Memasuki usia 20-an pernahkah kamu berpikir, “Kok hidupku jadi tidak jelas dan serba salah, ya?”. Selain itu, kamu juga sering dilanda rasa gelisah akan tujuan hidup. Ini tandanya kamu mengalami quarter life crisis. Memasuki fase quarter life crisis artinya kita sadar jika ada sesuatu yang harus diubah dari hidup kita agar jadi lebih baik.
Mengalami quarter life crisis merupakan hal yang wajar, kok. 86 persen generasi milenial mengaku dirinya mengalami quarter life crisis. Diri mereka merasa tertekan untuk berhasil dalam keuangan, hubungan, dan pekerjaan sebelum menginjak usia 30 tahun. Apa kamu masih asing dengan istilah ini? Tenang, KitaLulus sudah mengumpulkan informasi lengkapnya untuk kamu.
Pengertian Quarter Life Crisis
Quarter life crisis artinya periode pencarian jati diri yang biasa dialami ketika kamu memasuki usia 25 sampai 30 tahun. Biasanya, fase ini ditandai dengan munculnya kebingungan serta kebimbangan akan hidup. Kenapa? Karena begitu banyak pilihan hidup yang harus dipilih.
Mengutip dari 7 Summit Pathway, quarter life adalah masa-masa krisis emosional yang terjadi saat memasuki usia 20 hingga 30 tahun. Krisis emosional ini memiliki ciri ragu-ragu akan masa depan dan kualitas hidup dalam berbagai aspek. Aspek tersebut di antaranya pekerjaan, asmara, hubungan dengan orang lain, hingga keuangan.
Quarter life crisis bukan hal yang harus ditakutkan. Fase ini merupakan suatu hal yang penting untuk dialami seseorang guna mengenali diri secara lebih dalam serta mempersiapkan berbagai kemungkinan yang ada di masa depan. Menurut data dari Yale Medicine, 70 persen orang di usia dewasa muda pernah mengalami quarter life crisis.
Baca juga: Hustle Culture Adalah Budaya Gila Kerja, Ini Cara Atasinya
Ciri-ciri Quarter Life Crisis
Kegelisahan atau kegalauan yang kamu alami di usia 20-an tidak melulu tentang quarter life crisis. Jadi ada baiknya kamu mengenali apa saja tanda jika kamu mengalami quarter life crisis. Berikut penjelasannya.
1. Merasa Kalah Lomba dan Tidak Senang dengan Prestasi Teman
Saat kamu mengalami quarter life crisis, kamu jadi merasa kalah dari orang-orang sebayamu. Di saat teman-teman seusiamu sudah memiliki posisi tinggi, tapi kamu masih karyawan biasa, kamu merasa kalah dan merasa tertinggal. Kamu menjadi tidak senang dengan prestasi temanmu.
Perasaan kalah, ditambah dengan selalu ingin memiliki tanggung jawab yang lebih merupakan salah satu tanda kamu mengalami fase quarter life crisis.
2. Tidak Bahagia Menjalani Rutinitas Saat Ini
Misalnya dari segi finansial dan pekerjaan, kamu mungkin bisa dikatakan sudah cukup stabil. Akan tetapi, kamu merasa bahwa rutinitas pekerjaan itu tidak membuat kamu bahagia. Entah karena kamu menjalaninya hanya karena ingin membahagiakan orang tua atau memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Merasa Terlalu Banyak Beban
Saat kamu melihat ke diri sendiri, kamu bisa jadi merasa bahwa kamu memiliki terlalu banyak beban dan tanggung jawab di usiamu sekarang. Kamu merasa masih terlalu muda untuk terlalu banyak beban untuk dipikul.
4. Terlalu Mencemaskan Masa Depan
Di sela-sela hari atau aktivitasmu, muncul pikiran tentang masa depan. Misalnya, “Duh nanti setelah pensiun hidup bakal kaya gimana, ya?” Pikiran itu terus menghantuimu, baik saat bekerja atau beristirahat.
5. Bimbang dengan Rencana Jangka Panjang
Kamu mungkin sudah memiliki cita-cita, akan tetapi kamu merasa bahwa cita-cita tersebut tidak mungkin untuk diraih. Bahkan, kamu merasa bahwa tujuan-tujuan dalam hidupmu merupakan hal yang tidak realistis.
Selain itu, kamu merasa ingin pekerjaanmu memiliki dampak baik bagi lingkungan dan sekitar, bukan hanya jadi tempat mencari uang.
