selama proses wawancara kerja. Situasi ini sangat umum terjadi karena minimnya pengalaman dan pemahaman tentang standar pasar kerja di Indonesia, terutama untuk posisi entry-level.

Sementara itu, pelamar kerja fresh graduate cenderung menyebutkan ekspektasi gaji yang terlalu rendah dari nilai pasar, sementara lainnya justru meminta gaji yang terlalu tinggi. Kedua pendekatan ini berpotensi mengurangi peluang Anda untuk mendapatkan kompensasi yang sesuai atau bahkan mengamankan posisi tersebut.

Lantas bagaimana cara menjawab jika ditanya gaji saat interview untuk fresh graduate? Temukan tips dan contohnya di artikel KitaLulus berikut.

Mengapa HR Menanyakan Ekspektasi Gaji saat Interview?

Mengapa HR Menanyakan Ekspektasi Gaji saat Interview

Ada berbagai alasan mengapa HR memberikan pertanyaan interview kerja mengenai gaji yang Anda harapkan, di antaranya sebagai berikut.

1. Menyelaraskan Ekspektasi

Alasan utama pewawancara menanyakan ekspektasi gaji adalah untuk mengetahui apakah ekspektasi Anda selaras dengan budget yang dimiliki perusahaan. 

Dengan mengetahui ekspektasi gaji kandidat di awal proses, perusahaan dapat:

  • Mengevaluasi apakah kandidat cocok dengan budget yang tersedia
  • Menghindari pemborosan waktu jika terdapat kesenjangan yang terlalu besar
  • Mempersiapkan paket kompensasi yang sesuai jika kandidat diterima

2. Mengukur Pemahaman Tentang Nilai Pasar

Pertanyaan tentang ekspektasi gaji juga digunakan untuk menilai seberapa baik pemahaman kandidat tentang kondisi pasar kerja. Manajer HRD menganggap kandidat yang menyebutkan ekspektasi gaji jauh di luar rentang pasar menunjukkan kurangnya riset dan persiapan.

Kandidat yang memiliki ekspektasi yang realistis dan didukung pemahaman tentang standar industri umumnya dinilai lebih profesional dan matang dalam proses interview.

3. Menilai Keterampilan Negosiasi

Cara Anda merespons pertanyaan gaji juga menjadi indikator keterampilan negosiasi dan komunikasi. Umumnya, HRD sengaja mengamati bagaimana kandidat menangani diskusi sensitif seperti gaji untuk menilai:

  • Kemampuan komunikasi profesional
  • Keterampilan negosiasi
  • Kepercayaan diri dan penghargaan terhadap diri sendiri
  • Cara menangani situasi yang potensial menimbulkan tekanan

4. Efisiensi Proses Rekrutmen

Pertanyaan gaji juga berperan dalam mengefisienkan proses rekrutmen. Salah satu proses rekrutmen yang gagal di tahap akhir disebabkan oleh ketidaksepakatan mengenai kompensasi. Dengan mendiskusikan ekspektasi gaji lebih awal, perusahaan dapat meminimalkan risiko ini.

Persiapan Sebelum Menjawab Pertanyaan Gaji

Tips Menjawab Jika Ditanya Gaji saat Interview untuk Fresh Graduate

Kunci utama untuk menjawab pertanyaan gaji dengan percaya diri adalah persiapan yang matang. Berikut adalah langkah-langkah persiapan yang perlu Anda lakukan sebelum interview:

1. Riset Standar Gaji di Industri dan Posisi Anda

Memahami rentang gaji untuk posisi yang Anda lamar adalah langkah persiapan paling krusial. Di Indonesia, terdapat beberapa sumber informasi yang dapat Anda manfaatkan:

Sumber Informasi Gaji di Indonesia:

  1. Salary Report Tahunan: Kelly Services, Michael Page, Robert Walters, dan Mercer menerbitkan laporan gaji tahunan untuk berbagai industri di Indonesia.
  2. Platform Karier Online: Situs seperti Glassdoor menawarkan informasi gaji berdasarkan posisi dan perusahaan.
  3. Jaringan Profesional: Alumni kampus, mentor, atau koneksi profesional di industri yang sama dapat memberikan insight tentang standar gaji.
  4. Asosiasi Industri: Beberapa asosiasi industri di Indonesia menyediakan informasi tentang standar kompensasi untuk anggotanya.

2. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Gaji Fresh Graduate

Selain industri, beberapa faktor lain juga mempengaruhi gaji fresh graduate di Indonesia:

a. Lokasi Geografis

Gaji di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain. Cek daftar lengkap Upah Minimum Provinsi (UMP) di seluruh provinsi di Indonesia tahun 2025.

b. Reputasi Universitas

Lulusan dari universitas top di Indonesia seringkali menerima tawaran gaji yang lebih tinggi. Banyak laporan menunjukkan bahwa lulusan dari universitas terkemuka cenderung mendapatkan tawaran gaji yang lebih baik karena reputasi dan jaringan alumni yang kuat.

c. Jurusan dan Gelar

Jurusan kuliah sangat mempengaruhi standar gaji. Jurusan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) umumnya menawarkan gaji awal yang lebih tinggi. Fresh graduate dengan gelar S2 juga dapat mengharapkan gaji lebih tinggi dibandingkan lulusan S1.

d. Skill Tambahan

Kemampuan bahasa asing (terutama Inggris), sertifikasi profesional, dan kemampuan teknis spesifik dapat meningkatkan nilai tawar. 

3. Evaluasi Total Kompensasi, Bukan Hanya Gaji Pokok

Saat mempertimbangkan tawaran pekerjaan, penting untuk melihat total kompensasi, bukan hanya gaji pokok. 

Komponen umum dalam paket kompensasi di Indonesia:

  1. Gaji Pokok: Kompensasi bulanan tetap
  2. Tunjangan Tetap: Seperti tunjangan transportasi, makan, dan komunikasi
  3. Tunjangan Tidak Tetap: Seperti bonus kinerja dan insentif
  4. BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan: Kontribusi perusahaan untuk jaminan sosial
  5. Asuransi Tambahan: Asuransi kesehatan, jiwa, atau kecelakaan
  6. Fasilitas: Seperti kendaraan perusahaan, laptop, atau telepon
  7. Program Pengembangan: Pelatihan, sertifikasi, atau beasiswa pendidikan lanjutan

4. Tetapkan Rentang Gaji Pribadi

Setelah melakukan riset, tentukan rentang gaji pribadi Anda dengan mempertimbangkan:

  1. Batas Minimum: Jumlah minimum yang Anda butuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan komitmen finansial
  2. Target: Jumlah yang Anda harapkan berdasarkan kualifikasi dan standar pasar
  3. Batas Maksimum: Jumlah ideal yang Anda akan terima dengan sangat senang (tetapi masih dalam rentang realistis)

Penting untuk menetapkan rentang, bukan angka spesifik, karena ini memberikan fleksibilitas dalam negosiasi.

Pelajari lebih lanjut tentang cara menentukan expected salary yang tepat sesuai pengalaman dan kualifikasi Anda di sini.

Cara Menjawab Pertanyaan Gaji untuk Fresh Graduate

Setelah melakukan persiapan, berikut adalah beberapa strategi efektif untuk menjawab pertanyaan mengenai ekspektasi gaji:

1. Tunda Jika Memungkinkan

Jika pertanyaan gaji muncul di awal proses interview, lebih baik untuk menunda diskusi ini sampai Anda memiliki kesempatan untuk menunjukkan nilai dan kualifikasi Anda.

Contoh Jawaban:

“Saya sangat menghargai kesempatan untuk membahas kompensasi. Namun, jika tidak keberatan, saya ingin terlebih dahulu memahami lebih detail tentang tanggung jawab posisi ini dan bagaimana saya dapat berkontribusi pada tim. Dengan pemahaman yang lebih baik, saya yakin kita dapat mendiskusikan paket kompensasi yang adil dan sesuai dengan nilai yang dapat saya berikan.”

