Pembahasan tentang quiet quitting masih ramai di dunia maya dan kini muncul istilah tandingannya, yaitu quiet firing. Keduanya sama-sama menjadi hal yang menarik untuk dibahas dan dicari solusinya untuk mewujudkan lingkungan kerja yang nyaman.
Jika artikel KitaLulus tentang quiet quitting sebelumnya terasa relate untuk kamu, artikel tentang quiet firing ini bisa jadi juga sama. Sebab, quiet firing yang dilakukan oleh atasan akan dapat dirasakan langsung oleh karyawan.
Untuk lebih jelasnya, simak bagaimana fenomena ini bisa terjadi dan apa saja tandanya dalam artikel berikut.
Apa Itu Quiet Firing?
Sama seperti saat quiet quitting ramai dibahas, reaksi dominan terhadap fenomena quiet firing juga dilakukan oleh karyawan. Hal ini dibuktikan dengan unggahan polling yang dilakukan oleh LinkedIn News pada bulan lalu.
Terdapat 20.084 respons yang didapatkan dalam survei tersebut. Sekitar 35% dari total responden pernah mengalaminya dan 48% pernah melihat fenomena tersebut. Jumlah yang terbilang tinggi, bukan?
Pengertian quiet firing adalah sebuah tindakan dari atasan dalam memperlakukan karyawan dengan tidak sesuai.
Ketidaksesuaian ini bukan dalam penjelasan secara terang-terangan, tetapi melakukan silent treatment tanpa memberikan feedback, remunerasi sesuai tugas yang dihasilkan oleh karyawan, bahkan tanpa memberikan kesempatan promosi selama rentang kerja bertahun-tahun mereka.
Tindakan-tindakan itu dimaksudkan supaya karyawan menyadari bahwa sebenarnya atasan atau bahkan perusahaan untuk lebih ekstremnya, tidak lagi menginginkan mereka di sana. Jadi, karyawan diharapkan bisa mengajukan pengunduran diri.
Dengan kata lain, quiet firing adalah sama dengan memberhentikan paksa karyawan tapi cara halus.
Tanda Kamu Mengalami Quiet Firing
Setiap perlakuan yang kamu terima, kamu bisa merasakannya karena memiliki pattern yang jelas. Ini berlaku juga pada perlakukan quiet firing. Berikut tanda kamu mengalami quiet firing di perusahaan tempat kamu bekerja.
- Tidak lagi mendapatkan feedback yang membangun atas kinerja kamu dari atasan.
- Beban kerja semakin bertumpuk dan tidak masuk akal karena sebenarnya di luar jobdesk kamu.
- Tidak adanya kesempatan untuk berkomunikasi secara one on one dengan atasan seperti sebelumnya.
- Kesempatan yang seharusnya kamu dapatkan untuk mengerjakan suatu tugas karena sesuai dengan ranah kerja kamu justru diberikan kepada orang lain.
- Tidak ada kenaikan gaji atau bahkan promosi padahal performa kerja tidak menurun dan sudah bekerja selama bertahun-tahun.
Baca juga: 8 Contoh Surat Pengunduran Diri Karyawan dan Formatnya
Solusi Menghentikan Quiet Firing
Quiet firing adalah tindakan yang memang sangat mungkin dilakukan oleh atasan. Entah itu dikarenakan atasan lebih menyukai orang lain dibanding kamu sehingga memaksamu untuk keluar secara halus.
Atau karena kinerjamu tidak berubah lebih baik padahal atasan sudah mencoba memberi masukan.
Namun meski begitu, akan lebih baik jika seorang atasan juga melakukan refleksi diri. Sebab, dibanding melakukan silent treatment kepada karyawan yang dia rasa memiliki performa kerja kurang, lebih baik untuk mengkomunikasikannya.
Bagaimanapun, untuk menjadi seorang pemimpin di perusahaan, baik tim leader, ketua divisi, manajer, hingga pimpinan di C-level, setidaknya harus memiliki 2 kemampuan, yaitu komunikasi yang baik dan leadership. Dengan dua hal tersebut, fenomena quiet firing dapat dihindari.
