Sandwich generation adalah- Belakangan ini, banyak generasi muda, terutama yang sudah bekerja bahwa mereka adalah bagian dari generasi sandwich. Istilah sandwich generation adalah penggambaran keadaan finansial generasi muda yang terhimpit dengan generasi atas dan generasi di bawahnya.
Perlu kamu ketahui, generasi sandwich banyak ditemui di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Lalu, apa yang menjadi penyebabnya? Dan apa yang perlu dilakukan bila kita menjadi sandwich generation? Mari simak dalam artikel KitaLulus!
Apa Itu Sandwich Generation?
Istilah generasi sandwich mulai terkenal pada akhir abad ke-20. Dorothy A. Miller, seorang profesor dari University Of Kentucky, Amerika Serikat menjadi orang pertama yang memperkenalkan istilah ini pada tahun 1981.
Definisi dari sandwich generation adalah individu atau kelompok yang memiliki tanggung jawab atas kehidupan dirinya sendiri serta generasi di atas yaitu orang tua, kakek nenek atau di bawah biasanya adik atau anak mereka.
Posisi mereka digambarkan seperti roti lapis, di mana mereka berada di tengah-tengah, “terimpit” generasi tua yang sudah tidak lagi punya penghasilan dan generasi di bawah mereka dalam hal ini anak atau adik-adik mereka yang perlu mereka hidupi.
Berdasarkan sebuah studi demografi menunjukkan bahwa 47% orang berusia 40 sampai 50 tahun terjebak dalam sandwich generation.
Namun, di Indonesia banyak ditemui usia yang lebih muda, mereka sudah menjadi generasi sandwich. Biasanya saat mereka sudah memasuki usia produktif dan sudah memiliki pekerjaan, mereka seolah berganti peran dengan orang tua mereka untuk menghidupi keluarga mereka.
Tipe Sandwich Generation
Generasi sandwich sendiri dibedakan menjadi tiga tipe. Tipe-tipe ini dibedakan berdasarkan beban yang jadi tanggung jawab mereka.
1. The Traditional Sandwich Generation
Umumnya dijumpai pada kelompok usia 40 sampai 50 tahun. Di mana para kelompok ini harus menanggung beban kebutuhan anak-anak yang sudah masuk usia produktif tapi belum cukup mandiri secara keuangan. Tapi, di lain sisi juga punya tanggung jawab terhadap generasi tua yang tidak berpenghasilan dan tabungan hari tua.
2. Club Sandwich Generation
Pada tipe ini umumnya dialami oleh usia 50-60 tahun, seorang generasi sandwich menanggung biaya hidup orang tua, anak, hingga cucu mereka.
Tipe ini menanggung biaya hidup orang tua, anak, hingga cucu, biasanya hal ini dialami oleh mereka yang berusia 50 sampai 60 tahun.
Namun, mereka yang berusia 30 sampai 40 tahun juga masuk ke tipe ini. Mereka memegang tanggung jawab untuk menanggung biaya hidup diri mereka, anak-anak, serta orang tua serta kakek nenek mereka.
3. Tipe Open-Faced Sandwich
Tipe ketiga ini adalah tipe generasi sandwich di mana semua terlibat untuk merawat generasi yang lebih tua. Mereka harus memikul biaya hidup orang tua dan juga saudara-saudaranya walaupun sudah menikah.
Penyebab Sandwich Generation
Apakah kamu bertanya-tanya, apa yang menjadi penyebab generasi sandwich? Berikut ini beberapa penyebabnya.
Tentu fenomena sandwich generation tidak datang begitu saja, ada sebab dan alasan mengapa suatu generasi bisa terjebak dalam rantai generasi sandwich. Beberapa penyebabnya antara lain:
1. Tidak Ada Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan sangat penting karena jika tidak dikelola, uang yang kita dapatkan dari bekerja bisa habis begitu saja.
Nah, inilah sumber seseorang pada akhirnya menjadi generasi sandwich. Ketidakmampuan generasi tua atau di atas dalam mengelola keuangan akhirnya berdampak kepada mereka.
2. Terjebak dalam Rantai Sandwich Generation
Kebanyakan mengapa kita menjadi generasi sandwich adalah sebab orang tua kita juga mengalaminya dan tidak bisa lepas dari itu. Sehingga pada akhirnya ini seperti rantai yang tidak putus.
Ini bisa juga disebabkan oleh pola asuh yang ditanamkan sehingga dianggap hal yang umum di lingkungan keluarga. Inilah juga mengapa rantai generasi sandwich sulit putus.
3. Perilaku Konsumtif
Kebiasaan membeli barang yang tidak perlu atau konsumtif juga menjadi dalang sandwich generation. Para generasi tua mempergunakan uang mereka bukan untuk mempersiapkan tabungan hari tua, tapi justru dipergunakan untuk membeli barang yang tidak perlu demi mengejar kesenangan mereka.
4. Menganggap Anak Adalah Aset
Hal ini mungkin menjadi penyebab utama generasi sandwich di negara-negara berkembang, di mana masih banyak orang tua yang berpikir bahwa anak adalah aset yang akan menanggung masa tua mereka sebagai tanda bakti.
Sehingga, mereka merasa tidak perlu untuk mempersiapkan tabungan atau bekal di hari tua karena anak mereka yang akan menanggung itu semua sebagai tanda balas jasa.
Dampak Menjadi Sandwich Generation
Apakah ada dampak dari fenomena sandwich generation? Tentu saja ada, baik itu secara fisik dan mental. Bahkan tidak jarang mereka merasa depresi. Ini karena mereka merasa menanggung beban semuanya sendiri.
