Mobbing Adalah Kekerasan di Tempat Kerja, Ini Bedanya dengan Bullying

Putri Prima
Lulusan Ilmu Komunikasi yang mendalami dunia content writing, khususnya di bidang karir dan bisnis.
mobbing adalah
Mobbing Adalah Kekerasan di Tempat Kerja, Ini Bedanya dengan Bullying

Apakah kamu pernah merasa dikucilkan, dihina, diancam, atau mendapatkan perlakuan buruk di tempat kerja? Apakah kamu merasa kesehatan mentalmu terganggu saat berada di tempat kerja karena merasa adanya perlakuan buruk dari seseorang atau sekelompok orang? Bisa jadi kamu adalah korban mobbing.

Mobbing kerap terjadi di lingkungan kerja, tapi banyak korbannya tidak sadar atau bahkan mewajarkan perilaku ini.

Mari baca artikel berikut untuk mengetahui lebih jelasnya!

Apa Itu Mobbing?

Mobbing adalah kekerasan psikologi berupa tekanan, intimidasi, maupun pelecehan yang dilakukan sekelompok orang kepada individu di tempat kerja. Konsep ini diperkenalkan oleh psikolog kerja, Henz Leymann pada tahun 1980.

Pada saat itu, Leymann melakukan penelitian terhadap berbagai kasus, terutama pada perawat yang mengalami tekanan psikologis parah karena bermusuhan di lingkungan kerja. Bahkan beberapa mencoba melakukan bunuh diri karena dampak serius dari hal ini.

Dari penelitiannya, Leymann menyoroti bahwa mobbing adalah tindakan negatif psikologi yang dilakukan sistematis dan berulang yang melibatkan beberapa pelaku.

Tujuan mobbing adalah mengintimidasi untuk membuat seseorang merasa tidak nyaman berada di lingkungan kerja. Korban juga bisa kehilangan motivasi kerja sampai memutuskan resign.

Perilaku mobbing ini diibaratkan virus. Ia bisa berkembang di lingkungan manajemen yang buruk, budaya kerja toxic, dan kurang mampu menyelesaikan konflik.

Baca juga: Begini Cara Mengenali Toxic Employee, Salah Satunya Sering Bergosip!

Penyebab Mobbing di Tempat Kerja

Ada beberapa alasan mengapa mobbing bisa terjadi di tempat kerja. Berdasarkan penelitian yang dikutip dari shiftbase.com, perilaku ini sering kali berasal dari kombinasi faktor dalam lingkungan kerja dan dinamika karyawan.

Beberapa penyebabnya antara lain:

  • Power abuse: mobbing muncul dari dinamika kekuasaan, ini bisa terjadi ketika pelaku berusaha menegaskan kontrol dan dominasi atas orang lain.
  • Cemburu dan persaingan: kecemburuan dan persaingan di antara rekan kerja.
  • Takut akan perubahan: perilaku mobbing juga bisa datang karena pelaku takut akan perubahan dalam tim atau organisasi yang dibawa atau dianjurkan oleh korban.
  • Budaya kerja: budaya kerja toxic serta terlalu kompetitif dapat menormalkan perilaku mobbing, biasanya dilakukan untuk mempertahankan status quo.

Perbedaan Mobbing dan Bullying

Antara mobbing dan bullying sekilas tampak sama, tapi sebenarnya keduanya berbeda.

Seperti dari jumlah pelaku, biasanya mobbing dilakukan secara berkelompok, sementara bully biasanya dilakukan oleh satu orang.

Perilaku mobbing juga lebih halus dan sulit terdeteksi sehingga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Berbeda dengan bullying yang sifatnya spontan dan bisa langsung dikenali.

Tujuan dari tindakan keduanya juga berbeda, di mana tujuan mobbing adalah menyingkirkan korban dari pekerjaan, sedangkan tujuan bullying adalah mendominasi atau menguasai korbannya.

Selain itu, bullying seringkali melibatkan kekerasan fisik, tapi tidak dengan mobbing, tindakannya hanya melakukan kekerasan psikologis saja.

Baca Juga: 3 Contoh Budaya Organisasi Perusahaan Ternama yang Bisa Anda Tiru

Jenis Mobbing

Perilaku mobbing dapat dibagi ke dalam beberapa jenis:

  1. Mobbing verbal: penggunaan kata-kata kasar, ejekan, atau penghinaan.
  2. Mobbing fisik: tindakan ancaman atau agresi fisik.
  3. Mobbing sosial: pengucilan atau penolakan.

Contoh Mobbing di Tempat Kerja

Ada banyak contoh mobbing baik yang terlihat secara langsung maupun tidak. Berikut ini contohnya yang sering terjadi di tempat kerja:

  • Menyebarkan gosip atau rumor negatif tentang korban
  • Mengabaikan korban saat rapat atau pembicaraan penting
  • Merendahkan korban di depan rekan kerja lainnya
  • Memberikan beban kerja yang tidak masuk akal
  • Mengambil ide atau hasil kerja korban
  • Menghalangi korban dalam mengekspresikan diri
  • Pelecehan seksual
  • Melakukan penghinaan

Dampak Mobbing

Mobbing menjadi salah satu pemicu utama stres di tempat kerja. Ini akan menyebabkan performa kerja korban menurun karena tekanan yang terus dirasakannya, bahkan bisa berdampak bagi kesehatan fisik dan psikis korban.

1. Dampak Psikologis dan Emosional

Mobbing bisa menyebabkan korbannya menjadi stres, merasa cemas, depresi, sampai mengalami PTSD. Perilaku yang terus menerus ini bisa menghilangkan rasa percaya diri, rasa penghargaan diri, akhirnya korban pun kesulitan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab hariannya.

