Pengangguran friksional— Setelah sebelumnya kita mengetahui tentang pengangguran struktural, kali ini kita akan membahas tentang jenis pengangguran lainnya, yaitu pengangguran friksional.
Pengangguran friksional adalah jenis pengangguran yang juga digolongkan menurut penyebabnya. Pengangguran jenis ini menjadi pengangguran paling normal dan banyak terjadi di sekitar kita, atau bahkan sedang kamu alami.
Seperti apa contohnya? Dan apa saja penyebabnya? Bagaimana cara mengatasi pengangguran friksional ini?
KitaLulus sudah merangkumkan informasi tentang pengangguran friksional yang bisa kamu pelajari lebih dalam. Dengan membaca artikel ini hingga akhir, kamu akan tahu apa sih pengangguran friksional itu, apa saja penyebab dan contohnya, dan seperti apa mengurangi jenis pengangguran ini. Selamat membaca!
Apa Itu Pengangguran Friksional?
Jika kita melihat dari KBBI, pengangguran friksional adalah jenis pengangguran yang disebabkan karena waktu tunggu pelamar mendapatkan pekerjaan. Bisa dari lulusan baru yang sedang mencari pekerjaan pertamanya atau karyawan yang baru mengajukan pengunduran diri lalu mencari pekerjaan baru.
Jenis pengangguran ini paling umum kita temukan di lingkungan masyarakat wilayah mana pun. Tidak ada faktor khusus seperti halnya pengangguran struktural yang lebih mengarah pada faktor keadaan ekonomi suatu perusahaan atau negara. Namun, hal ini juga nantinya bisa saling silang sebab dan akibat dengan penyebab pengangguran lain lho.
BACA JUGA: 5 Cara Mencari Pekerjaan Bagi Lulusan Baru dengan Mudah dan Cepat
Penyebab Pengangguran Friksional dan Contoh
Pengangguran friksional bisa disebabkan oleh kurangnya informasi lowongan kerja, proses rekrutmen yang berlangsung begitu lama, hingga faktor keluarga yang tidak membebaskan pilihan anak dalam mencari kerja.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimak penyebab pengangguran friksional berikut ini. Akan dijelaskan juga contoh singkat sehingga kamu lebih memahaminya.
1. Kurang Informasi Lowongan Kerja
Penyebab pengangguran friksional yang pertama adalah kurang informasi lowongan kerja. Sebenarnya, penyebab ini tidak lagi menjadi masalah lagi untuk sekarang. Terlebih dengan berkembangnya zaman dan teknologi sehingga mudah mengakses informasi.
Namun, tanpa kita ketahui, masih banyak lho yang belum mendapatkan akses informasi semudah yang lain. Pada umumnya, ini menimpa masyarakat yang ada di pelosok atau pedalaman yang memang kurang luas dan mudah dalam jaringan internet hingga media informasi lainnya.
Contoh:
Seorang lulusan baru dari universitas di kota besar lalu mencoba kembali ke tempat asalnya di wilayah yang masih terpencil. Ia mencoba untuk mencari kerja di sana saja supaya tidak lagi jauh dari orang tua. Namun, wilayah yang kecil dan tidak mudahnya akses internet membuatnya kesulitan mencari kerja karena terbatasnya informasi.
2. Proses Rekrutmen yang Lama
Sebuah perusahaan yang memiliki tatanan proses rekrutmen yang tidak fleksibel juga menjadi penyebab pengangguran friksional, lho. Pada umumnya, dua minggu adalah waktu yang ideal karena harus melalui banyak tahap dalam proses rekrutmen. Namun, waktu ini akan membuat pelamar terlalu lama menunggu.
Contoh:
Herawati mengincar suatu perusahaan untuk menjadi tempatnya berkarir. Ia sudah lolos di tahap administrasi dan interview. Setelah interview, ia diberitahu bahwa informasi lolos atau tidak akan diberitahu dua pekan setelah wawancara.
Namun, selama dua minggu itu dia ternyata mendapatkan tawaran dari beberapa perusahaan. Karena sudah menetapkan perusahaan awal menjadi incaran, Hera menolak tawaran yang masuk. Ternyata, dua pekan kemudian perusahaan awal tidak menerima Hera. Akhirnya, Hera harus melalui masa mencari kerja sehingga masa menganggurnya lebih lama.
3. Masih Ingin Bersantai Pasca Lulus Kuliah
Penyebab pengangguran friksional berikutnya adalah seseorang tidak memiliki urgensi untuk mendapatkan pekerjaan. Ini bisa didukung oleh faktor keluarga yang memang memiliki kemampuan finansial yang baik sekaligus tidak memiliki ambisi untuk meraih karir impian.
Contoh:
Mahira mendaftar di jurusan sekarang karena paksaan orang tua. Selama berkuliah dia tidak memiliki ketertarikan apa pun dalam berbagai bidang, baik yang berkaitan dengan jurusan atau unit kegiatan mahasiswa lainnya.
Akhirnya, setelah lulus, Mahira memutuskan untuk rehat sejenak. Namun, karena tidak ada desakan dari orang tua untuk bekerja serta tidak ada target karir dalam dirinya, waktu rehatnya menjadi berkepanjangan.