2. Gunakan Rentang Daripada Angka Spesifik

Saat tiba waktunya untuk menjawab, lebih baik menyebutkan rentang gaji daripada angka spesifik. Ini memberikan fleksibilitas dalam negosiasi.

Contoh Jawaban:

“Berdasarkan riset pasar yang saya lakukan untuk posisi [nama posisi] di industri [nama industri] di [lokasi], dan dengan mempertimbangkan kualifikasi saya, saya mengharapkan rentang gaji antara Rp X hingga Rp Y per bulan. Tentu saya terbuka untuk mendiskusikan lebih lanjut berdasarkan keseluruhan paket kompensasi dan peluang pengembangan yang ditawarkan.”

3. Kembalikan Pertanyaan dengan Sopan

Teknik lain yang efektif adalah mengembalikan pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang budget perusahaan terlebih dahulu.

Contoh Jawaban:

“Saya telah melakukan riset tentang standar gaji untuk posisi ini dan memiliki ekspektasi berdasarkan kualifikasi saya. Namun, saya juga ingin memastikan bahwa ekspektasi saya selaras dengan struktur kompensasi di perusahaan Anda. Bisakah Anda memberikan informasi tentang rentang gaji yang biasanya ditawarkan untuk posisi ini?”

4. Fokus pada Total Kompensasi

Perluas diskusi di luar gaji pokok untuk mencakup keseluruhan paket kompensasi.

Contoh Jawaban:

“Saya mengharapkan gaji yang kompetitif sesuai dengan standar industri, sekitar Rp X hingga Rp Y per bulan. Namun, saya juga sangat mempertimbangkan keseluruhan paket kompensasi, termasuk tunjangan, asuransi kesehatan, peluang pengembangan profesional, dan budaya perusahaan dalam keputusan saya.”

5. Kaitkan dengan Nilai yang Anda Tawarkan

Justifikasikan ekspektasi gaji Anda dengan nilai spesifik yang dapat Anda berikan kepada perusahaan.

Contoh Jawaban:

“Berdasarkan keterampilan saya dalam [sebutkan keterampilan relevan], pengalaman magang di [sebutkan pengalaman], dan sertifikasi [sebutkan sertifikasi], saya yakin dapat berkontribusi signifikan dalam [area spesifik]. Oleh karena itu, saya mengharapkan kompensasi dalam rentang Rp X hingga Rp Y, yang saya yakini mencerminkan nilai yang dapat saya berikan kepada tim Anda.”

Baca juga: 15 Cara Nego Gaji Terampuh untuk Job Seeker dan Fresh Graduate

Contoh Jawaban untuk Berbagai Skenario Interview

Berikut adalah contoh jawaban untuk berbagai skenario saat ditanya mengenai ekspektasi gaji dalam interview:

Skenario 1: Ditanya Ekspektasi Gaji di Awal Interview

Contoh Jawaban:

“Saya sangat berminat dengan posisi ini dan menghargai pertanyaan Anda tentang ekspektasi gaji. Namun, saya merasa akan lebih produktif jika kita terlebih dahulu membahas lebih detail tentang posisi ini, tanggung jawabnya, dan bagaimana kualifikasi saya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Setelah memiliki pemahaman yang lebih baik, saya yakin kita dapat mendiskusikan paket kompensasi yang sesuai. Apakah ini dapat diterima?”

Skenario 2: Ditanya Setelah Interview Berlangsung Lama

Contoh Jawaban:

“Berdasarkan diskusi kita tentang tanggung jawab posisi ini dan riset pasar yang saya lakukan, saya mengharapkan rentang gaji antara Rp 5.000.000 hingga Rp 6.500.000 per bulan. Tentu, saya juga sangat mempertimbangkan keseluruhan paket kompensasi dan peluang pertumbuhan yang ditawarkan perusahaan. Saya terbuka untuk diskusi lebih lanjut untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.”

