WFH Adalah: Panduan Lengkap Work From Home di Indonesia

Nisa Maulan Shofa
Penulis profesional sejak tahun 2017. Berspesialisasi dalam penulisan di bidang karir dan seputar dunia kerja.
wfh adalah
WFH Adalah: Panduan Lengkap Work From Home di Indonesia
Isi Artikel

Dunia kerja telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan semakin populernya konsep kerja fleksibel. Di antara berbagai model kerja yang berkembang, WFH adalah salah satu yang paling banyak dibicarakan dan diterapkan di Indonesia.

Dikutip dari We Work Remotely, 21 perusahaan besar dunia termasuk Google, Microsoft, dan Shopify kini membolehkan karyawannya bekerja dari rumah secara permanen, meski pasca COVID-19.

Meskipun awalnya diterapkan sebagai respons terhadap situasi darurat, model kerja ini terus bertahan dan bahkan berkembang menjadi norma baru bagi banyak sektor industri di dunia, termasuk tanah air.

Dalam artikel komprehensif ini, kita akan mengupas tuntas tentang WFH, mulai dari pengertian dasar, kerangka hukum di Indonesia, hingga tips praktis untuk meningkatkan produktivitas saat bekerja dari rumah.

Apa Itu WFH?

WFH atau Work From Home adalah sistem kerja di mana karyawan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesionalnya dari rumah, tanpa harus hadir secara fisik di kantor.

Model kerja ini sangat bergantung pada teknologi digital dan konektivitas internet untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan penyelesaian tugas.

Saat ini, WFH bukan lagi sekadar alternatif sementara, tetapi telah menjadi bagian integral dari strategi operasional perusahaan modern di dunia.

Survei yang dilakukan oleh IBM menunjukkan bahwa 40% responden sangat yakin bahwa atasan mereka harus menyediakan pilihan untuk bekerja jarak jauh saat kembali ke operasi normal. Dan 75% responden menyatakan bahwa mereka ingin terus bekerja dari jarak jauh setidaknya sesekali, sementara 54% ingin model kerja ini menjadi cara kerja utama mereka.

Definisi Formal WFH dalam Konteks Indonesia

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan No. M/3/HK.04/III/2020, WFH didefinisikan sebagai “pelaksanaan pekerjaan di rumah oleh pekerja/buruh dengan tetap memperhatikan target kerja yang telah disepakati dan tanpa mengurangi hak-hak normatif pekerja/buruh”. Definisi ini menekankan dua aspek penting:

  1. Perubahan lokasi kerja (dari kantor ke rumah)
  2. Keberlanjutan kewajiban dan hak pekerja meskipun terjadi perubahan lokasi

Penting untuk dicatat bahwa dalam konteks Indonesia, WFH tetap dipandang sebagai pelaksanaan hubungan kerja normal yang diatur oleh UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, hanya dengan modifikasi pada lokasi kerja.

Perbedaan WFH dengan Konsep Kerja Fleksibel Lainnya

Untuk memahami WFH dengan lebih baik, perlu dibedakan dari konsep kerja fleksibel lainnya yang juga populer di Indonesia:

KonsepDefinisiPerbedaan dengan WFH
Remote WorkBekerja dari lokasi mana pun di luar kantorLebih luas, tidak terbatas pada rumah saja
Flexible Working HoursJam kerja yang dapat disesuaikanFokus pada waktu, bukan lokasi
Hybrid WorkKombinasi bekerja di kantor dan di luar kantorMencakup kehadiran parsial di kantor
FreelanceBekerja secara mandiri untuk berbagai klienStatus kepegawaian berbeda (bukan karyawan tetap)

Menurut survei Logitech yang dikutip dari IndoTelko, 62% karyawan di Indonesia lebih memilih bekerja secara hybrid, dan hanya 16% yang lebih memilih bekerja dari kantor, sementara 21% lainnya memilih untuk bekerja sepenuhnya dari jarak jauh.