6. Kelebihan dan Kekurangan Terasa Semakin Nyata
Saat mengalami fase quarter life crisis, kamu bisa sangat percaya diri akan berbagai kelebihan yang kamu punya. Akan tetapi, apabila kamu harus menyelesaikan tugas yang sulit, kamu akan semakin menyadari berbagai kekurangan yang kamu miliki.
Baca juga: 10 Buku Self Improvement Terbaik Buat Support Karirmu
Penyebab Quarter Life Crisis
Fase quarter life crisis artinya periode ketidakpastian, pertanyaan, dan pencarian jati diri. Pengaruh fase ini tidak bisa disepelekan. Mengutip dari The Guardian, fase tersebut membuat rasa tidak nyaman, kekecewaan, kesepian, dan depresi pada 86 persen generasi milenial.
Berikut ini beberapa penyebab quarter life crisis menurut Zippia:
- Ekspektasi berlebihan orang lain
- Proses pencarian dan perencanaan karir yang berlebihan
- Hidup mandiri untuk pertama kalinya
- Menjalani hubungan serius dan komitmen untuk pertama kalinya
- Membuat keputusan pribadi atau profesional jangka panjang
- Takut akan perubahan besar dalam hidup
Cara Mengatasi Quarter Life Crisis
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi quarter life crisis, di antaranya:
1. Kenali Diri Lebih Dalam
Kamu bisa mencoba mengenali diri lebih dalam. Caranya? Cobalah jawab beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa kelebihan serta kekurangan dirimu?
- Apa yang hendak kamu capai dalam hidup?
- Apakah kamu sudah melakukan pekerjaan yang kamu sukai?
Dengan menjawab pertanyaan tersebut, diharapkan kamu jadi lebih memahami hidup seperti apa yang hendak kamu jalani ke depannya. Selain itu, kamu jadi lebih leluasa untuk menentukan pilihan hidup.
2. Stop Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Salah satu yang membuat kamu sering merasa gagal, kalah, terlambat adalah terlalu banyak membandingkan dirimu dengan orang lain. Oleh karena itu, coba untuk berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
3. Pahami Jika Ini Fase Normal
Kamu harus paham jika quarter life crisis adalah fase normal yang bukan cuma kamu yang merasakan. Orang Kelapa Gading, Depok, Dubai, Amerika, juga merasakan hal yang sama. Quarter life crisis artinya satu fase dari hidup yang harus dilalui agar kamu bisa naik level.
4. Kejar Apa Minatmu
Kejarlah hal yang memang menjadi minatmu. Jangan terjebak dengan tuntutan bahwa kamu harus melakukan berbagai hal karena orang di sekitarmu juga melakukannya.
Evaluasi diri apa yang kamu sukai, apa yang kamu pedulikan, dan apa yang bisa kamu lakukan.
5. Buat Standarmu Sendiri
Hal yang membuat kamu selalu merasa tidak cukup baik itu terkadang karena kamu selalu berusaha untuk memenuhi ekspektasi dan penilaian orang lain. Misalnya, harus menikah di usia 25 tahun, harus punya gaji segini, harus kerja di sini, dan sebagainya. Jika kamu tidak memenuhi itu, kamu nanti dianggap gagal.
Padahal, setiap orang memiliki prioritas berbeda-beda. Jadi, jangan terlalu menjadikan standar sosial sebagai penilaian untuk menjalani hidup. Tentukan sendiri standar hidup, kebahagiaan, dan kesuksesanmu.
6. Buat Rencana dan Lakukan
Tidak ada yang salah dari bermimpi akan suatu hal. Akan tetapi, kamu juga perlu merencanakan langkah-langkah untuk mencapai hal tersebut. Mulai dari persiapan hingga menyusun rencana-rencana kecil. Jika sudah membuat perencanaan maka lakukanlah, jangan sampai itu hanya jadi rencana tanpa realisasi.
7. Pilih Lingkungan yang Mendukung
Kamu bisa melewati fase quarter life crisis di lingkungan yang mendukung. Salah satunya dikelilingi teman-teman yang suportif, yang siap mendukungmu ketika kamu sedang merasa jatuh. Mereka juga akan mengingatkanmu ketika kamu merasa salah.
Quarter life crisis artinya kamu sudah semakin dewasa dan itu adalah hal normal. Jangan terlalu tenggelam dalam kegalauan, kebingungan, dan kegelisahan. Ubah semua jadi tindakan nyata yang memberikan dampak positif terhadap masa depanmu.
Salah satu tindakan nyata yang bisa kamu lakukan untuk menemukan pekerjaan impian adalah melamar kerja di aplikasi KitaLulus. Aplikasi KitaLulus memiliki ribuan lowongan kerja dari berbagai bidang dan industri. Buktikan dengan download aplikasi KitaLulus sekarang!