Skenario 3: Saat Pewawancara Mendesak untuk Angka Spesifik

Contoh Jawaban:

“Saya menghargai kebutuhan Anda untuk angka yang spesifik. Berdasarkan riset pasar dan kualifikasi saya, saya akan merasa adil dengan gaji sekitar Rp 6.000.000 per bulan. Namun, saya tetap fleksibel dan sangat mempertimbangkan seluruh paket kompensasi serta peluang pertumbuhan jangka panjang di perusahaan Anda.”

Skenario 4: Saat Perusahaan Menawarkan Gaji di Bawah Ekspektasi

Contoh Jawaban:

“Terima kasih atas tawaran dan transparansinya. Saya sangat tertarik dengan posisi ini dan perusahaan Anda. Berdasarkan riset pasar yang saya lakukan dan nilai yang dapat saya berikan, saya mengharapkan gaji yang sedikit lebih tinggi, sekitar Rp X. Namun, saya juga memahami berbagai pertimbangan perusahaan. Apakah ada fleksibilitas dalam tawaran ini, atau mungkin bisa kita diskusikan benefit lain yang dapat mengkompensasi perbedaan ini?”

Skenario 5: Saat Ditanya Gaji Sebelumnya atau Saat Magang

Contoh Jawaban:

“Sebagai fresh graduate, pengalaman magang saya di [Perusahaan] memberikan kompensasi sebesar Rp X per bulan. Namun, saya memahami bahwa posisi full-time ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan membutuhkan komitmen penuh, sehingga ekspektasi saya telah saya sesuaikan dengan standar industri untuk posisi entry-level, yaitu sekitar Rp Y hingga Rp Z per bulan.”

Skenario 6: Saat Interview untuk Start-up atau Perusahaan Kecil

Contoh Jawaban:

“Saya sangat tertarik dengan visi dan potensi pertumbuhan [Nama Start-up]. Saya memahami dinamika unik start-up dan fleksibel dalam hal kompensasi. Saya mengharapkan gaji yang fair sekitar Rp X hingga Rp Y, namun saya juga terbuka untuk mendiskusikan opsi kompensasi alternatif seperti kepemilikan saham (equity) atau bonus berbasis performa yang dapat mengakomodasi tahap pertumbuhan perusahaan saat ini.”

Skenario 7: Saat Ditanya Melalui Email atau Formulir Aplikasi

Contoh Jawaban:

“Berdasarkan riset pasar untuk posisi [Nama Posisi] di industri [Industri] dan lokasi [Kota], serta mempertimbangkan kualifikasi dan keterampilan yang saya miliki, saya mengharapkan kompensasi dalam rentang Rp X hingga Rp Y per bulan. Saya terbuka untuk diskusi lebih lanjut mengenai keseluruhan paket kompensasi selama proses interview.”

Baca Juga: 10 Contoh Jawaban ‘Ceritakan tentang Diri Anda’ Saat Interview

Negosiasi gaji di Indonesia memiliki nuansa kultural dan aspek legal yang perlu dipahami oleh fresh graduate:

1. Aspek Kultural dalam Negosiasi Gaji

a. Tingkat Kenyamanan Berbicara tentang Uang

Budaya Indonesia umumnya menganggap pembicaraan langsung tentang uang sebagai hal yang sensitif. Meskipun tren ini mulai berubah di kalangan profesional muda, pendekatan yang terlalu agresif dalam negosiasi gaji dapat dianggap tidak sopan.

Oleh karena itu, pendekatan yang sopan dan tidak konfrontatif lebih disukai dalam konteks Indonesia.

b. Hierarki dan Rasa Hormat

Masyarakat Indonesia sangat menghormati hierarki dan senioritas. Saat bernegosiasi dengan manajer senior atau direktur, gunakan bahasa yang menunjukkan rasa hormat.