Sejarah dan Perkembangan WFH di Indonesia

Konsep WFH di Indonesia telah mengalami evolusi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir:

Sebelum Pandemi (Pra-2020)

  • Penerapan WFH sangat terbatas, terutama pada industri kreatif dan teknologi informasi
  • Beberapa perusahaan di Indonesia memiliki kebijakan WFH parsial
  • Infrastruktur dan budaya kerja masih berpusat pada kehadiran fisik

Selama Pandemi (2020-2021)

  • Adopsi WFH massal sebagai respons terhadap kebijakan pembatasan sosial
  • Banyak perusahaan besar di kota-kota utama Indonesia menerapkan WFH dalam berbagai bentuk
  • Peningkatan investasi dalam infrastruktur digital dan platform kolaborasi

Pasca-Pandemi (2022-sekarang)

  • Transisi ke model kerja yang lebih permanen dan terstruktur
  • Sebagian perusahaan mempertahankan kebijakan WFH dalam bentuk hibrid
  • Pengembangan kebijakan dan peraturan yang lebih komprehensif tentang WFH

Baca juga: Perbedaan Work From Home dan Remote Working yang Harus Kamu Tahu

Jenis-Jenis WFH yang Diterapkan di Indonesia

Penerapan WFH di Indonesia sangat bervariasi tergantung pada kebutuhan organisasi, jenis industri, dan budaya perusahaan. Berikut adalah beberapa model WFH yang umum diterapkan di Indonesia:

1. WFH Penuh (Full Remote)

Dalam model ini, karyawan bekerja 100% dari rumah tanpa kewajiban untuk datang ke kantor. Semua interaksi dan kolaborasi dilakukan secara virtual melalui berbagai platform digital.

Industri yang Dominan Menerapkan:

  • Teknologi informasi dan pengembangan software
  • Digital marketing dan content creation
  • Konsultasi dan jasa profesional
  • Startup digital

2. WFH Hibrid (Hybrid Work)

Model hibrid menggabungkan WFH dengan kehadiran di kantor dalam pola yang terstruktur. Ada beberapa variasi dari model hibrid yang populer di Indonesia:

2.1 Split-Week Model

  • Pembagian hari kerja antara di rumah dan di kantor
  • Contoh: Senin-Selasa di kantor, Rabu-Jumat WFH

2.2 Cohort System

  • Tim dibagi menjadi kelompok dengan jadwal bergantian
  • Meminimalkan kepadatan kantor sambil mempertahankan interaksi tatap muka
  • Populer pada masa transisi pandemi

2.3 Flexible Hybrid

  • Karyawan dapat memilih kapan bekerja dari rumah atau kantor
  • Biasanya dengan ketentuan minimum kehadiran di kantor
  • Memerlukan tingkat kepercayaan dan kemandirian yang tinggi

3. WFH Situasional

WFH situasional diterapkan berdasarkan kondisi atau keadaan tertentu, seperti:

  • Kondisi cuaca ekstrem (banjir di Jakarta)
  • Gangguan transportasi atau infrastruktur
  • Situasi darurat kesehatan skala kecil
  • Kebutuhan personal tertentu (dengan persetujuan)

4. WFH Berbasis Departemen atau Peran

Beberapa perusahaan menerapkan WFH secara selektif berdasarkan departemen atau peran tertentu:

Departemen dengan Tingkat WFH Tinggi:

  • Pengembangan dan IT
  • Digital Marketing
  • Content dan Media
  • Customer Support Online

Departemen dengan Kebutuhan Kehadiran Fisik:

  • Operasional lapangan
  • Produksi dan manufaktur
  • Sales lapangan
  • Administrasi dengan kebutuhan dokumen fisik

Ingin memanfaatkan fleksibilitas WFH untuk mendapatkan penghasilan tambahan? Temukan berbagai peluang kerja online dari rumah yang cocok untuk mahasiswa dan ibu rumah tangga.

Regulasi dan Aspek Hukum WFH di Indonesia

Penerapan WFH di Indonesia berada dalam kerangka hukum ketenagakerjaan yang perlu dipahami dengan baik oleh pekerja maupun pemberi kerja. Berikut adalah aspek regulasi dan hukum yang relevan dengan praktik WFH di Indonesia:

Landasan Hukum Utama

1. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Meskipun tidak secara spesifik mengatur WFH, undang-undang ini tetap menjadi landasan utama yang mengatur hubungan kerja, termasuk dalam konteks WFH. Beberapa pasal relevan:

  • Pasal 77-79: Mengatur waktu kerja dan waktu istirahat
  • Pasal 86: Mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
  • Pasal 99-101: Tentang fasilitas kesejahteraan pekerja

Dalam konteks WFH, ketentuan-ketentuan ini tetap berlaku meskipun lokasi kerja berbeda.

