Wawancara merupakan salah satu tahapan penting dalam proses rekrutmen kerja. Mungkin kamu sudah menyiapkan jawaban untuk beberapa pertanyaan umum saat interview. Namun, terkadang perekrut bisa saja memberikan pertanyaan jebakan yang membuat kandidat bingung menjawabnya.
Tapi tenang saja, itulah sebabnya artikel ini dibuat. KitaLulus akan memberikan tips menjawab pertanyaan menjebak saat wawancara kerja. Seperti apa tipsnya? Langsung saja simak artikel berikut, ya.
Contoh Pertanyaan Menjebak saat Wawancara Kerja
Berikut beberapa pertanyaan jebakan yang sering diberikan perekrut saat wawancara kerja. Kamu bisa menyimak trik dan contoh jawabannya.
1. “Coba ceritakan tentang diri kamu”
Pertanyaan menjebak pertama adalah “ceritakan tentang dirimu.” Ini biasanya ditanyakan saat memulai wawancara.
Kebanyakan kandidat menjawabnya dengan bercerita perihal di mana mereka sekolah, tinggal, hingga kesibukan saat ini.
Padahal, sebenarnya rekruter ingin mendengar apa pengalaman dan pencapaian yang pernah kamu raih sebelumnya. Tak jadi masalah jika ingin bercerita tentang pendidikan, namun sebaiknya sampaikan secara singkat saja.
Contoh:
“Perkenalkan, saya Nia Kurnia Sari, silakan panggil Nia. Saya adalah lulusan baru dari Universitas Negeri Jakarta Jurusan Ilmu Komunikasi. Meskipun lulusan baru, saya telah memiliki pengalaman sebagai Digital Marketer, khususnya di bidang Social Media dan Website selama kurang lebih 2 tahun melalui magang dan bekerja secara part time dan freelance. Saya cepat beradaptasi dan suka mempelajari hal baru, baik secara literasi maupun praktik langsung.”
2. “Sebutkan satu kata yang menggambarkan tentang kamu”
Pernahkah kamu menemui pertanyaan semacam ini? Bagi kebanyakan orang, mendeskripsikan diri sendiri dalam satu kata mungkin jadi hal yang tidak mudah. Pasalnya ada banyak sekali kata di dunia ini.
Tapi jika kamu ditanya demikian, kamu tak perlu bingung. Kamu bisa sesuaikan dengan posisi yang kamu lamar.
Misal kamu melamar kerja sebagai customer service. Meskipun teman-temanmu bilang kamu adalah orang yang lucu, tapi jangan katakan hal itu pada HRD. Sebaiknya pilih kata yang relevan, misalnya ramah.
Contoh lain:
“Saya dalam satu kata adalah katak. Sebagai hewan amfibi, katak harus mampu hidup di darat dan air. Dengan kemampuan itu, katak akan dengan mudah beradaptasi di berbagai kondisi. Begitu pula dengan saya, mudah beradaptasi dengan suatu hal yang baru.”
3. “Mengapa kamu ingin kerja di sini?”
Mungkin banyak orang tidak sadar bahwa pertanyaan ini sebenarnya agak menjebak. Rekruter ingin melihat apakah kamu tahu tentang perusahaan yang kamu lamar. Maka dari itu, penting untuk melakukan riset perusahaan sebelum mengikuti interview.
Trik menjawab pertanyaan ini adalah ceritakan hal positif tentang perusahaan tersebut, misal tentang reputasi, culture, atau visinya. Tambahkan juga penjelasan mengapa kamu adalah kandidat yang tepat.
Contoh:
“Saya melamar kerja di perusahaan ini karena saya menemukan posisi A yang memang sedang saya incar. Posisi A ini sejalan dengan kualifikasi dan kemampuan yang saya miliki sehingga saya yakin dapat berkontribusi dengan baik dan mengerjakan tugasnya secara maksimal. Dan setelah saya mencari tahu lebih lanjut tentang perusahaan, saya merasa memiliki visi dan misi yang sejalan. Saya juga mempelajari bagaimana kultur kerja di perusahaan melalui akun media sosial perusahaan dan saya tertarik dengan budaya kerja di sini. Jadi, saya berharap ketika ternyata nanti saya berjodoh untuk bekerja di sini, saya ingin berkontribusi dengan maksimal dan mendapatkan ilmu serta pengalaman yang baik sehingga bisa bertumbuh dengan perusahaan.”