Contoh:

“Saya sangat menghargai kesempatan ini dan memahami kebijaksanaan Bapak/Ibu dalam menentukan nilai kompensasi. Berdasarkan riset pasar dan kualifikasi saya, apakah boleh saya mengusulkan rentang kompensasi antara Rp X hingga Rp Y?”

c. Konsep “Tidak Enak Hati”

Konsep “tidak enak hati” atau sungkan sangat kuat dalam budaya Indonesia dan dapat mempengaruhi negosiasi. Banyak pelamar kerja fresh graduate mengatakan mereka menerima tawaran gaji pertama karena merasa “tidak enak” untuk bernegosiasi.

Penting untuk memahami bahwa negosiasi profesional yang dilakukan dengan cara yang tepat adalah hal yang wajar dan dihargai.

a. Upah Minimum

Setiap provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia memiliki Upah Minimum (UMP/UMK) yang ditetapkan setiap tahun. Sebagai referensi, UMP DKI Jakarta tahun 2025 adalah Rp 5.396.761.

Penting untuk memahami bahwa UMP adalah standar minimum, dan untuk posisi fresh graduate dengan gelar sarjana, standar gaji di sebagian besar industri berada di atas UMP.

b. Komponen Gaji menurut UU Cipta Kerja

UU Cipta Kerja dan peraturan turunannya membagi komponen gaji menjadi:

  1. Gaji Pokok: Minimal 75% dari total gaji
  2. Tunjangan Tetap: Komponen yang dibayarkan secara reguler

Saat mendiskusikan kompensasi, penting untuk memahami proporsi ini dan bagaimana perusahaan menstrukturkan paket gaji mereka.

c. Pajak Penghasilan (PPh 21)

Fresh graduate perlu memahami bahwa gaji yang diterima akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh 21). Untuk rentang gaji fresh graduate, tarif pajak umumnya 5% setelah dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Contoh perhitungan sederhana untuk gaji Rp 7.000.000/bulan:

  • Gaji setahun: Rp 84.000.000
  • PTKP (TK/0): Rp 54.000.000
  • Penghasilan Kena Pajak: Rp 30.000.000
  • PPh 21 (5%): Rp 1.500.000/tahun atau sekitar Rp 125.000/bulan

Pemahaman ini penting untuk memperkirakan take-home pay yang akan Anda terima.

Ingin mengetahui alasan melamar pekerjaan yang meyakinkan untuk disampaikan saat interview? Baca di sini

Studi Kasus: Pengalaman Negosiasi Gaji Fresh Graduate di Indonesia

Berikut adalah studi kasus yang mengilustrasikan bagaimana fresh graduate di Indonesia menghadapi pertanyaan gaji dalam interview. Studi kasus ini didasarkan pada pengalaman nyata dengan nama dan detail yang diubah untuk menjaga privasi.

Studi Kasus 1: Budi, Lulusan Teknik Informatika

Budi adalah lulusan Teknik Informatika dari universitas negeri terkemuka di Indonesia dengan IPK 3.6. Ia melamar posisi Junior Software Developer di sebuah perusahaan teknologi di Jakarta.

Situasi Interview: Pada interview kedua, Manajer HR bertanya, “Berapa ekspektasi gaji Anda untuk posisi ini?”

Persiapan Budi:

  • Melakukan riset gaji untuk posisi Junior Developer (kisaran Rp 5-9 juta)
  • Mempertimbangkan lokasi perusahaan di Jakarta
  • Menganalisis skill tambahan yang ia miliki (sertifikasi AWS, portfolio proyek)

Respons Budi: “Berdasarkan riset pasar yang saya lakukan dan kualifikasi yang saya miliki termasuk sertifikasi AWS dan pengalaman proyek selama kuliah, saya mengharapkan rentang gaji antara Rp 6,5 juta hingga Rp 8 juta per bulan. Namun, saya juga sangat mempertimbangkan keseluruhan paket kompensasi dan peluang pengembangan karir yang perusahaan tawarkan.”