2. Surat Edaran dan Keputusan Menteri Terkait WFH

Beberapa regulasi spesifik terkait WFH yang telah dikeluarkan pemerintah Indonesia:

  • SE Menaker No. M/3/HK.04/III/2020: Panduan awal pelaksanaan WFH selama pandemi
  • SE Menaker No. M/7/AS.02.02/V/2020: Rencana keberlangsungan usaha dalam menghadapi pandemi COVID-19
  • Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/328/2020: Panduan pencegahan COVID-19 di tempat kerja, termasuk implementasi WFH

3. PP No. 35 Tahun 2021 tentang PKWT, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan PHK

Peraturan Pemerintah ini memberikan fleksibilitas lebih besar dalam pengaturan waktu kerja, yang secara tidak langsung mendukung implementasi WFH:

  • Memungkinkan pengaturan waktu kerja yang lebih fleksibel
  • Mengatur ketentuan lembur dalam konteks pengaturan waktu kerja alternatif
  • Memberikan landasan untuk penyesuaian jam kerja yang mendukung WFH

Aspek Hukum Penting dalam Implementasi WFH

1. Perjanjian Kerja dan Addendum

Untuk implementasi WFH yang berkelanjutan, sebaiknya dibuat addendum perjanjian kerja yang mencakup:

  • Ketentuan spesifik tentang lokasi kerja (rumah atau lokasi alternatif)
  • Pengaturan jam kerja dan ketersediaan
  • Mekanisme pelaporan dan evaluasi kinerja
  • Ketentuan tentang penyediaan peralatan dan penggantian biaya

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Konteks WFH

Tanggung jawab K3 tetap berlaku dalam setting WFH:

  • Perusahaan tetap bertanggung jawab atas keselamatan kerja karyawan selama jam kerja
  • Kecelakaan yang terjadi saat menjalankan tugas kerja di rumah dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja
  • Perusahaan perlu memberikan panduan ergonomi dan setup ruang kerja yang aman

3. Perlindungan Data dan Kerahasiaan

Aspek keamanan informasi menjadi lebih krusial dalam setting WFH:

  • Penerapan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
  • Kebijakan penggunaan VPN dan jaringan aman
  • Kewajiban kerahasiaan dan perlindungan data perusahaan

4. Implikasi Pajak dan Biaya

Aspek finansial WFH yang perlu diperhatikan:

  • Status penggantian biaya internet dan utilitas (apakah termasuk komponen penghasilan)
  • Perlakuan pajak terhadap tunjangan WFH
  • Depresiasi peralatan kerja yang digunakan di rumah

Direktorat Jenderal Pajak belum mengeluarkan regulasi spesifik terkait perlakuan pajak untuk tunjangan WFH, namun penggantian biaya yang didokumentasikan dengan baik umumnya tidak dianggap sebagai penghasilan kena pajak.

Tantangan Regulasi dan Tren ke Depan

Beberapa tantangan regulasi yang masih perlu dikembangkan untuk WFH di Indonesia:

  • Belum adanya undang-undang komprehensif yang secara khusus mengatur kerja jarak jauh
  • Ketidakjelasan tentang penerapan peraturan jam kerja dan lembur dalam konteks WFH
  • Perlindungan privasi karyawan vs. hak monitoring pemberi kerja

Ingin memahami perbedaan antara WFH dan kerja remote? Baca artikel kami tentang Kerja Remote: Arti, Jenis, Manfaat, dan Cara Mencarinya untuk mengetahui karakteristik, keuntungan, dan tantangan spesifik dari model kerja ini.

Manfaat dan Tantangan WFH di Indonesia

Penerapan WFH di Indonesia membawa sejumlah manfaat dan tantangan unik yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, infrastruktur, dan budaya kerja lokal. Memahami kedua sisi ini penting untuk mengoptimalkan pengalaman WFH.

Manfaat WFH dalam Konteks Indonesia

1. Pengurangan Waktu dan Biaya Komuter

Kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta, terkenal dengan kemacetan lalu lintasnya yang parah. 

