Ketika melamar kerja, umumnya perusahaan akan meminta kandidat untuk mengirimkan beberapa berkas. Namun, faktanya masih banyak yang belum tahu seperti apa urutan berkas lamaran kerja yang benar. Padahal, ini bisa memengaruhi hasil diterima atau tidaknya kamu di tahap administrasi.
Agar hal tersebut tidak terjadi, kamu wajib menyimak artikel berikut karena artikel ini akan menjelaskan urutan menyusun berkas lamaran kerja via pos maupun via email.
Ketahui apa dokumen yang harus ditaruh di atas karena termasuk dokumen penting dan yang ditaruh di bawah sebagai pengecekan terakhir.
Urutan Berkas Lamaran Kerja
Tahukah kamu kenapa HRD mensyaratkan kamu untuk melampirkan banyak berkas dalam proses melamar kerja?
Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara menyeluruh tentang kandidat. Pihak perusahaan juga ingin memastikan bahwa kandidat yang melamar di sana bersih dari perkara hukum sehingga tidak membahayakan perusahaan.
Nah, berikut merupakan urutan berkas lamaran kerja via pos. Setelah kamu urutkan bisa dimasukkan ke amplop lamaran kerja dengan rapi.
1. Surat Lamaran Kerja
Surat lamaran kerja merupakan salah satu berkas wajib ketika melamar suatu pekerjaan. Berkas ini harus kamu taruh di paling atas untuk memudahkan HRD membaca rangkuman singkat mengenai posisi apa yang dilamar sekaligus identitasmu.
2. Daftar Riwayat Hidup (CV)
Urutan berkas lamaran kerja yang benar berikutnya adalah CV atau daftar riwayat hidup. Berkas ini berisi pengalaman kerja, skill apa yang kamu kuasai, hingga pencapaian yang pernah kamu raih.
CV harus dibuat semenarik mungkin karena ini akan menjadi salah satu penentu kamu lolos ke tahap berikutnya atau tidak. Jika CV kamu menarik, lengkap, dan relevan dengan posisi yang dilamar, maka besar kemungkinan kamu akan lolos.
Untungnya, sekarang membuat CV jadi lebih mudah dengan fitur CV builder dari KitaLulus. Tersedia fitur AI yang bisa membantu kamu mengisi deskripsi pengalaman kerja, pilihan template CV ATS friendly, serta bisa diunduh versi PDF.
<<button>>
3. Ijazah dan Transkrip Nilai
Selanjutnya ada ijazah dan transkrip nilai. Berkas ini dilampirkan sebagai pembuktian bahwa latar pendidikan yang kamu cantumkan di CV memang benar adanya.
Selain itu, ada beberapa perusahaan yang lebih mengutamakan kandidat berasal dari perguruan tinggi dengan akreditasi tertentu.
4. KTP dan KK
Di bawah ijazah dan transkrip nilai, kamu bisa melampirkan KTP dan KK jika diminta. Biasanya, pihak perusahaan hanya meminta salah satu. Namun, jika keduanya harus dilampirkan, pastikan KTP ada di atas KK.
Jika kamu tidak diminta melampirkan KTP dan KK, maka kamu bisa skip bagian ini.
5. Pas Foto Terbaru
Di urutan berikutnya ada pas foto terbaru. Ini menjadi penanda bahwa kamu merupakan kandidat asli yang akan melamar posisi tersebut. Beberapa pelamar ada juga yang menaruh pas foto terbaru di paling atas guna menghindari hilang karena ukurannya yang kecil.
Baca juga: Panduan Foto Lamaran Kerja Profesional: Ukuran, Kriteria, Tips, & Hal yang Perlu Dihindari
6. Sertifikat
Urutan berkas lamaran kerja yang benar selanjutnya ialah sertifikat. Sertifikat yang dimaksud bisa sertifikat kemampuan berbahasa asing, sertifikat keterampilan, ataupun sertifikat penghargaan dalam pencapaian kerja yang relevan dengan posisi yang dilamar.
7. Portofolio
Portofolio adalah berkas yang akan jadi pertimbangan rekruter dalam penilaian. Pasalnya, melalui berkas ini perekrut dapat mengetahui hasil kerjamu sebelumnya.
Ketika membuat portofolio, akan lebih baik jika kamu mengemasnya secara kreatif agar menarik perhatian.
8. Surat Keterangan Pernah Bekerja
Bila kamu pernah bekerja, maka sertakan bukti bahwa kamu pernah bekerja di perusahaan sebelumnya. Berkas ini bisa kamu dapat dengan meminta dari perusahaan sebelumnya.
Di surat ini juga biasanya tercantum penjelasan bagaimana sikap dan kinerja kamu selama bekerja di perusahaan tersebut sehingga bisa dijadikan pertimbangan oleh HRD apakah kamu layak diterima atau tidak.
9. SKCK
SKCK atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian menjadi dokumen kesembilan di urutan berkas melamar kerja via pos. Berkas ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak mempekerjakan pegawai yang pernah memiliki catatan kriminal.