Hasil: Perusahaan awalnya menawarkan Rp 6 juta, tetapi setelah negosiasi lanjutan dimana Budi menunjukkan portfolio proyeknya dan menjelaskan nilai tambah yang bisa ia berikan, ia mendapatkan tawaran Rp 7,2 juta plus tunjangan transport dan meal allowance.

Pelajaran: Pendekatan berbasis nilai dengan bukti konkret (sertifikasi, portfolio) dapat memperkuat posisi negosiasi fresh graduate.

Studi Kasus 2: Sari, Lulusan Manajemen Bisnis

Sari adalah lulusan Manajemen Bisnis dari universitas swasta di Bandung. Ia melamar posisi Management Trainee di perusahaan FMCG nasional.

Situasi Interview: Pada formulir aplikasi online, terdapat field wajib untuk mengisi “Expected Salary”.

Persiapan Sari:

  • Melihat data gaji fresh graduate di industri FMCG (Rp 4,5-7,5 juta)
  • Menganalisis bahwa program Management Trainee biasanya menawarkan gaji di atas rata-rata
  • Mempertimbangkan bahwa perusahaan tersebut terkenal dengan paket kompensasi kompetitif

Respons Sari: Di formulir, Sari menuliskan: “Sesuai dengan standar industri untuk program Management Trainee, sekitar Rp 5,5 juta – Rp 7 juta per bulan.”

Saat ditanya lebih lanjut dalam interview, Sari menjelaskan: “Saya mencantumkan rentang tersebut berdasarkan riset pasar, namun saya sangat tertarik dengan program pengembangan profesional yang ditawarkan dan terbuka untuk mendiskusikan paket kompensasi total yang adil.”

Hasil: Sari menerima tawaran dengan gaji pokok Rp 6 juta plus benefit tambahan termasuk asuransi kesehatan premium dan program pelatihan international yang bernilai tinggi.

Pelajaran: Menyebutkan rentang yang realistis di awal dan menunjukkan fleksibilitas serta minat pada aspek non-moneter dapat menciptakan kesan positif dan membuka ruang negosiasi yang lebih luas.

Studi Kasus 3: Ahmad, Lulusan Hubungan Internasional

Ahmad adalah lulusan Hubungan Internasional yang melamar posisi di LSM internasional di Jakarta.

Situasi Interview: Pewawancara menanyakan gaji yang ia terima saat magang sebelumnya dan ekspektasi untuk posisi ini.

Persiapan Ahmad:

  • Mengetahui bahwa LSM umumnya memiliki budget terbatas dibandingkan sektor korporat
  • Memahami bahwa posisi menawarkan pengalaman berharga dan networking internasional
  • Melakukan riset tentang cost of living di Jakarta

Respons Ahmad: “Selama magang di [organisasi sebelumnya], saya menerima kompensasi Rp 3 juta per bulan. Untuk posisi full-time ini, dengan mempertimbangkan tanggung jawab yang lebih besar dan kebutuhan hidup di Jakarta, saya mengharapkan kompensasi sekitar Rp 5,5 juta hingga Rp 6,5 juta per bulan. Namun, saya sangat tertarik dengan misi organisasi ini dan menghargai kesempatan untuk berkontribusi pada program-program yang berdampak sosial, sehingga saya terbuka untuk diskusi lebih lanjut.”

Hasil: Organisasi menawarkan Rp 5,8 juta plus benefit tambahan termasuk pelatihan internasional dan fleksibilitas kerja.

Pelajaran: Bagi fresh graduate, menunjukkan pemahaman tentang konteks organisasi (seperti LSM dengan budget terbatas) sambil tetap menyampaikan ekspektasi yang fair dapat menciptakan negosiasi yang positif.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Untuk memaksimalkan peluang Anda mendapatkan penawaran yang fair, hindari kesalahan-kesalahan berikut:

1. Menyebutkan Angka Terlalu Rendah

Banyak fresh graduate, terutama yang pertama kali mencari pekerjaan, cenderung merendahkan nilai mereka karena takut ditolak.

