Halo effect adalah alasan yang bisa dipakai oleh atasan untuk menilai karakter dan kinerja karyawan. Namun, fenomena ini cenderung negatif karena bisa merugikan karyawan tersebut hingga karyawan lain karena penilaian terkesan tidak adil.
Kok bisa? Memang apa itu halo effect? Seperti apa contoh penilaian tersebut? Tenang, seluruh pertanyaan kamu akan KitaLulus jawab di artikel ini. Jadi, simak hingga akhir, ya!
Apa Itu Halo Effect?
Pengertian halo effect adalah efek atau bias yang timbul dari kesan pertama saat melihat atau bertemu seseorang. Bukannya membuktikan dengan berkenalan lebih lanjut guna mengetahui karakter orang tersebut, halo effect justru seperti memberikan blocking untuk berhenti menilai dari kesan pertama saja.
Perlu kamu tahu bahwa istilah halo effect pertama kali dikenalkan oleh psikolog asal Amerika, Edward L. Thorndike, pada 1920. Ia melakukan penelitian di camp militer dan menyuruh ketua perwira untuk menilai beberapa anggota militer berdasarkan kecerdasan, loyalitas, kepemimpinan, penampilan fisik, dan ketergantungan.
Hasilnya, ternyata ketua perwira tersebut memberikan penilaian dengan sangat cepat hanya dari tampilan luar para anggota saja. Sebagai contoh, ia menilai anggota militer yang memiliki postur tubuh tinggi dan tampan sebagai perwira yang paling cerdas. Padahal faktanya tak selalu demikian.
Sebagaimana hasil penelitian dari Edward L. Thorndike tersebut, efek halo ini benar-benar menjadi fenomena yang kerap terjadi di lingkungan kerja. Hal tersebut identik dengan beauty privilege karena sebagian besar orang yang terjebak dalam fenomena dikarenakan tampilan fisik seseorang.
Halo effect adalah hal negatif jika terjadi secara berkepanjangan. Alih-alih membuktikan penilaian dari bias kesan pertama itu dengan kinerja orang tersebut, pada umumnya halo effect justru digunakan untuk terus dikaitkan ketika akan menilai kinerja karyawan tersebut sehingga bisa merugikan sosok yang dinilai bahkan karyawan lainnya.
Baca Juga: 10 Indikator Kinerja Karyawan dan Cara Menyusunnya
Contoh Halo Effect di Tempat Kerja
Berikut KitaLulus berikan beberapa contoh halo effect di tempat kerja. Contoh-contoh ini dapat memberikan gambaran bagaimana stereotip yang dibangun saat pertama kali bertemu bisa mempengaruhi seluruh penilaian di tempat kerja.
1. Gagal dalam Wawancara
Efek bias dari halo effect adalah hal yang seharusnya dihindari oleh recruiter saat wawancara. Namun, penilaian subjektif ini sangat bisa terjadi atau bahkan masih banyak terjadi hingga sekarang.
Tidak jarang banyak kandidat potensial yang gagal hanya karena lulusan dari universitas daerah, gaya berpakaian tidak modis, hingga tampilan fisik yang tidak sesuai dengan beauty standard si recruiter.
2. Rekomendasi Kandidat
Contoh halo effect di tempat kerja berikutnya masih datang dari proses rekrutmen. Kali ini tentang “orang dalam”. Sebenarnya, istilah orang dalam tidak selalu negatif.
Ini berlaku bila seseorang memiliki networking bagus lalu orang lain merekomendasikannya kepada perusahaan yang membutuhkan karyawan. Namun, dalam prosesnya orang tersebut tetap melewati serangkaian tes dan wawancara pada umumnya.
Yang negatif adalah ketika suatu perusahaan menerima rekomendasi kandidat dari orang yang dipercaya. Tanpa melakukan proses rekrutmen yang sesuai, orang tersebut langsung diterima begitu saja.
Untuk perusahaan, tidak masalah jika memang kinerja orang tersebut bagus. Namun, bagi kandidat lain, hal tersebut menjadi persaingan yang tidak sehat dan tidak adil.
3. Pemberian Beban Tugas yang Tidak Seimbang
Seorang leader yang baik adalah bisa memberikan penilaian adil terhadap seluruh anggota timnya. Namun, halo effect adalah hal yang bisa menghancurkan rasa adil dan empati yang seharusnya ada dalam diri leader.