Dengan WFH:

  • Waktu perjalanan dieliminasi sepenuhnya
  • Penghematan biaya transportasi (bensin, parkir, ojek online, transportasi umum)
  • Pengurangan stres akibat kemacetan dan transportasi publik yang sesak

2. Peningkatan Keseimbangan Hidup-Kerja

Budaya kekeluargaan yang kuat di Indonesia membuat aspek ini menjadi manfaat signifikan:

  • Lebih banyak waktu bersama keluarga dan berpartisipasi dalam kehidupan rumah tangga
  • Kemampuan untuk merawat anak atau anggota keluarga yang membutuhkan perhatian
  • Fleksibilitas untuk menghadiri acara keluarga penting atau kewajiban sosial

3. Pengurangan Biaya Operasional Perusahaan

Bagi perusahaan, WFH menawarkan penghematan yang signifikan:

  • Pengurangan biaya sewa kantor yang mahal, terutama di area bisnis Jakarta
  • Penghematan biaya utilitas dan pemeliharaan fasilitas
  • Pengurangan biaya fasilitas pendukung seperti katering dan transportasi karyawan

4. Pengurangan Polusi dan Dampak Lingkungan

Indonesia, khususnya Jakarta, terkenal dengan masalah polusi udara yang serius. WFH berkontribusi pada:

  • Pengurangan emisi karbon dari transportasi harian
  • Penurunan polusi udara di kota-kota besar
  • Pengurangan konsumsi energi pada gedung perkantoran besar

Tantangan WFH dalam Konteks Indonesia

1. Infrastruktur Internet dan Listrik

Kualitas dan keandalan infrastruktur menjadi tantangan utama WFH di Indonesia:

  • Ketidakstabilan koneksi internet di banyak area
  • Kecepatan internet yang tidak merata antar wilayah
  • Pemadaman listrik yang masih terjadi di beberapa daerah

2. Keterbatasan Ruang dan Lingkungan Kerja

Kondisi pemukiman di Indonesia, terutama di kota besar, sering kali tidak mendukung untuk WFH yang optimal:

  • Ukuran hunian yang relatif kecil (apartemen studio atau rumah dengan kamar terbatas)
  • Lingkungan dengan tingkat kebisingan tinggi
  • Keterbatasan furnitur ergonomis dan setup kerja yang tepat

3. Tantangan Budaya Kerja

Budaya kerja di Indonesia secara tradisional menekankan pentingnya kehadiran fisik dan interaksi langsung:

  • Preferensi terhadap komunikasi tatap muka
  • Sistem manajemen yang masih berorientasi pada pengawasan langsung
  • Kesulitan memisahkan kehidupan kerja dan pribadi dalam konteks rumah

4. Isolasi Sosial dan Dampak Kesehatan Mental

Aspek sosial dari bekerja menjadi tantangan tersendiri dalam WFH jangka panjang:

  • Kurangnya interaksi sosial dengan rekan kerja
  • Kesulitan membangun kohesi tim secara virtual
  • Potensi burnout dan kesepian profesional

PT Teknologi Maju Indonesia, perusahaan teknologi dengan 300 karyawan di Jakarta, mengalami penurunan tingkat retensi karyawan sebesar 15% setelah enam bulan menerapkan WFH penuh. Setelah melakukan survei internal, perusahaan mengembangkan program “Connected While Apart” yang mencakup kegiatan team building virtual mingguan dan sesi check-in mental health. Program ini berhasil meningkatkan skor engagement karyawan sebesar 23% dan mengembalikan tingkat retensi ke level pra-WFH dalam waktu tiga bulan.

Jika Anda mencari lebih banyak kebebasan dalam pekerjaan, model freelance mungkin lebih sesuai untuk Anda. Pelajari apa itu freelance, bagaimana memulainya, dan platform yang bisa Anda manfaatkan di Indonesia.

Tips Produktivitas WFH untuk Pekerja Indonesia

Meningkatkan produktivitas saat WFH membutuhkan strategi yang tepat, terutama dalam konteks tantangan spesifik di Indonesia. Berikut adalah tips praktis yang dapat membantu pekerja Indonesia mengoptimalkan pengalaman WFH mereka:

1. Membangun Ruang Kerja yang Optimal

Meski dengan keterbatasan ruang yang umum di hunian Indonesia, menciptakan area kerja dedikasi sangat penting:

  • Maksimalkan ruang terbatas: Gunakan meja lipat, room divider, atau bahkan sudut ruangan yang didesain khusus untuk bekerja
  • Pertimbangkan ergonomi dasar: Kursi dengan dukungan lumbar, posisi monitor setinggi mata, dan keyboard pada posisi yang nyaman
  • Antisipasi masalah infrastruktur: Siapkan UPS mini atau power bank berkapasitas besar untuk mengatasi pemadaman listrik mendadak