Akibatnya, kandidat mungkin mendapatkan tawaran di bawah nilai pasar yang akan mempengaruhi pendapatan mereka dalam jangka panjang, karena kenaikan gaji di masa depan sering didasarkan pada gaji awal.

2. Menyebutkan Angka Terlalu Tinggi Tanpa Justifikasi

Di sisi lain, menyebutkan angka yang jauh di atas standar pasar tanpa justifikasi yang kuat dapat membuat Anda terlihat tidak realistis. 

3. Fokus Hanya pada Gaji Pokok

Mengevaluasi tawaran hanya berdasarkan gaji pokok tanpa mempertimbangkan total kompensasi adalah kesalahan umum.

4. Terlihat Terlalu Fokus pada Uang

Jika Anda terlihat terlalu fokus pada kompensasi dibandingkan dengan peran, tanggung jawab, dan fit dengan perusahaan, ini dapat memberikan kesan negatif. HRD biasanya kurang tertarik dengan kandidat yang terlihat hanya peduli dengan aspek finansial dari pekerjaan.

5. Kurangnya Riset dan Persiapan

Menjawab pertanyaan gaji tanpa persiapan yang cukup dapat merusak kredibilitas Anda. Perekrut dapat dengan cepat mendeteksi kandidat yang tidak melakukan riset tentang standar kompensasi di industri mereka.

6. Menerima Tawaran Pertama Tanpa Negosiasi

Banyak resh graduate di Indonesia menerima tawaran gaji pertama tanpa negosiasi. Meskipun mungkin terasa tidak nyaman, negosiasi yang profesional dan berbasis data adalah praktik bisnis yang diterima dan dihargai oleh sebagian besar perusahaan.

Tindak Lanjut Setelah Diskusi Gaji

Setelah diskusi gaji dalam interview, langkah-langkah berikut dapat membantu proses negosiasi:

1. Konfirmasi Pemahaman secara Tertulis

Setelah diskusi gaji verbal, kirimkan email follow-up yang secara profesional mengkonfirmasi pemahaman Anda tentang diskusi tersebut. Ini memberikan dokumentasi dan menunjukkan profesionalisme Anda.

Contoh Email:

Subjek: Terima Kasih atas Interview untuk Posisi [Nama Posisi] – [Nama Anda]

Yth. Bapak/Ibu [Nama Pewawancara],

Terima kasih atas kesempatan interview hari ini untuk posisi [Nama Posisi]. Saya sangat mengapresiasi waktu yang Anda luangkan untuk mendiskusikan peran dan tanggung jawab posisi tersebut, serta budaya kerja di [Nama Perusahaan].

Saya ingin mengkonfirmasi bahwa kita telah mendiskusikan rentang kompensasi antara Rp X hingga Rp Y, dengan mempertimbangkan keseluruhan paket yang mencakup [sebutkan benefit yang didiskusikan].

Saya semakin tertarik dengan kesempatan ini dan yakin dapat berkontribusi signifikan melalui [sebutkan skill atau kualifikasi utama Anda]. Saya menantikan kabar selanjutnya tentang proses seleksi ini.

Terima kasih sekali lagi atas pertimbangan Anda.

Hormat saya,

[Nama Anda]

[Kontak]

2. Evaluasi Tawaran secara Menyeluruh

Saat menerima tawaran resmi, evaluasi secara menyeluruh dengan mempertimbangkan:

  1. Gaji Pokok: Apakah sesuai dengan ekspektasi dan standar pasar?
  2. Tunjangan dan Benefit: Asuransi kesehatan, BPJS, tunjangan transportasi, dll.
  3. Bonus dan Insentif: Struktur bonus, frekuensi, dan kriteria penilaian
  4. Jadwal Review Gaji: Kapan evaluasi kinerja dan review gaji dilakukan?
  5. Peluang Pengembangan: Program pelatihan, mentoring, dan jalur karier
  6. Work-Life Balance: Jam kerja, kebijakan cuti, fleksibilitas
  7. Budaya Perusahaan: Apakah sesuai dengan nilai dan gaya kerja Anda?