4. “Apa kekurangan dan kelebihan kamu?”
Pertanyaan menjebak saat wawancara berikutnya adalah tentang kekurangan dan kelebihanmu.
Di satu sisi, kamu dituntut memberikan jawaban yang sesuai, namun di sisi lain kamu tidak ingin kekurangan yang kamu miliki membuat value kamu sebagai kandidat terbaik hilang. Atau, kamu tidak ingin kelebihan yang kamu miliki membuat kesan sombong.
Tidak perlu khawatir! Justru pertanyaan ini bisa kamu jadikan alat untuk menunjukkan bahwa kamu punya kualitas diri yang baik.
Contoh:
“Kelebihan saya adalah mampu mengingat banyak hal dengan cepat. Hal ini dapat membantu saya lebih mudah mempelajari hal baru dengan maksimal. Tidak hanya di permukaan saja, tetapi juga keseluruhan konteksnya. Namun, hal tersebut juga ternyata menjadi kekurangan saya. Sebab, dengan kemampuan mengingat tersebut, saya kurang bisa melupakan kesalahan orang lain kepada saya dengan mudah. Namun, beberapa bulan terakhir, saya belajar tentang mengolah hal yang mesti saya lupakan supaya tidak mengganggu produktivitas saya.”
5. “Mana yang lebih penting, karier atau keluarga?”
Jika ditanya mana yang lebih penting antara karier atau keluarga, tentu keduanya sama-sama penting. Namun kamu harus mampu memilih salah satu.
Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan strategi yang baik agar kamu tidak salah jawab.
Contoh:
“Saya adalah bagian terpenting dari keluarga saya. Terutama orang tua saya yang telah membesarkan saya dengan baik hingga detik ini, saya sangat berterima kasih atas hal tersebut. Bagi saya, keluarga adalah prioritas tertinggi saya. Dan dengan pemikiran ini, saya selalu berusaha untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dan keluarga. Di kantor, saya akan fokus menyelesaikan pekerjaan sehingga saya harus disiplin supaya tugas dapat selesai tepat waktu. Dengan begitu, saya tidak perlu menyelesaikan pekerjaan di rumah karena di rumah adalah waktunya menghabiskan waktu dengan keluarga secara maksimal.”
Baca Juga: 30 Pertanyaan Interview Kerja dan Contoh Jawabannya
6. “Kenapa kamu melamar di sini padahal saat ini kamu sedang bekerja di tempat lain?”
Ini merupakan contoh pertanyaan menjebak yang sering membuat bingung para kandidat. Pasalnya, kamu ingin menjelaskan sisi positif dari perusahaan yang kamu lamar tapi tidak boleh menjelekkan perusahaan lama. Membingungkan, bukan?
Sebenarnya trik menjawab pertanyaan ini mirip dengan poin nomor 3, kamu bisa jelaskan apa hasil riset kamu terhadap perusahaan tersebut serta detail posisi yang kamu lamar.
Contoh:
“Saya sedang mencari opportunity baru sehingga saya dapat mengembangkan kemampuan di karir saya ini. Ketika saya melihat lowongan kerja ini, saya tidak langsung melamarnya, melainkan mempelajari perusahaan dan kultur kerjanya, apakah sesuai dengan visi dan misi saya atau tidak. Dan ketika saya mempertimbangkan lebih mendalam, saya mencapai kesimpulan bahwa saya merasa sudah cukup untuk bekerja di perusahaan sekarang dan saatnya mengembangkan diri lebih jauh di perusahaan baru. Sebagai informasi untuk Bapak/Ibu, saya sudah mengajukan resign di perusahaan sekarang dan memang sedang proses pemindahan tugas ke orang baru.”