Akhirnya, pemberian beban kerja menjadi tidak seimbang dan titik lebih berat adalah pada anggota yang dinilai tidak baik karena kesan pertama, seperti tidak sopan hingga tidak kompeten. Padahal, kesan pertama tersebut belum tentu benar.
4. Penyelesaian Masalah yang Berpihak
Ketika seorang karyawan mendapatkan penilaian saat pertama kali bertemu. dia bisa saja selalu dinilai negatif oleh orang lain, dan begitu pula sebaliknya. Ini akan membuat keberpihakan yang nyata ketika terjadi konflik di tempat kerja.
Akhirnya, penyelesaian masalah tidak dilakukan dengan menilai kedua pihak dengan sama dan selalu condong berpihak pada satu sisi saja.
5. Evaluasi Kinerja yang Tidak Objektif
Seharusnya, penilaian kinerja dilakukan dari hasil kerja yang sudah dilakukan. Namun, karena adanya halo effect, penilaian objektif akan tersingkirkan. Jadinya, evaluasi kinerja tidak maksimal dan tidak akurat dengan fakta yang ada.
Baca Juga: Kamu Harus Tahu, Ini 5 Manfaat Evaluasi Performance Kerja Untuk Karyawan
Cara Mengatasi Halo Effect
Halo effect adalah fenomena yang sebenarnya tidak bisa dengan jelas untuk diamati secara kasat mata. Namun, sebagai manusia pasti memiliki intuisi jika dirinya diperlakukan aneh atau kurang adil. Nah, berikut cara mengatasi halo effect yang bisa dilakukan.
1. Oleh Karyawan
Untuk kamu yang merasa diperlakukan tidak baik oleh seseorang sejak pertama kali bertemu, bisa jadi penilaian yang dia lakukan adalah karena efek halo. Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan sebagai cara mengatasinya.
- Terus buktikan melalui kinerja kamu yang baik dan meningkat sehingga bias penilaian terhadapmu tersebut terpatahkan.
- Balas dengan kebaikan.
- Tidak usah dipedulikan jika memang hal itu tidak berpengaruh pada penilaian akhir kinerjamu.
- Komunikasikan jika memang hal itu dirasa sudah terlalu mengganggu.
2. Oleh Atasan
Halo effect adalah fenomena yang terjadi secara timbal-balik. Hal tersebut tidak akan hilang jika hanya “korban” yang melakukan evaluasi diri. Jika atasan yang memilikinya, atasan juga harus sadar bahwa hal tersebut tidak baik untuk dilakukan. Cara mengatasinya ialah sebagai berikut.
- Memberikan kesempatan yang sama untuk semua karyawan.
- Memberikan penilaian yang adil hanya berdasarkan kinerja karyawan, bukan karena alasan lain.
- Melakukan proses rekrutmen yang adil dengan memberi penilaian berdasarkan pengalaman dan jawaban kandidat, bukan karena alasan lain.
Itulah informasi tentang fenomena halo effect yang sering terjadi di dunia kerja. Halo effect adalah bias penilaian yang bisa jadi dilakukan tanpa sadar. Jadi, kalau ternyata rekan kerja atau atasan kamu memiliki penilaian seperti itu terhadapmu, kamu bisa coba untuk mengkomunikasikannya.
Minta bantuan dari pihak lain seperti staf HRD untuk menengahi. Namun, kamu tentu harus memiliki bukti bahwa penilaian atasan kepada bawahannya, termasuk kamu, terlalu bias dan subjektif.
Untuk kamu yang merasa bahwa efek halo ini terlalu negatif pengaruhnya untuk kamu dan ingin berpindah tempat kerja, kamu bisa mulai mencari loker mulai dari sekarang. Bagaimanapun, kesehatan mental juga berharga dan tempat kerja yang baik tidak akan membuat karyawannya merasa dibedakan secara penilaian kinerja.
Nah, untuk mencari loker teraman dan terpercaya, kamu bisa menggunakan aplikasi KitaLulus. Platform pencarian kerja ini menggunakan tim berpengalaman serta sistem berteknologi canggih untuk melakukan verifikasi perusahaan yang ingin memasang loker di KitaLulus. Jadi, loker tipu-tipu tidak akan ada di aplikasi KitaLulus.
Segera instal aplikasi KitaLulus di PlayStore lalu lakukan registrasi. Dengan bergabung di aplikasi KitaLulus, kamu akan mendapatkan notifikasi tentang berbagai loker urgent yang sedang membutuhkan karyawan secepatnya.
Baca Juga: 9 Tanda People Pleaser dan Dampaknya, Apa Kamu Termasuk?