2. Dampak pada Kinerja

Secara signifikan, mobbing bisa mengurangi kemampuan korban dalam menjalankan pekerjaannya dengan efektif. Korban jadi merasa stres berkepanjangan, serta memiliki gangguan emosi yang menyebabkan produktivitas menurun. Akibatnya korban jadi sering absen serta sering melakukan kesalahan.

3. Kerugian bagi Organisasi

Tidak hanya berdampak pada korban, perilaku mobbing juga berdampak negatif bagi perusahaan.

Lingkungan kerja yang toxic dapat menyebabkan tingginya tingkat turnover, rendahnya semangat kerja, menurunnya produktivitas karyawan, serta meningkatkan biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru.

Baca Juga: 5 Jenis Pelecehan Seksual Di Kantor, Bagaimana Cara Menanganinya?

Cara Mengidentifikasi Mobbing di Lingkungan Kerja

Mengidentifikasi mobbing di tempat kerja bisa menjadi sulit, karena perilaku ini sering kali tidak terang-terangan.

Namun, ada beberapa tanda yang bisa dikenali untuk menghindari perilaku ini berlangsung berkepanjangan dan bisa ditangani secara efektif. Berikut ini beberapa cara mengidentifikasinya:

1. Adanya Perilaku Negatif yang Berulang dan Sistematis

Mobbing ditandai dengan pola perilaku buruk yang berlangsung terus-menerus dan disengaja terhadap individu tertentu.

Jika kamu melihat seorang rekan kerja secara konsisten menjadi sasaran perilaku negatif dari beberapa kolega, seperti dikucilkan dari rapat, pekerjaannya disabotase, atau menjadi bahan gosip, ini bisa menjadi indikasi adanya mobbing.

2. Menyasar Emosional dan Psikologi Korban

Cara mengidentifikasi mobbing lainnya adalah dengan memerhatikan apakah ada perubahan sikap, gaya komunikasi atau interaksi sosial seorang rekan kerja.

Hal ini karena seseorang yang mengalami mobbing akan menunjukkan tanda-tanda tekanan emosional. Mereka akan menjadi lebih tertutup dan mudah menyalahkan diri sendiri.

3. Adanya Penurunan Kinerja pada Korban

Mobbing bisa memengaruhi kemampuan korbannya untuk menjalankan pekerjaan dengan baik.

Bila kamu mendapati produktivitas atau kualitas kerja seorang rekan kerja menurun signifikan, dan di saat yang bersamaan kamu melihat adanya perilaku negatif dari orang lain, ini bisa diindikasikan sebagai mobbing.

Selain itu, kamu juga bisa melihat dari absen yang meningkat, sering terlambat, atau menghindari tanggung jawab kerja.

4. Adanya Perubahan Dinamika di Tempat Kerja

Mobbing juga bisa mengubah suasana dan dinamika keseluruhan di tempat kerja. Ini bisa dilihat dari adanya pengucilan atau perilaku buruk terhadap individu tertentu.

Selain itu, bila lingkungan kerja semakin bermusuhan, banyak ketegangan antar individu, ini mungkin menunjukkan mobbing sedang terjadi.

Cara Menghadapi Mobbing di Tempat Kerja

Bila kamu merasa menjadi korban mobbing, berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan:

1. Kenali Tanda-tanda Mobbing

Langkah pertama dalam menghadapi mobbing adalah dengan menyadari tanda-tandanya. Kamu harus sadar bahwa dirimu menjadi korban dan tidak bersalah atas berbagai tindakan negatif yang dilakukan pelaku.

Kenali juga pola tindakan yang dilakukan pelaku yang dirasa merugikan pekerjaan.

2. Tetap Tenang

Usahakan diri tetap tenang, sebisa mungkin jangan bereaksi secara emosional atau agresif. Tetap tunjukkan sikap profesional walaupun sedang diprovokasi.

3. Dokumentasikan Semua Insiden

Cobalah catat setiap insiden dari perilaku negatif yang kamu terima. Catat mulai dari tanggal, waktu, pelaku, dan apa yang terjadi.

Bila memungkinkan, siapkan kamera atau perekam suara untuk mendokumentasikan kejadian. Dokumentasi ini bisa mendukung laporanmu.

4. Laporkan pada Atasan atau HR

Sesegera mungkin bicarakan masalah ini kepada atasan atau HR di tempat kerja. Jelaskan situasi yang dialami secara rinci dan sertakan bukti-bukti pendukung.

5. Konsultasi dengan Profesional

Bila dampak perilaku sudah mengganggu kesehatan mental, segera lakukan konsultasi dengan psikolog. Dukungan ahli ini bisa membantu kamu dalam mengatasi kesehatan mental yang kamu rasakan.

Itulah pembahasan mengenai perilaku mobbing yang kerap terjadi di tempat kerja namun jarang disadari. Jika kamu mengalami tanda-tanda di atas, jangan segan-segan untuk melaporkannya ke HR untuk mendapatkan bantuan.

Jika kamu ingin mencari perusahaan yang punya budaya kerja sehat serta menyenangkan, aplikasi KitaLulus bisa membantu.

Ada banyak loker dari perusahaan ternama yang menawarkan budaya kerja sehat untuk kamu lamar.

Agar peluang CV-mu dilirik HR semakin besar, manfaatkan template CV ATS yang tersedia dari KitaLulus.Menarik, bukan? Ayo, install aplikasi KitaLulus sekarang!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top