7. “Apakah perusahaan sekarang tahu jika kamu sedang melamar di sini?”
Satu hal yang perlu kamu ingat adalah jangan sampai berbohong ketika wawancara kerja. Katakan saja sejujurnya jika perusahaanmu tahu atau tidak tahu tentang lamaranmu di perusahaan lain.
Contoh:
“Perusahaan saya sekarang tidak tahu jika saya melamar kerja di sini. Hal ini dikarenakan perusahaan saya merupakan perusahaan yang tidak mengekang karyawannya untuk menemukan kesempatan bertumbuh di tempat yang baru, selama saya dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Jadi, meskipun saya mencoba untuk mendapatkan pekerjaan baru, saya tetap bertanggung jawab pada tugas yang memang menjadi tanggung jawab saya di kantor.”
8. “Kenapa kamu ingin meninggalkan perusahaanmu sekarang?”
Pertanyaan ini bisa kamu jawab dengan mengingat pertanyaan nomor 6. Jangan sampai kamu mengatakan bahwa di kantormu memiliki budaya toxic.
Contoh:
“Perusahaan saya sekarang menjadi tempat kerja pertama saya dan membantu saya mengenal tugas dan tanggung jawab di karir yang saya pilih ini. Saya belajar banyak di sana. Namun, saya merasa membutuhkan tempat baru untuk mendapatkan challenge baru sehingga saya bisa lebih berkembang di karir ini. Perusahaan sekarang memang baik, tetapi saya merasa kurang bisa lebih berkembang karena memang challenge tugas kurang menantang untuk saya sebab jobdesk sudah ter-plotting untuk masing-masing individu.”
9. “Bagaimana cara kamu mengatasi stres dan lelah bekerja?”
Burn out seringkali menjadi alasan seorang karyawan berhenti bekerja dari suatu perusahaan. Maka dari itu di sini HRD ingin tahu bagaimana kamu bisa mengatasi stres akibat tekanan kerja.
Nah, kamu dapat menceritakan apa yang kamu lakukan selama ini dalam mengatasi tantangan selama di kantor.
Contoh:
“Saya termasuk orang yang paham tentang kapasitas diri. Ketika saya mengerjakan suatu pekerjaan yang saya rasa memiliki challenge tinggi, saya akan melakukan berbagai strategi, seperti membedahnya sehingga bisa saya kerjakan dengan bertahap. Ketika selesai dan saya merasa lelah, saya akan beristirahat. Bagi saya, beristirahat tidak hanya mengambil liburan, tetapi juga dengan mempelajari hal baru yang tidak memiliki keterkaitan dengan pekerjaan saya. Saya bisa membaca, menonton film, dan mengerjakan hobi saya lainnya sebagai usaha distraksi saya dari rasa stres dan lelah bekerja.”
10. “Apa pencapaian yang pernah kamu raih?”
Pencapaian tidak hanya tentang penghargaan, lho. Kamu dapat menyelesaikan tugas yang sulit juga termasuk suatu pencapaian. Jadi, jangan berpatok pada hal besar ketika menjawab pertanyaan satu ini.
Mengungkapkan hal sederhana sebagai pencapaian bukan berarti kamu tidak memiliki capaian besar, tetapi hal itu sebagai bentuk penghargaan kamu ke diri sendiri sekaligus pandangan luas tentang apresiasi pada hal-hal keren yang dianggap sederhana.
Contoh:
“Saya bukan anak social media awalnya. Saya belajar tentang karir ini secara otodidak karena di perusahaan lama saya kekurangan karyawan. Tanpa ilmu yang mendalam, saya mengerjakan pekerjaan ini dengan sungguh-sungguh. Dan tidak menyangka, secara organik dan sendiri tanpa dibantu orang lain, saya mampu meningkatkan engagement hingga followers akun perusahaan secara signifikan dalam waktu tiga bulan saja. Dengan ini, reputasi brand perusahaan meningkat dan customer juga semakin trust dengan perusahaan.”