3. Negosiasi Tawaran Secara Profesional

Jika tawaran di bawah ekspektasi, Anda dapat melakukan negosiasi lanjutan secara profesional:

  1. Ajukan Pertemuan atau Panggilan: Lebih baik mendiskusikan negosiasi secara langsung daripada melalui email
  2. Mulai dengan Apresiasi: Ungkapkan ketertarikan dan antusiasme Anda pada posisi tersebut
  3. Jelaskan Concern Secara Spesifik: Fokus pada aspek spesifik yang ingin dinegosiasikan
  4. Dukung dengan Data: Referensikan riset pasar dan nilai yang Anda tawarkan
  5. Pertimbangkan Alternatif: Jika gaji pokok tidak fleksibel, diskusikan benefit lain seperti jadwal review gaji yang lebih cepat, tunjangan pendidikan, atau fleksibilitas kerja

Contoh Script Negosiasi:

“Terima kasih atas tawaran untuk posisi ini. Saya sangat tertarik dan bersemangat dengan prospek bergabung dengan tim Anda. Saya ingin mendiskusikan kompensasi yang ditawarkan. Berdasarkan riset pasar dan kualifikasi saya, termasuk [sebutkan kualifikasi unik], tawaran yang kompetitif untuk posisi ini berada di kisaran [sebutkan rentang yang lebih tinggi]. Apakah ada fleksibilitas untuk menyesuaikan tawaran ini agar lebih mencerminkan nilai pasar dan kontribusi yang dapat saya berikan?”

4. Respons Terhadap Penolakan Negosiasi

Jika perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan gaji Anda, pertimbangkan opsi berikut:

  1. Negosiasi Benefit Non-Moneter: Fleksibilitas kerja, work from home, cuti tambahan, dll.
  2. Jadwal Review Gaji yang Dipercepat: Minta evaluasi kinerja dan review gaji setelah 6 bulan daripada 1 tahun
  3. Struktur Bonus Berbasis Kinerja: Negosiasikan potensi bonus jika Anda mencapai target tertentu
  4. Kesempatan Pengembangan: Akses ke pelatihan, sertifikasi, atau program mentoring

Jika setelah negosiasi tawaran tetap jauh di bawah ekspektasi dan standar pasar, Anda perlu mengevaluasi apakah posisi tersebut sesuai dengan tujuan karier dan kebutuhan finansial Anda.

Kesimpulan: Percaya Diri dan Profesional

Menjawab pertanyaan tentang ekspektasi gaji sebagai fresh graduate memang bisa menantang, namun dengan persiapan yang tepat, Anda dapat menghadapinya dengan percaya diri dan profesional. Ingat bahwa tujuan akhir dari diskusi gaji adalah mencapai kesepakatan yang adil dan saling menguntungkan bagi Anda dan perusahaan.

Diskusi gaji yang dilakukan dengan baik tidak hanya menguntungkan Anda secara finansial, tetapi juga menunjukkan profesionalisme dan kematangan yang akan meninggalkan kesan positif pada calon pemberi kerja. Ini adalah keterampilan berharga yang akan terus berguna sepanjang perjalanan karier Anda.

Temukan beragam tips interview lainnya untuk memikat hati perekrut hanya di KitaLulus Blog. Atau jika saat ini Anda masih mencari lowongan pekerjaan impian, aplikasi KitaLulus bisa menjadi pilihan yang tepat.

Di KitaLulus kamu akan menemukan banyak loker dengan gaji tinggi yang sesuai dengan passion kamu. Kamu juga bisa membuat CV online secara gratis. Menarik, bukan? Ayo temukan lowongan di KitaLulus sekarang!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top