Komunikasi yang baik akan menghasilkan dialog yang baik. Saat terjadi masalah yang sulit diungkapkan, pengertian dan naluri penyelesaian yang baik dari seorang leader akan menghasilkan win win solution bagi keduanya.
Bersikap diam ketika tidak menyukai sebuah performa kerja seseorang hanya akan membuang waktu saja.
Baca juga: Contoh Surat Resign Bahasa Inggris yang Baik + Do’s & Don’ts
Apa yang Dilakukan Ketika Mengalami Quiet Firing?
Entah seorang atasan sengaja melakukan quiet firing ataupun karena bingung bagaimana menginformasikannya kepada karyawan, tetapi tindakan ini akan mengganggu hasil kerja seorang karyawan.
Masih dari unggahan LinkedIn News, terdapat pengguna yang memberikan komentar tentang pengalamannya.
Dikatakan bahwa dia pernah mengalami hal tersebut. Sebelumnya dia tidak tahu tentang fenomena quiet firing dan mengira dia melakukan kesalahan serta tidak bekerja dengan benar. Padahal, dia telah memberikan usaha terbaik dalam bekerja, tetapi sama sekali tidak diberi apresiasi.
Jika kamu mengalami hal tersebut, beberapa tips berikut mungkin bisa menjadi pertimbangan kamu.
- Buktikan kepada atasan bahwa performa kerja kamu tetap baik dengan melakukan self record tentang KPI yang telah kamu selesaikan.
- Buat janji dengan atasan untuk melakukan komunikasi dan berdiskusi tentang apa yang kamu rasakan.
- Jika atasan mengabaikan keinginan kamu untuk melakukan komunikasi, lakukan dengan HR atau manajer sesuai divisi kerja kamu.
Saat ketiga hal tersebut sudah kamu lakukan tetapi quiet firing tetap kamu rasakan dan kamu sudah kewalahan menghadapinya, maka solusinya adalah mengundurkan diri atau resign. Namun, strategi yang baik juga harus kamu lakukan.
Apabila perusahaan tempat kamu bekerja memberlakukan one month notice untuk sebuah pengunduran diri, kamu dapat mencari peluang baru selama sebulan menunggu approval resign tersebut.
Jika bisa langsung keluar ketika resign, selama pertimbangan akan keluar atau tidak, kamu juga dapat melamar di beberapa perusahaan dengan posisi yang kamu inginkan.
Bagaimanapun, bila lingkungan kerja tidak menghargai bagaimana kamu bekerja, diri kamu sendiri harus melakukannya.
Mungkin mengundurkan diri karena mengalami quiet firing akan membuat perusahaan terbebas dari memberikan pesangon karena kamu keluar bukan karena PHK, namun setidaknya kamu merasa lega karena terbebas dari beban yang sebenarnya kamu tidak harus merasakannya.
Baca juga: Sebelum Putuskan Resign, Coba 17 Cara Menghadapi Atasan Toxic Berikut Ini
Itulah penjelasan tentang fenomena quiet firing. Bagi kamu yang sedang mengalaminya dan ingin segera berpindah tempat kerja, kamu bisa memulai untuk “menyebar” CV dan surat lamaran ke lowongan kerja yang sesuai kualifikasi. Banyak media yang bisa digunakan, salah satunya adalah aplikasi KitaLulus.
Kamu bisa mengunduh aplikasi KitaLulus melalui PlayStore lalu sign up hanya dengan masuk ke akun Google kamu yang aktif. Ada puluhan ribu informasi lowongan kerja yang bisa kamu akses dengan mudah dan tanpa biaya.
Perusahaan yang terdaftar juga terpercaya karena sudah terverifikasi oleh Tim KitaLulus. Jadi, tidak akan ada perusahaan bodong yang melakukan penipuan kepada jobseeker.
Segera daftarkan diri kamu di aplikasi KitaLulus untuk mendapatkan peluang karir sesuai impian. Dengan KitaLulus, pengalaman mencari kerja jadi #LebihMudah!