1. Merasa Lelah Fisik dan Mental
Hidup dengan memikul beban generasi lain tentu bukan perkara yang gampang.
Dampaknya generasi sandwich suka mengalami kelelahan baik secara fisik dan mental.
Ini karena mereka tidak jarang bekerja dua kali atau berlipat-lipat kali lebih keras dari yang lainnya supaya bisa mencukupi kebutuhan dirinya dan orang-orang yang bergantung kepada mereka. Mereka harus merelakan waktu istirahat, waktu bersosialisasi, demi bisa mencukupi kebutuhan dirinya dan keluarga.
2. Sering Merasa Bersalah
Para generasi sandwich sering menyalahkan menyalahkan diri mereka. Hal ini sering terjadi ketika mereka merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan dan kebahagiaan orang-orang yang bergantung kepada mereka.
Akhirnya, mereka menjadi tidak bisa menghargai segala jerih payah dan usaha keras yang sudah dilakukan. Selain itu, mereka juga sering merasa insecure dan memiliki self esteem rendah.
3. Sering Merasa Khawatir
Mereka yang memikul beban generasi lainnya, sering merasa khawatir. Kekhawatiran ini lahir dari banyaknya tanggungan yang harus mereka cukupi.
Mereka sering merasa khawatir bahwa usaha yang mereka lakukan tidak cukup untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Tidak jarang ia juga khawatir akan masa depannya. Bahkan, rasa khawatir ini sering berujung pada depresi.
Cara Keluar dari Lingkaran Sandwich Generation
Siapa yang ingin menjadi generasi sandwich, pasti tidak ada. Untuk itulah, kita harus memutus penyebabnya. Namun, banyak ahli keuangan yang mengatakan bahwa itu adalah hal yang tidak mudah diperlukan konsistensi serta usaha.
Berikut ini adalah beberapa usaha yang bisa kamu lakukan agar tidak menurunkan sandwich generation kepada generasi berikutnya.
1. Coba Catatlah Seluruh Pengeluaran
Cobalah mencatat bentuk pengeluaran setiap harinya. Baik itu pengeluaran untuk kebutuhan pokok atau kebutuhan tersier. Memang cara ini terlihat sederhana, tapi sangat menolong kamu untuk dapat mengontrol pengeluaran.
Dengan pengeluaran yang tercatat rapi, kamu bisa mengontrol diri untuk berperilaku konsumtif. Kamu jadi bisa menimbang-nimbang mana yang perlu dibeli mana yang tidak perlu.
2. Mengelola Keuangan dengan Baik
Seperti yang sudah disinggung di atas, tidak mampu mengelola keuangan dengan baik menjadi penyebab generasi sandwich. Oleh karena itu, jika kamu ingin keluar dari generasi sandwich, cobalah mulai mengelola keuangan dengan baik.
Saat ii caranya juga semakin mudah karena sudah banyak pakar keuangan yang membagikan tips untuk generasi muda dalam membagi keuangannya. Bisa dengan teknik 50-30-20, teknik 40-30-20-10 atau teknik 30-25-20-15-10.
Dengan begini, gaji yang kamu terima bisa dibagi-bagi sesuai kebutuhan dan bisa menyisihkan juga untuk menabung.
3. Cobalah untuk Mencari Penghasilan Tambahan
Tentu jika saat ini kamu adalah seorang generasi sandwich, hanya mengandalkan satu pemasukan saja tidak cukup. Oleh karena itu, cobalah untuk mencari penghasilan tambahan baik itu dengan menjadi freelancer atau membuka usaha.
Saat ini, sudah banyak kok situs-situs dan lowongan untuk menjadi freelancer bahkan menawarkan upah yang menggiurkan. Bila kamu tertarik untuk membuka usaha, pertimbangkan risiko dan prospek jangka panjang.
4. Memiliki Sumber Penghasilan Tambahan
Sebagai cara untuk mengakali jumlah pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan, cobalah kamu mencari sumber penghasilan tambahan misalnya menjadi freelance, saat ini sudah banyak kok situs-situs untuk menemukan pekerjaan freelance.
Atau kamu juga bisa membuka usaha, jika ingin membuka usaha, pertimbangkan risiko dan pastikan usaha tersebut memang menjanjikan.
BACA JUGA: 15 Jenis Pekerjaan yang Bisa Kamu Lakukan Online
5. Siapkan Dana Pensiun
Mempersiapkan dana pensiun adalah salah satu cara untuk keluar dari generasi sandwich. Sehingga generasi sesudah kita tidak perlu lagi merasakan menjadi generasi sandwich.
6. Kurangi Gaya Hidup Konsumtif
Terakhir, untuk dapat keluar dari generasi sandwich, kamu juga harus mengurangi gaya hidup konsumtif. Alangkah baiknya sebelum kamu membeli suatu barang, coba untuk mempertimbangkan apakah kamu benar-benar membutuhkan barang tersebut atau sekadar untuk memuaskan nafsu atau ikut-ikutan tren saja.
Nah, sekarang kamu sudah semakin paham seperti apa generasi sandwich itu dan bagaimana kamu bisa memutus mata rantainya.
Kamu juga bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi untuk membantumu keluar dari sandwich generation. Aplikasi KitaLulus bisa membantu Anda, dengan 50.000 lebih lowongan dan banyak lowongan dengan gaji tinggi. Melamar di KitaLulus juga mudah dan cepat.
Ayo download aplikasi KitaLulus di PlayStore dan cari kerja dengan #LebihMudah dari sekarang!