4. Menargetkan Pekerjaan Impian
Mirip dengan penyebab pengangguran friksional yang kedua, tetapi penyebab kali ini murni dari jobseeker.
Kamu tentu saja memiliki perusahaan impian yang sudah ditarget sejak dahulu, bukan? Nah, target ini bisa menjadi penyebab pengangguran friksional jika tidak dibarengi dengan kemampuan, usaha, hingga kesadaran diri yang baik.
Contoh:
Si B sudah lama mengincar perusahaan multinasional di Jakarta. Namun, perusahaan itu tidak sering melakukan proses rekrutmen. Dalam setahun, terkadang hanya sekali membuka lowongan kerja. Karena si B lulus di awal tahun dan perusahaan membuka open rekrutmen akhir tahun, masa menganggurnya akan lama.
5. Trauma dengan Kondisi Kantor Sebelumnya
Tidak hanya berlaku untuk lulusan baru, penyebab pengangguran friksional juga terjadi bisa karena jobseeker yang baru mengajukan pengunduran diri, lho. Penyebab resign tentu banyak, salah satunya adalah kondisi perusahaan yang terbilang kurang sehat untuk karyawannya.
Contoh:
Inya mengundurkan diri dari kantor lama karena dia mengalami diskriminasi. Segala ide project-nya tidak pernah di-approve tetapi justru dipakai dan dilimpahkan ke karyawan lain.
Dikarenakan apresiasi yang kurang dan selalu dipandang sebelah mata, Inya akhirnya memutuskan resign. Setelah resign, Inya tidak langsung mencari kerja pengganti karena dia merasa takut menemukan kantor serupa.
6. Faktor Keluarga
Apakah kamu menjadi salah satu orang yang memiliki orang tua yang harus selalu dituruti? Tidak sedikit jobseeker yang selalu didikte orang tuanya dalam memilih karir. Hal ini bisa disebabkan oleh latar belakang keluarga.
Contoh:
Tita tumbuh di keluarga yang seluruhnya adalah pegawai negeri sipil. Sudah sejak kecil orang tuanya mengharuskan Tita juga mengikuti jejak serupa.
Namun, karena Tita tidak memiliki minat, setiap ada ujian CPNS, Tita tidak bersungguh-sungguh dalam belajar sehingga tidak lolos. Akhirnya Tita mengalami masa menganggur yang panjang karena dia juga dilarang bekerja di bidang karir lain selain PNS.
7. Terkena PHK dan Belum Mendapatkan Ganti
Penyebab pengangguran friksional yang terakhir berkaitan dengan penyebab pengangguran struktural.
Pada umumnya, PHK terjadi karena perusahaan mengalami kerugian besar atau bahkan kepailitan. PHK tidak selalu diberitahukan dalam kurun waktu jauh sebelum pemutusan hubungan kerja tersebut. Oleh karena itu, sering kali gelombang pengangguran meningkat karena hal ini.
Contoh:
Perusahaan C harus melakukan merger karena hampir bangkrut. Akhirnya, dengan alasan mengurangi biaya karyawan, perusahaan tersebut banyak melakukan PHK ke lebih dari 60% karyawan. Jumlah yang tidak sedikit dengan waktu PHK yang mendadak tentu saja membuat karyawan-karyawan tersebut belum siap dan belum mendapatkan kerja ganti.
BACA JUGA: Pengertian Fresh Graduate, Keunggulan, dan Tipsnya
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Ada beberapa cara mengatasi pengangguran friksional sehingga bisa berkurang. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu pelajari.
- Mencari informasi lowongan kerja sebanyak mungkin, bisa melalui aplikasi-aplikasi penyedia lowongan kerja seperti KitaLulus.
- Meningkatkan kemampuan untuk mendapatkan karir impian.
- Pihak perusahaan bisa melakukan pembaruan proses rekrutmen sehingga tidak terlalu lama memberikan waktu tunggu kepada pelamar.
- Melakukan inovasi untuk membuka usaha sendiri.
- Berani berdiskusi dengan orang tua dengan memberikan alasan valid bahwa kamu bisa sukses dengan cara sendiri.
- Menanamkan ke diri sendiri bahwa tidak semua perusahaan memiliki lingkungan yang tidak baik dan kamu bisa menemukan perusahaan yang cocok untuk kamu.
Jadi, siap untuk lepas dari pengangguran friksional? Jika iya, kamu bisa menginstal aplikasi KitaLulus di smartphone kamu. Unduh aplikasi KitaLulus di Playstore lalu lakukan pendaftaran akun hanya dengan masuk ke akun Google kamu yang masih aktif.
Ada banyak informasi lowongan kerja yang bisa kamu dapatkan secara cuma-cuma alias gratis, lho. Cara melamarnya juga mudah. Kamu hanya perlu mencari lowongan yang sesuai dengan passion kamu di bagian kolom pencarian paling atas, lalu pilih posisi yang ingin kamu lamar.
Tidak hanya itu, aplikasi KitaLulus juga memiliki fitur Komunitas. Di sana kamu bisa saling berbagi informasi dengan anggota komunitas dan berkenalan dengan mereka. Jadi, bisa menambah wawasan baru serta memperluas networking kan?
Tunggu apalagi, yuk segera instal aplikasi KitaLulus sebagai media pencari kerja untuk membuatmu #LebihMudah mendapatkan karir impian!