Meski begitu, tidak semua perusahaan meminta pelamar untuk melampirkan SKCK, jadi dokumen ini bersifat tidak wajib.
Sebagai informasi, SKCK hanya bisa dikeluarkan oleh pihak kepolisian. Pahami cara membuat SKCK sesuai aturan.
10. Surat Keterangan Sehat
Dokumen yang terakhir adalah surat keterangan sehat. Pahami dengan baik surat keterangan sehat seperti apa yang disyaratkan perusahaan, karena bisa berupa keterangan sehat fisik biasa atau pengecekan kesehatan secara menyeluruh, termasuk penyakit kronis yang diderita.
Baca Juga: 15 Contoh Surat Lamaran Kerja Bahasa Inggris Simple & Baik
Urutan Berkas Lamaran Kerja via Email
Urutan menyusun berkas lamaran kerja di atas sebenarnya juga berlaku pada dokumen yang dikirim via email.
Hanya saja, kamu harus menjadikan berkas-berkas di atas dalam bentuk soft file. Caranya, kamu bisa scan seluruh berkas yang diminta. Kemudian dengan urutan yang sama seperti di atas, jadikan dalam satu file PDF. Barulah berkas lamaran kamu siap dikirim via email.
Baca Juga: 10 Cara Melamar Kerja Lewat Email yang Benar & Contohnya
Tips Melamar Kerja
Sudah paham tentang urutan berkas melamar kerja yang benar, kini KitaLulus akan menjelaskan bagaimana tips melamar kerja yang efektif. Dengan begitu, kamu bisa berpeluang lebih tinggi untuk diterima.
1. Melamar Kerja sesuai Kualifikasi
Lamarlah loker sebanyak mungkin supaya peluang diterimanya semakin tinggi. Ups, saran tersebut tidak bisa kamu telan mentah-mentah, ya. Loker yang kamu lamar memang harus sebanyak mungkin, tapi sesuaikan juga dengan kualifikasi diri kamu.
Jangan melamar kerja sebagai senior manager keuangan padahal kamu masih fresh graduate dengan pengalaman kurang dari satu tahun. Jika begitu, kamu fix langsung ditolak.
2. Cantumkan Data sesuai Fakta
Jangan pernah berbohong saat melamar kerja, terlebih di CV dan portofolio. Hal ini karena HRD bisa saja melakukan data cross check dengan menghubungi perusahaan sebelumnya untuk membuktikan informasi yang sebenarnya.
Data di CV dan portofolio saja tidak boleh direkayasa, apalagi ijazah, surat keterangan sehat, hingga SKCK. Jika kamu melakukan kebohongan di berkas-berkas itu, bisa diperkarakan ke jalur hukum, lho.
3. Membuat Portofolio yang Kreatif
Buatlah portofolio sekreatif mungkin. Jelaskan dengan detail apa saja tugas yang kamu kerjakan dan apa pencapaiannya di sana. Detailkan sehingga HRD dan user tahu bahwa kamu adalah kandidat terkuat untuk lolos ke tahap seleksi berikutnya.
4. Kirim Lamaran saat Jam Kerja
Tips melamar kerja yang keempat ini sebenarnya bukan hal yang wajib dilakukan, tetapi ini terkait dengan etika. Mengirim lamaran di luar jam kantor dipandang tidak sopan karena bisa saja notifikasi email akan mengganggu HRD.
5. Branding Diri Kamu di Media Sosial
Mengirim lamaran untuk mendapatkan pekerjaan? Sudah biasa. Bagaimana jika kita membuka kesempatan dengan membuat loker menghampiri kamu? Apakah bisa? Tentu saja bisa!
Caranya adalah kamu mulai melakukan branding diri di media sosial secara profesional. Media sosial yang digunakan bisa di LinkedIn, Instagram, Twitter, YouTube, hingga TikTok.
Share pengalaman kerja, pengetahuan, hingga skill kamu supaya recruiter tahu bahwa kamu menguasai hal-hal yang dibutuhkan oleh perusahaan mereka dan menawarimu untuk pekerjaan tersebut.
Baca Juga: Cara Membuat Portofolio Lamaran Kerja yang Menarik Beserta Contohnya
Nah, itulah urutan berkas melamar kerja via email ataupun pos yang perlu kamu ketahui. Pastikan seluruh berkas sudah sesuai dengan syarat dari perusahaan, ya.
Simak artikel tips dan trik melamar kerja lainnya di KitaLulus! Akan dijelaskan dengan lengkap bagaimana cara membuat surat lamaran, menyusun CV untuk fresh graduate hingga berpengalaman, hingga tips supaya lancar ketika ditanya pertanyaan menjebak oleh HRD.
Kamu juga bisa mengunduh aplikasi KitaLulus di Play Store atau App Store untuk mendapatkan rekomendasi loker sesuai kualifikasimu. Kamu juga bisa melamar kerja dengan mudah di mana pun dan kapan pun kamu mau.