Baca Juga: 9 Hal Penting yang Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja
11. “Apakah kamu pernah mengalami kesalahan dalam bekerja? Bagaimana cara mengatasinya?”
Ini merupakan pertanyaan menjebak saat interview yang sering dilontarkan rekruter. Hati-hati, saat menjawabnya sebaiknya kamu tidak menceritakan kesalahanmu di masa lalu dengan sangat detail.
Membuat kesalahan itu wajar. Tapi tetap saja, pilihlah kesalahan yang layak diceritakan pada perekrut yang tidak akan mengurangi value kamu. Misalnya kesalahan karena kamu kurang pengalaman atau pengetahuan. Hindari kesalahan akibat kurang teliti atau kurang berusaha.
Tak lupa sampaikan juga apa pelajaran yang dapat kamu ambil dari kesalahan tersebut dan usaha kamu agar tidak mengulanginya lagi.
Contoh:
“Ya, saya pernah mengalami kesalahan ketika bekerja. Saat itu adalah pengalaman awal saya bekerja secara profesional, bukan lagi magang atau hanya sebagai volunteer. Ada kesalahpahaman dengan karyawan lain yang mengakibatkan pekerjaan tidak selesai sesuai waktu yang ditentukan padahal sudah ditunggu klien. Dengan jujur, saya menjelaskan kendala yang saya hadapi dan alasan kenapa hal tersebut terjadi. Puji syukur, rekan saya juga jujur dengan keadaan sebenarnya. Dan dengan bertanggung jawab, saya dan rekan saya tersebut menjelaskan kepada klien. Kami membuktikan bahwa pekerjaan tersebut akan selesai sesuai brief secara konteks, meskipun sedikit terlambat selesainya. Dari kejadian tersebut, saya menyimpulkan bahwa melakukan kesalahan dalam bekerja sering kali tidak dapat dihindari. Namun, ketika kita memiliki rekan kerja yang kooperatif, penyelesaian kesalahan dapat dilakukan dengan mudah.”
12. “Hal apa yang kamu harapkan dari sebuah perusahaan untuk diberikan kepada karyawannya?”
Melalui pertanyaan ini, HRD biasanya ingin tahu jawaban kamu supaya dapat melakukan treatment sesuai sifat dan karakteristik karyawan. Dengan begitu, karyawan dapat berkembang dengan baik dan bertumbuh bersama perusahaan.
Contoh:
“Selain berbagai benefit kerja, saya sangat berharap perusahaan tempat saya bekerja mampu memberikan ketenangan dan rasa aman kepada karyawannya. Tidak ada diskriminasi SARA. Dengan begitu, setiap karyawan bisa bekerja secara maksimal tanpa mengkhawatirkan hal-hal di luar tugas kerjanya.”
13. “Apakah kamu punya pacar?”
Eits, jangan merasa tersinggung dulu ketika mendengar pertanyaan ini. Pada dasarnya HRD mengajukan pertanyaan ini bukan untuk mengejek kamu ketika kamu jomblo, melainkan mereka ingin tahu apakah hubungan pribadi kamu dapat mengganggu kinerja kamu atau tidak.
Bisa jadi juga HRD ingin menempatkanmu di perusahaan cabang yang dekat dengan domisili pacar kamu sehingga kamu bisa lebih produktif dalam bekerja, atau justru sebaliknya.
Contoh:
“Untuk saat ini, saya belum memiliki pasangan, Pak/Bu. Terlebih, saat ini saya sedang fokus untuk menata karir dan kehidupan sosial saya. Ada banyak hal yang ingin saya wujudkan terlebih dahulu sebelum saya fokus untuk menjalin hubungan asmara.”
14. “Ada rencana menikah dalam waktu dekat?”
Perlu dipahami bahwa pertanyaan ini bukan bertujuan untuk menyisihkan kamu dari proses rekrutmen, kecuali memang perusahaan tersebut mensyaratkan bahwa karyawan tidak boleh menikah minimal satu tahun setelah diterima kerja, misalnya.