2. Mengelola Koneksi Internet

Koneksi internet yang stabil adalah kebutuhan utama untuk WFH yang produktif:

  • Siapkan backup connection: Miliki paket data seluler atau dongle sebagai cadangan saat internet utama bermasalah
  • Jadwalkan tugas berdasarkan kualitas internet: Lakukan video call dan tugas yang membutuhkan bandwidth besar saat jaringan dalam kondisi optimal
  • Optimalkan penggunaan bandwidth: Matikan video saat tidak diperlukan, gunakan aplikasi yang lebih ringan, dan hindari streaming yang tidak perlu selama jam kerja

3. Atur Jadwal dan Rutinitas yang Jelas

Rutinitas yang terstruktur membantu memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi:

  • Mulai dan akhiri hari kerja pada waktu yang konsisten: Ini membantu mengkondisikan pikiran dan tubuh
  • Lakukan “commute virtual”: Aktivitas singkat seperti jalan pagi atau membaca sebelum dan sesudah jam kerja sebagai penanda transisi
  • Tetapkan jam istirahat regular: Termasuk waktu makan siang dan beberapa jeda pendek sepanjang hari

4. Manajemen Komunikasi

Komunikasi efektif menjadi lebih penting dalam setting WFH:

  • Pilih channel komunikasi yang tepat: Bedakan kapan menggunakan chat, email, atau panggilan video
  • Tetapkan jam ketersediaan: Beri tahu tim kapan Anda tersedia untuk komunikasi sinkron
  • Over-communicate progress: Berikan update rutin tentang pekerjaan untuk menghindari kesalahpahaman

5. Mengatasi Tantangan Khusus Indonesia

Beberapa strategi untuk mengatasi tantangan unik WFH di Indonesia:

  • Antisipasi kebisingan: Gunakan headphone peredam suara saat perlu konsentrasi tinggi, terutama di lingkungan pemukiman padat
  • Komunikasikan batasan dengan keluarga: Jelaskan pada anggota keluarga tentang jam kerja dan kapan Anda tidak bisa diganggu
  • Manfaatkan co-working space: Untuk variasi dan saat membutuhkan internet stabil untuk meeting penting

6. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

Bekerja dari rumah dapat menimbulkan masalah kesehatan jika tidak dikelola dengan baik:

  • Sisipkan aktivitas fisik: Lakukan latihan ringan di antara tugas-tugas atau ikuti kelas olahraga online
  • Atur pencahayaan yang baik: Maksimalkan cahaya alami dan gunakan pencahayaan yang cukup untuk mengurangi ketegangan mata
  • Praktikkan mindfulness: Teknik pernapasan atau meditasi singkat dapat membantu mengurangi stres

7. Pengembangan Keterampilan untuk Era WFH

Beberapa keterampilan menjadi lebih penting dalam setting WFH:

  • Digital literacy lanjutan: Kemampuan untuk menggunakan dan memecahkan masalah berbagai tools digital
  • Self-management: Kemampuan untuk tetap produktif tanpa pengawasan langsung
  • Time-management: Prioritisasi tugas dan estimasi waktu yang realistis

Baca juga: Pejuang WFH Wajib Tahu! Ini 6 Inspirasi dan Tips Buat Desain Ruang Kerja Minimalis

Masa Depan WFH di Indonesia: Tren dan Prediksi

WFH di Indonesia terus berkembang dan berevolusi. Berikut adalah beberapa tren dan prediksi tentang masa depan WFH yang perlu diperhatikan oleh pekerja dan organisasi di Indonesia:

1. Normalisasi Model Kerja Hibrid

Berdasarkan data dari berbagai survei industri, model kerja hibrid diprediksi akan menjadi standar baru di Indonesia:

  • 9 dari 10 perusahaan di Indonesia berencana untuk menerapkan model kerja hybrid dalam jangka panjang
  • Rasio 3:2 (3 hari WFH, 2 hari WFO) atau 2:3 menjadi pola yang paling umum
  • Fleksibilitas dalam menentukan hari WFH vs. WFO semakin meningkat

2. Evolusi Infrastruktur Digital dan Konektivitas

Perkembangan infrastruktur akan mempengaruhi adopsi WFH di Indonesia:

  • Percepatan program Palapa Ring dan proyek infrastruktur digital nasional lainnya
  • Ekspansi jaringan 5G yang akan meningkatkan kualitas koneksi
  • Peningkatan akses internet di daerah-daerah di luar Jawa

3. Pengembangan Regulasi Khusus WFH

Kerangka hukum untuk WFH diperkirakan akan semakin matang:

  • Kementerian Ketenagakerjaan sedang menyusun peraturan khusus terkait kerja jarak jauh
  • Aspek pajak dan penggantian biaya WFH akan mendapatkan kejelasan regulasi
  • Standar K3 untuk lingkungan kerja di rumah akan dikembangkan

4. “Digital Nomad Villages” dan Ekosistem WFH

Fenomena menarik yang mulai muncul di Indonesia:

  • Pengembangan desa atau area khusus dengan infrastruktur ideal untuk pekerja digital
  • Bali dan Yogyakarta menjadi pionir dalam pengembangan ekosistem digital nomad
  • Co-living spaces yang menggabungkan akomodasi dan fasilitas kerja

5. Transformasi Perkantoran dan Real Estate

Sektor properti merespons perubahan pola kerja:

  • Redesain kantor menjadi hub kolaborasi daripada ruang kerja individu
  • Peningkatan permintaan untuk hunian dengan ruang kerja dedikasi
  • Pertumbuhan co-working space di daerah residensial

6. Perkembangan “Smart Work” dan Otomatisasi

WFH akan berevolusi menjadi konsep “smart work” yang lebih luas:

  • Integrasi AI dan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas jarak jauh
  • Platform kolaborasi yang semakin canggih dan terintegrasi
  • Pengukuran kinerja berbasis hasil dan bukan kehadiran atau jam kerja

Kesimpulan: Mengoptimalkan Pengalaman WFH di Indonesia

Work From Home atau WFH telah menjadi bagian integral dari lanskap pekerjaan di Indonesia. Apa yang dimulai sebagai respons darurat terhadap pandemi kini telah berkembang menjadi model kerja yang diakui dengan manfaat dan tantangan uniknya, terutama dalam konteks Indonesia.

Kemampuan untuk bekerja dari rumah menawarkan sejumlah keuntungan signifikan bagi pekerja Indonesia: mengeliminasi waktu dan biaya komuter yang besar terutama di kota-kota macet seperti Jakarta, meningkatkan keseimbangan hidup-kerja, dan memberikan fleksibilitas yang sebelumnya sulit dibayangkan.

Bagi organisasi, WFH dapat mengurangi biaya operasional, memperluas akses ke talent pool yang lebih luas, dan berkontribusi pada tujuan keberlanjutan.

Ke depan, WFH kemungkinan akan terus berkembang menjadi model kerja hibrid yang lebih matang di Indonesia, dengan kombinasi antara fleksibilitas kerja jarak jauh dan nilai kolaborasi tatap muka. Perbaikan infrastruktur digital, regulasi yang lebih jelas, dan adaptasi budaya kerja akan menjadi faktor penentu dalam evolusi ini.

Nah, apakah kamu tertarik mencari pekerjaan dengan sistem WFH? Yuk cari lowongannya di KitaLulus! Untuk mempermudah pencarian, kamu bisa gunakan filter berdasarkan sistem kerja. Selain itu, kamu juga bisa filter loker berdasarkan kota, provinsi, maupun bidang.

Ayo install aplikasi KitaLulus sekarang juga dan lamar pekerjaan impianmu dengan lebih mudah!

  • 21 Companies That Now Allow Their Employees to Work From Home Permanently, diakses pada 18 Maret 2025, https://weworkremotely.com/21-companies-that-now-allow-their-employees-to-work-from-home-permanently
  • IBM Study: COVID-19 Is Significantly Altering U.S. Consumer Behavior and Plans Post-Crisis, diakses pada 18 Maret 2025, https://newsroom.ibm.com/2020-05-01-IBM-Study-COVID-19-Is-Significantly-Altering-U-S-Consumer-Behavior-and-Plans-Post-Crisis
  • Sebanyak 62% karyawan di Indonesia memilih bekerja secara hybrid, diakses pada 18 Maret 2025, https://www.indotelko.com/read/1700526084/sebanyak-62-karyawan-di-indonesia-memilih-bekerja-secara-hybrid
Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top