Biasanya pertanyaan tersebut dilontarkan HRD untuk mempertimbangkan performa karyawan di perusahaan. HRD juga perlu mengetahui status pernikahan karyawannya sebagai bagian administrasi dan acuan dalam menentukan tunjangan, asuransi, dan lain sebagainya.
Contoh:
“Saat ini saya memang sedang menjalin hubungan, tetapi rencana menikah bukan dalam waktu dekat. Saya dan pasangan masih ingin mengembangkan karir kami sebelum akhirnya memutuskan menikah. Namun, meskipun ternyata kami berubah rencana dan harus menikah dalam waktu dekat, saya tetap berkomitmen untuk memberikan kehadiran yang utuh di perusahaan dan mengerjakan tanggung jawab secara penuh untuk perusahaan.”
15. “Bagaimana sifat atasan yang kamu harapkan?”
Tips menjawab pertanyaan ini adalah dengan mengelaborasi kenapa kamu ingin atasan bersikap seperti itu.
Contoh:
“Saya sangat menghormati atasan yang dapat memberikan contoh dan mengayomi. Dengan dua sifat tersebut, saya dapat belajar untuk bersikap seperti beliau sehingga dapat maksimal dalam bekerja. Atasan harus memiliki sifat leadership sehingga tidak merasa dirinya bos yang harus disegani tanpa menyegani karyawannya.”
Baca Juga: 11 Tanda Diterima Kerja Setelah Interview, Kamu Wajib Tahu!
16. “Menurut kamu, lebih baik bekerja di perusahaan atau membangun bisnis sendiri?”
Pertanyaan menjebak saat wawancara kerja kali ini bertujuan untuk mengetahui apakah kamu dapat sewaktu-waktu keluar untuk membangun bisnis sendiri atau tidak. Jika memang suatu hari kamu ingin membangun bisnis, jelaskan jawaban kamu dengan bijak.
Contoh:
“Bagi saya, bekerja di perusahaan maupun membangun bisnis sendiri memiliki konsekuensi dan rintangan yang sama. Mungkin, jika perbandingannya adalah bisnis yang telah sukses, bekerja di perusahaan terlihat sangat remeh perihal gaji. Namun, membangun bisnis juga butuh ilmu dan modal. Saat ini, saya lebih nyaman bekerja di perusahaan sebagai karyawan. Namun, tidak menutup kemungkinan suatu hari saya ingin membangun bisnis sendiri. Dan sebelum saat itu tiba, saya akan secara maksimal mengerjakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai karyawan. Dan ketika saat itu tiba, saya akan dengan baik-baik menjelaskan kepada atasan saya perihal keinginan tersebut.”
17. “Apa arti kegagalan menurut kamu?”
Kegagalan terkadang menjadi alasan seseorang mengalami penurunan kinerja. Nah, di sini interviewer ingin tahu seberapa gigih kamu dalam menghadapi kesulitan. Maka, pikirkan baik-baik ketika menjawabnya ya.
Contoh:
“Kegagalan bagi saya adalah ketika saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan secara tuntas karena faktor internal atau dari dalam diri sendiri. Jika begini, berarti saya kurang dapat melakukan manajemen kerja dan waktu yang baik. Inilah kegagalan yang sangat merugikan diri sendiri bagi saya. Jadi, selama bekerja ini, saya selalu berusaha untuk melakukan manajemen kerja dan waktu secara baik sehingga dapat mengerjakan tugas secara maksimal.”
Itulah 17 pertanyaan menjebak saat wawancara kerja yang harus kamu perhatikan dengan seksama dan pikirkan dengan hati-hati saat menjawabnya. Simak tips wawancara kerja lainnya supaya sesi interview kamu lebih lancar dengan mengunjungi blog KitaLulus.
Unduh juga aplikasi KitaLulus di smartphone dan dapatkan rekomendasi pekerjaan sesuai dengan kualifikasi serta skill yang kamu miliki. Ada banyak loker dari perusahaan bonafit di Indonesia menunggu kamu!